Analisis Kesesuaian Spas ial be rdas arkan Kerentanan Pulau-Pulau Kecil PPK

166 Tabe l 39 Daya Dukung Air Tawar Pulau-Pulau yang Dikaji Pulau Jumlah Penduduk Jiwa Kebutuhan Air Ta war literorang thn Kebutuhan Air Ta war m3th Ketersediaan Air Ta war literdetik Kekurangan Air Tawar m3thn Ba lang Lo mpo 3.507 210.420 76.803.300 2.158,688 76.801.141,31 Ba lang Caddi 1.640 98.400 35.916.000 962,034 35.915.037,97 Badi 2.651 159.060 58.056.900 651,321 58.056.248,68 Pajenekang 1.473 88.380 32.258.700 374,968 32.258.325,03 Bontosua 1.137 68.220 24.900.300 254,872 24.900.045,13 Sanane 1.326 79.560 29.039.400 350,822 29.039.049,18 Rata-rata 32.121.825 643,433 32.121.230,91 Selanjutnya dari jumlah perkolasi, diperoleh rata-rata air tawar yang dibutuhkan untuk dikonsumsi 32.121.825 m 3 tahunorang, sementara ketersediaan air tawar yang ada hanya 643,433 m 3 tahunorang. Berarti kekurangan air tawar untuk dapat dikonsumsi penduduk rata-rata 32.121.230,91 m 3 tahunorang. Ini menunjukkan semua pulau-pulau kecil yang dikaji kekurangan air tawar. Kekurangan air tawar tersebut menyebabkan banyaknya masyarakat yang dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari masih mengandalkan pembelian air tawar di Kota Makassar. 167 7 MODEL PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL BERBASIS KEREN TANAN DAN DAYA DUKUNG 7.1 Model Penge mbanga n dan Penge lolaa n PPK Berbas is Kerentanan denga n Analisis Multi Kriteria Fakor-faktor kerentanan dari faktor kerentanan lingkungan dan kerentanan ekonomi, dilakukan evaluasi stakeholders, untuk menentukan tingkat kepentingan yang paling berpengaruh terhadap kerentanan pulau-pulau kecil. Hasil analisis stakeholder yang ada, melalui bantuan software Critplus menunjukkan bahwa faktor lingkungan yaitu faktor ekologi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan pulau-pulau kecil yang dikaji Gambar 35. Gambar 35 Keputusan Tingkat Kepentingan Kerentanan Pulau-Pulau Kecil yang Dika ji Hasil analisis menunjukkan bahwa kerentanan pulau-pulau kecil yang dikaji sangat dipengaruhi oleh strategi ekologi dengan nilai kepentingan sebesar 0,135 dibandingkan strategi ekonomi sebesar 0,09. Penilaian komponen-komponen dari kerentanan lingkungan dan kerentanan ekonomi dapat dilihat pada Tabel 40. Tabel 40 menjelaskan bahwa kriteria kerentanan lingkungan dengan variabel keterbukaan memiliki nilai 0,228, variabel kepekaan dengan skor 0,136, dan variabel kapasitas adaptif memiliki nilai 0,278. Selanj utnya untuk ke rentanan ekonomi, hasil skoring untuk keterbukaan sebesar 0,065, nilai variabel kepekaan sebesar 0,12 dan nilai untuk variabel kapasitas adaptif yaitu 0,173. Hasil pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel 40. Hasil pembobotan yang ada menunjukkan nilai pembobotan yang terbesar terdapat pada variabel keterbukaan dengan nilai tertinggi pada komponen sea level rise. Hal ini menunjukkan bahwa komponen sea level rise memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kerentanan pulau-pulau kecil yang dikaji. Namun kerentanan pulau-pulau ini akan semakin menurun jika kondisi ekosistem wilayah pulau baik. Tabel 40 Pembobotan Kerentanan Berdasarkan Analisis MCDM No Faktor Penilaian Skor 1 Kerentanan Lingkungan a. Keterbukaan 1 Sea Level Rise 0,082 2 Pasang Surut 0,075 3 Tinggi Gelombang Signifikan 0,068 b. Kepekaan 1 Geomorfologi 0,063 2 Kemiringan Permukaan Lahan 0,073 c. Kapasitas Adaptif 1 Jenis Terumbu Karang 0,085 2 Jenis Lamun 0,059 3 Persentase Tutupa n Karang 0,083 4 Kepadatan Lamun 0,054 2 Kerentanan Eko nomi a. Keterbukaan Ekonomi 0,065 b. Kepekaan 1 Keterpencilan Ekonomi 0,058 2 Dampak Kenaikan Muka Laut 0,062 c. Kapasitas Adaptif 1 Karakteristik Lahan 0,054 2 Teka nan Penduduk 0,062 3 Degradasi lahan 0,057 Jumlah 1 Sumber : Data Primer 2011 Faktor kerentanan dengan strategi ekologi ini dilanjutkan dengan melihat faktor- faktor kajian yang sangat berpengaruh terhadap kerentanan pulau-pulau kecil yang meliputi ketersediaan air tawar, kerusakan ekosistem, keterbatasan air tawar, degradasi lahan, laju pertumbuhan penduduk, meningkatnya paras muka laut dan faktor lainnya dalam simulasi sistem dengan menggunakan analisis prospektif Gambar 36. Strategi ekologi meliputi kerentanan lingkungan dan strategi ekonomi meliputi kerentanan ekonomi. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kerentanan lingkungan merupakan faktor yang sangat berperan dalam pengelolaan pulau-pulau kecil, khususnya yang membutuhka n 169 pengelolaan yang berke sinambungan. Untuk itu dilakukan implikasi kebijakan berdasarkan faktor kerentanan melalui analisis prospektif.

7.2 Arahan Penge mbangan Pulau-Pulau Kecil Berbas is Kerentanan dan Daya Dukung

7.2.1 Penentuan Variabel Kunci

Pelaksanaan analisis prospektif partisipatif dilakukan melalui temu pakar expert meeting. Temu pakar dihadiri oleh 10 orang partisipan. Dalam pertemuan tersebut, pakar atau partisipan diminta untuk mengidentifikasi variabel kunci yang dianggap paling berpengaruh terhadap k erentanan pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Dari diskusi yang terjadi antar partisipa n, dicapai suatu ko nsens us untuk menggabung dan membuang sejumlah variabel. Pada akhirnya dari proses ini didapatkan 21 variabel. Tabel 41 Variabel Kunci Analisis Prospektif No Variabel Kunci 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Sea Level Rise SLR Kondisi Ekosistem Jumlah dan Kualitas Sumberdaya Manusia Peran Pemerintah Keberadaan Air Tawar Infrastruktur Pertumbuhan Penduduk Ukuran Pulau Angin Kencang Lemahnya pengawasan Abrasi Pemboman Ikan Penggunaan Alat Tangkap Pembangunan Lahan Bantuan Pemerintah Banjir Degradasi Lahan Keterisolasian Pulau Pencemaran Laut Kepunahan Sumberdaya Alam Ketersediaan dan Daya Dukung Lahan Variabel yang terdaftar pada Tabel 41 merupaka n hasil diskus i da n konsens us yang dicapai oleh partisipan. Dalam hal ini belum diketahui varibel yang paling menentukan dalam pengelolaan pulau-pulau kecil berbasis kerentanan

Dokumen yang terkait

Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pulau-pulau Kecil (Studi Kasus Kepulauan Tobea Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara)

1 80 228

Kajian pemanfaatan pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (kasus gugus Pulau Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara)

0 11 84

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

0 21 328

Pengembangan wisata bahari dalam pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (Studi kasus Pulau Sebesi Provinsi Lampung)

0 3 18

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

1 26 436

Analisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata bahari pulau hari kecamatan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara

3 18 117

Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pulau pulau Kecil (Studi Kasus Kepulauan Tobea Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara)

0 5 109

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

2 11 159

Model Bioekonomi Pengelolaan Sumberdaya Rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan

1 7 95

Kondisi Terumbu Karang di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 102