Wisata Terestrial Jasa-jasa Lingkungan
Tabe l 1 Potensi Kemampuan, Pemanfaatan Jasa, dan Ancaman pada Ekos istem di Sub-Wilayah Pesisir Pulau-Pulau Kecil
Sub-wilayah Penjelasan
Potensi Kemampuan Jasa Ekosistem
Pemanfaatan Jasa Ekosistem
Ancaman
1 Pantai berpasir
di pantai terbuka, jauh dari muara sungai
estuari tempat bersarang
penyu rekreasi konservasi
perusakan habitat, tambang pasir,
tumpahan minyak 2 Pantai
berbatu terbuka kena ombak
Kaya biodiversitas Rekreasi
Erosi pantai 3 Terumbu
karang di perairan jernih,
perairan dangkal, kedalaman 200 m;
sangat peka kekeruhan, kenaikan suhu,
pencemaran, sedimentasi; Jika
terumbu karang hidup sehat meluas,
pertandabanyak ikan tuna.
sangat produktif, tempat berbiak,
berlindung ikan kerapu, tuna, kakap,
udang, penyu, biota laut lain, rumput laut
Konservasi, pariwisata,
perikanan perlindungan pantai,
pulau- pulau kecil dari gelombang
besar dan kenaikan muka laut
tangkapan ikan berlebih, racun ikan,
pemboman, penambangan karang,
erosi dari penggundulan vegetasi di darat
4 Padang lamun
rumput laut
terdapat di antara terumbu karang dan
mangrove bakau sangat produktif, tmpt
berbiak,tumbuh, berlindung ikan,
udang, kepiting dan biota laut lain,kaya
nutrisi alami sumber makanan,
farmasi, kosmetik, industri biotek, dan
sumber energi biofuel.
Tangkapan ikan berlebih, perusakan karang dan
mangrove, pencemaran minyak, sedimentasi
5 Pantai berlumpur
terdapat di sekitar muara sungai estuari,
delta produktivitas biologis
tinggi, kaya siklus nutrisi.
Konservasi perusakan habitat,
pencemaran minyak. 6 Estuari
Delta pertemuan air tawar
dan laut perairan payau
sangat produktif, kaya nutrisi, berbiak ikan,
udang, kepiting, jalur pelayaran,
akuakultur, perikanan tradisionil
sampah, pencemaran banjir, sedimentasi
7 Mangrove hutan
bakau terdapat di sekitar
muara sungai, tempat berlumpur, bau sulfur,
perangkap debris sampah, kaya nutrisi,
pencegah erosi, pelindung pantai
kaya udang, kepiting, udang; tempat
beberapa mamalia, reptil, burung; produksi
primer sangat tinggi sumber kayu untuk
konstruksi, reklamasi lahan,
akuakultur, pariwisata, industri
biotek dan perlindungan bentuk
pantai tumpahan minyak,
pestisida-pupuk dari pertanian, pembabatan
kayu mangrove, pembukaan tambak
berlebihan
8 Hutan rawa
pasang surut
sepenuhnya mangrove atau didominasi
tumbuhan nipah siklus nutrisi tinggi,
tempat makan ikan, udang, kepiting saat
pasang naik, perangkap sedimen
sumber kayu, rumah tradisional,
reklamasi lahan basah, tempat
akuakultur dan sumber gula atau
bioethanol tumpahan minyak
pestisida-pupuk berlebih dari pertanian,
pembabatan nipah bakau
9 Laguna agak tertutup, sedikit
terbuka, jalan masuk dari laut dapat berubah-
ubah produktivitas ikan,
udang, kepiting, tempat berbiak secara alami
biota laut lain pariwisata, navigasi,
tangkap ikan, budidaya.
pencemaran 10 Pulau-
Pulau Kecil
Terdiri dari gosong karang, pulau karang
muncul, atol, vulkanik; pulau benua; ukuran
luas kurang dari 2 000 km
2
masing-masing pulau dianggap mempunyai
ekosistem unik.
. Jumlah seluruh Indonesia 17 000
ragam pulau-pulau. pariwisata,
pemukiman, stasiun pengamat, pertanian
subsisten, marikultur
sumber bioindustri masa depan,
termasuk biofood biofuel.
air tanah minim, intrusi air laut; limbah;
penduduk padat; Penebangan vegetasi,
pemanasan global, lenyapnya pulau- pulau
kecil akibat kenaikan muka laut 15-19
mmtahun.
Sumbe r : Bass and Dalal-Clayton 1995 in Adrianto 2004
23 Pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dengan pengelolaan
sumberdaya lain umumnya masih didasarkan pada asumsi adanya daya dukung ekosistem untuk menghasilkan produksi dan jasa lingkungan secara terus
menerus, dan kegiatan produksi dapat dikontrol sepenuhnya. Gunderson et al. 1995 menyatakan bahwa simplifikasi lansekap darat dan laut untuk produksi
sumberdaya tertentu dalam jangka pendek memang dapat menyuplai kebutuhan pasar, tetapi dengan pengorbanan penurunan diversitas umumnya pengelola
sumberdaya berupaya untuk mengontrol proses perubahan pada lansekap tersebut untuk menstabilisasi output dari ekosistem dan mempertahankan pola konsumsi
manusia Holling and Meffe 1996.
2.7 Kerentanan Pulau-Pulau Kecil PPK 2.7.1 Konsep dan Definisi Ke rentanan
Kerentanan didefinisikan sebagai karakteristik spesifik atau kondisi yang akan meningkatkan kemungkinan bencana yang akan mengakibatkan kerusakan,
kerugian dan kehilangan. Tingkat kerentanan bervariasi tergantung dari karakteristik exposure, seperti tingkat desain, material konstruksi, demografi,
lokasi geografis, dan sebagainya Noson 2000. Seluruh ekosistem terus mengalami perubahan gradual berupa perubahan
iklim, masukan nutrien, fragmentasi habitat atau eksploitasi biotik. Selama ini diasumsikan bahwa alam merespon perubahan gradual tersebut juga secara
perlahan. Perubahan drastis dapat merubah ke keadaan yang sangat berbeda yang dapat menghambat proses perubahan alam yang perlahan tersebut sehingga
menimbulka n ko nsekuensi sosial dan ekonomi yang besar. Peruba han dari satu keadaan ke keadaan lainnya merupakan salah satu karakteristik dari sistem adaptif
yang kompleks. Teori sistem kompleks Holland 1995 menyatakan bahwa alam berada dalam keadaan tetap atau mendekati keadaan seimbang, dimana perspektif
ini mendominasi ilmu dan kebijakan pengelolaan sumberdaya alam yang digunakan selama ini Gunderson et al. 1995.
Pendefinisian Kerentanan muncul dengan asumsi 1 bahwa di alam, kondisi-kondisi bahaya da n be ncana merupaka n “kondisi luar“ da n tidak