Tahapan Penelitian Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan
75 disediakan pada Demeter Project memiliki resolusi spasial mengguna kan sistem
grid berukuran 1,5° x 1,5° atau sekitar 166,8 km x 166,8 km dengan cakupan area glob al. Secara temporal tersedia selama 32 tahun 1979-2011 dalam kajian ini
data yang digunakan hanya 10 tahun 2001-2010 dengan interval 6 jam, yaitu : Pukul 00:00, 06:00, 12:00, dan 18:00.
Pengolahan data rata-rata tinggi gelombang signifikan diawali dengan mengekstrak data berformat netcdf .nc dengan menggunakan ODV Ocean
Data View menjadi data berformat teks .txt pada area yang berkoordinat batas 0,5
o
LS – 12,5
o
LS dan 101,5
o
BT – 118,5
o
1. Pemilihan periode waktu dan pemilahan domain data kedalam domain lokasi di
ke lima lokasi. BT. Untuk keperluan informasi yang
lebih detail sebagai masukan dalam sel di pantai maka dilakukan interpolasi hingga ukuran spasial grid menjadi 1 km x 1 km. Selanjutnya data dengan interval
6 jam-an tersebut dirata-ratakan tiap tahun dan hasilnya berupa rata-rata tinggi gelombang signifikan per tahun dan dicari yang posisinya terdekat dengan posisi
sel yang ada di pantai setiap tahunnya selama 10 tahun 2001-2010. Tahapan proses pengolahan data yang digunakan sebagai berikut:
2. Data spasial dari masing-masing domain lokasi setiap 6 jam dilakukan proses
analisis spasial dengan menggunakan metode Optimal Interpolation OI. dengan luaran yang memiliki resolusi spasial sebesar 1 km x 1 km.
3. Pemilihan dan pemilahan data grid dari hasil OI yang terdekat dengan sel-sel
dari tiap lokasi 4.
Perhitungan data rata-rata tahunan annual mean dari grid-grid yang telah terpilih.
5. Identifikasi dan relasi ke dalam sel pada spatial database.
B Sensitivity Kepekaan
1 Geomorfologi
Komponen geomorfologi merupakan salah satu variabel yang perlu dikaji dalam penentuan indeks kerentanan pulau. Geomorfologi adalah ilmu yang
mempelajari mengenai bentang alam landscape, meliputi sifat dan karakteristik
dari bentuk morfologi, klasifikasi dan pembedanya serta proses yang berpengaruh terhadap pembentukan morfologi tersebut. Data yang digunakan untuk
mengidentifikasi kelas geomorfologi dapat diperoleh dari Rupa Bumi Indonesia RBI BAKOSURTANAL. Jenis data Rupa Bumi Indonesia yang digunakan
adalah data land used dengan parameter yang diperoleh adalah air tawar, hutan rawa, belukar semak, rawa, pemukiman, empang, tegalan dan sawah irigasi.
Parameter-parameter tersebut kemudian dikelaskan berdasarkan kelas indikator yang dikemukakan oleh Gornitz 1997. Kelompok-kelompok jenis tutupan lahan
tersebut sebagai berikut: 1.
Daratan aluvial, meliputi : empang, penggaraman, sawah irigasi, sawah tadah hujan, tegalan ladang.
2. Rawa payau, meliputi : belukar semak dan rawa.
3. Hutan bakau, meliputi : hutan rawa.
4. Bangunan pantai, meliputi : gedung dan pemukiman.
5. Estuari, lagun dan delta, meliputi : air tawar dan garis pantai.
6. Pantai berpasir, meliputi : pasir pantai dan pasir darat.
Parameter terakhir dari kelas morfologi yaitu pantai bertebing rendah, pantai bertebing sedang dan pantai bertebing tinggi dihitung dengan menggunakan
pendekatan kemiringa n dataran dekat pantai dari data elevasi citra satelit Quick Bird atau Google Earth. Penyusunan data geomorfologi yang diperoleh
dikelompokan ke dalam kelas-kelas dalam modifikasi sistem USGS dari Thieler and Hammar-Klose 2000 Tabe l 6. Data geomorfologi merupakan data kualitatif
sehingga dalam penentuan indeks kerentanan pantai data tersebut perlu diubah menjadi data kuantitatif Sakka and Muzaki 2010.
Tabe l 6 Kelas Geomorfologi
Parameter Kelas
Sangat Rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Geomorfologi Tebing
tinggi Tebing
sedang Tebing
rendah, dataran
aluvial Bangunan,
estuaria, laguna
Struktur bangunan pantai, pantai
berpasir, rawa payau, paparan
lumpur, delta, mangrove, karang