Daya Dukung Wisata Analisis Daya D ukung denga n Metode Ecological Footprint Analysis
menunjang kehidupan manusia dan faktor kelima yaitu ketersediaan dan daya dukung spasial meliput i ukuran lahan beserta da ya dukungny a. Hasil variabel
yang dibuat partisipa n ke mudian diko mbinasika n oleh selur uh stakeholders untuk memperoleh bentuk ske nario ya ng dimungkinkan terjadi, yang meliputi skenario
sangat optimis, optimis, perlu biaya dan skenario pesimis. Hasil skenario yang dibuat oleh stakeholders dapat dilihat pada Tabel 45.
Tabe l 45. Analisis Skenario Stakeholders
Skenario Urutan Faktor
Responden JUM LAH
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Sangat Optimis 1A,2A,3A,4AB,
5A,6AB 1
2 2
2 4
4 5
4 4
4 32
Optimis 1AB,2AB,3AB,
4AB,5AB,6AC 4
3 3
2 4
3 2
4 3
3 31
Optimis, Perlu Biaya
1AB,2BC,3BC, 4 BC,5BC,6BC
3 4
4 5
2 2
3 1
2 3
29 Pesimis
1B,2C,3C,4CD, 5C,6CD
2 1
1 1
1 1
1 8
Jumlah 10
10 10
10 10
10 10
10 10
10 100
Keterangan : 1,2 responden dari Coremap II Kabupaten Pangkep, 3 dan 4 responden dari
MCRMP, 5,6 responden dari KKP Kabupaten KKP Provinsi Sulawesi Selatan, 7,8 responden dari Bapeda Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan Bapeda
Provinsi Sulawesi Selatan, 9,10 tokoh masyarakat kecamatan kelurahan
Hasil analisis responden menunj ukka n skenario sangat optimis memiliki peringkat teratas yaitu sebanyak 32, yaitu dengan kondisi SLR tinggi, ada
kapasitas adaptif, peran pemerintah mendukung dengan implementasi yang efektif, kondisi ekosistem baik serta dibarengi upaya konservasi, jumlah manusia
sedikit atau banyak dengan kualitas yang menunjang, persediaan air tawar melimpah, ke tersediaan lahan luas dan daya dukung yang besar.
Nilai skenario pesimis memiliki nilai yang terendah denga n nilai 8, denga n kondisi SLR tinggi dan tidak terdapat upaya kapasitas adaptif, peran pemerintah
tidak menunjang, kondisi ekosistem rusak dan tidak ada upaya konservasi, jumlah SDM banyak tapi tidak berkualitas, persediaan air tawar terbatas dan tidak
memenuhi standar baku mutu air serta ketersediaan lahan sempit dengan daya dukung terbatas.
175
Berdasarkan analisis stakeholders, kajian pada penelitian ini menggunakan pilihan skenario I pertama yaitu skenario sangat optimis dan skenario II kedua
yaitu skenario op timis. Kajian yang telah diuraikan diatas menunjukkan pulau-pulau kecil di
Kecamatan Liukang Tupabbiring yang memiliki kerentanan tinggi dengan luasan yang terba tas dan tingkat pemanfaatan yang masih memiliki peluang besar,
membutuhkan kegiatan pengelolaan pulau-pulau kecil yang terpadu dan berkelanjutan baik secara ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Suatu kegiatan
dikatakan keberlanjutan, apabila kegiatan pembangunan secara ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat berkelanjutan. Berkelanjutan secara ekonomi
berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital capital maintenance dan
penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologis mengandung arti bahwa kegiatan dimaksud harus dapat mempertahankan
integritas ekos istem, memelihara daya dukung lingkungan dan ko nservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati biodiversity, sehingga
diharapkan pemanfaatan sumberdaya dapat berkelanjutan. Sementara itu, berkelanjutan secara sosial politik mensyaratkan bahwa suatu kegiatan
pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat
dekratisasi, identitas sosial dan pengembangan kelembagaan. Dari sudut pandang ekologi, pengembangan pulau-pulau kecil membutuhkan strategi berupa
keselarasan spasial, pemanfaatan optimal sumberdaya alam, aplikasi bioteknologi yang berwawasan lingkungan, pengendalian pencemaran dan minimasi secara
maksimal dampak-dampak lingkungan yang sifatnya berbalik. Untuk itu diperluka n ske nario pe ngelolaan yang holistik seperti berikut :
1. Terkait dengan kenaikan muka laut, perlu diadakan pemantauan, survei dan
pengumpulan data yang berkaitan dengan perubahan iklim dan kenaikan muka laut.