Kondisi Morfolog i Wilaya h

berbeda. Gambaran ini menunjukkan bahwa hampir seluruh penduduk pernah duduk d i bangku SD. Meski pulau-pulau yang dikaji masih ditemuka n penduduk yang buta huruf, namun dalam persentase yang amat kecil. Bahkan penduduk yang buta huruf tersebut berumur rata-rata di atas 35 tahun. Di pulau kajian, meski da lam persentase yang relatif kecil, sudah terdapat penduduk yang mampu menyelesaikan pendidikannya hingga diploma D1 sd D3 dan bahkan hingga sarjana S1. Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, terus menunjukkan peningkatan. Tingginya tingkat partisipasi sekolah dari penduduk, paling tidak disebabkan oleh 2 dua faktor, yaitu : i prasarana dan sarana pendidikan di pulau-pulau sudah terpenuhi, khususnya sekolah dasar ii tingkat aksessibilitas untuk memperoleh pendidikan lanjutan di Maka ssar lebih muda h. Kualitas kesehatan penduduk cukup baik, sebagai akibat tersedianya prasarana dan sarana kesehatan yang relatif memadai di pulau ini. Segala fasilitas kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat public health tersedia secara cukup, misalnya Puskesmas, P uskesmas Pembantu, Pos Pelayanan Terpadu Posyandu, dokter umum, dokter gigi dan bidan perawat. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga cukup baik. Kesadaran tersebut munc ul karena adanya pemberian informasi dan sosialisasi masalah-masalah kesehatan dari tenaga-tenaga kesehatan maupun media massa de ngan intensitas yang cukup. Aktifitas ekonomi pulau-pul au yang dikaji cukup beragam, dalam artian buka n hanya semata- mata didominasi oleh usaha penangkapan, akan tetapi juga berkembang usaha perdagangan, pertukangan dan usaha jasa. Meski demikian, nampak adanya disparitas pendapatan antar kelompok masyarakat. Kelompok ponggawa bagang, nampaknya memiliki tingkat kesejahteraan yang relatif lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lain. Bagi masyarakat pulau, indikator yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sejahtera atau tidak, adalah ukuran dan kualitas rumah yang dipunyai. 127 Rumah yang bagus selalu identik dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi, dan selalu pula identik dengan rumah ponggawa bagang.

Dokumen yang terkait

Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pulau-pulau Kecil (Studi Kasus Kepulauan Tobea Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara)

1 80 228

Kajian pemanfaatan pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (kasus gugus Pulau Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara)

0 11 84

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

0 21 328

Pengembangan wisata bahari dalam pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (Studi kasus Pulau Sebesi Provinsi Lampung)

0 3 18

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

1 26 436

Analisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata bahari pulau hari kecamatan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara

3 18 117

Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pulau pulau Kecil (Studi Kasus Kepulauan Tobea Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara)

0 5 109

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

2 11 159

Model Bioekonomi Pengelolaan Sumberdaya Rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan

1 7 95

Kondisi Terumbu Karang di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 102