seperti pada Tabel 16 menyebabkan perlu adanya pengelolaan khususnya sampah anorganik yang relatif sulit untuk terdegradasi.
Tabel 16. Jenis sampah di TWA Cimanggu. No
Jenis sampah Persentase
1 Organik
58,9 2
Anorganik 41,1
Sampah plastik 20,9
Sampah Stereofoam 13,6
Bungkus rokok 4,1
Botol minuman 0,2
Kaleng minuman 0,2
Lain-lain 1,1
Prediksi jumlah sampah yang dihasilkan oleh TWA Cimanggu didapatkan dari persamaan regresi y = 0,1278 X
– 24,035 dengan R
2
= 0,99 yang menyatakan hubungan antara jumlah produksi sampah terhadap jumlah pengunjung Gambar
16. Berdasarkan persamaan tersebut maka produksi sampah setiap tahun dapat diprediksi. Berdasarkan hubungan antara jumlah pengunjung dan produksi
sampah dapat dihitung produksi sampah TWA Cimanggu setiap tahunnya seperti pada Gambar 16.
Gambar 16. Hubungan produksi sampah terhadap jumlah pengunjung
Gambar 17. Simulasi produksi sampah di TWA Cimanggu Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 12 tentang presepsi pengunjung
terhadap permasalahan lingkungan di TWA Cimanggu yang menganggap sampah merupakan permasalahan lingkungan utama 63,6 responden setuju dan Tabel
11 tentang presepsi pengunjung mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasaan pengunjung adalah kebersihan area wisata 100 responden
setuju, permasalahan persampah harus menjadi fokus permasalahan utama yang perlu ditangani untuk meningkatkan tingkat kepuasan pengunjung. Berdasarkan
hasil simulasi produksi sampah, pengelola wisata di TWA Cimanggu harus dapat mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah yang baik dan efektif sehingga
jumlah sampah dapat diminimisasi dan sampah yang dihasilkan akibat kegiatan dapat dikelola dengan baik dan efektif agar kondisi lingkungan di area wisata di
TWA Cimanggu kebersihannya tetap terjaga.
b. Potensi Flora dan Stok karbon
Tipe vegetasi yang terdapat di TWA Cimanggu adalah tipe vegetasi hutan pegunungan dataran tinggi. Jenis tegakan yang mendominasi kawasan tersebut
adalah Saninten Castanopsis argentea, Rasamala Altingia exelsa, Kiputri Podocarpus imbricatus, Jamuju podocarpus nerrifolia dan Puspa Schima
walichii. Vegetasi lainnya berupa hutan tanaman yang terdiri dari jenis pohon Rasamala yang ditanam mulai tahun 1937, pinus Pinus mercusii ditanam pada
tahun 1965 dan Kayu putih Eucaliptus sp ditanam pada tahun 1985, 1986 dan 1988. Hutan tanaman ini akan dipertahankan bahkan akan ditambah lagi dengan
pengayaan tanaman oleh jenis-jenis pohon hutan pegunungan.
Ada tiga kawasan vegetasi utama di TWA Cimanggu yaitu kawasan hutan alami, kawasan hutan rasamala dan kawasan hutan kayu putih. Hutan kayu putih
dan hutan
rasamala merupakan
hutan sekunder
dengan kerapatan
6,3 individu ha
-1
, dan hutan rasamala 11 Individu ha
-1
, sedangkan hutan alami memiliki kerapatan 17,3 individu ha
-1
. Masing-masing kerapatan tersebut untuk pohon yang memiliki diameter lebih besar dari 30 cm. Hal tersebut terjadi karena
umur hutan kayu putih baru mencapai 10-20 tahun dan hutan rasamala sudah mencapai 50-60 tahun. Hal itu yang mempengaruh stok karbon pada ketiga hutan
tersebut seperti pada Tabel 17. Tabel.17. Stok karbon hutan kawasan TWA Cimanggu
No Komponen
Stok Karbon Kawasan hutan ton ha
-1
Kayu putih Rasamala
Alami 1.
Understorey
Berat kering 23,8
15,63 12,33
Stok karbon 10,9
7,2 5,7
2
Nekromasa
Berat kering -
- 28,79
Stok karbon -
- 13,24
3
Serasah kasar
Berat kering 24,94
56,28 68,72
Stok Karbon 11,47
25,89 31,61
4
Serasah halus
Berat kering 12,89
14,29 17,87
Stok karbon 5,93
6,58 8,22
5
Pohon
Berat kering 191,1
338,48 662,11
Stok karbon 87,9
155,7 304,6
6
Stok total karbon
Biomassa 252,7
424,7 789,9
Stok Karbon 116,23
195,36 363,32
Stok karbon total di TWA Cimanggu termasuk kategori tinggi yaitu 674,91 ton ha
-1
. IPCC merekomendasikan untuk hutan basah dikawasan Asia memiliki cadangan karbon 138 ton ha
-1
sampai dengan 250 ton ha
-1
dan kawasan TWA Cimanggu memiliki kandungan stok karbon lebih besar dari yang
direkomendasikan oleh IPCC. Stok karbon terbesar dimiliki oleh kawasan hutan alami yaitu 363,32 ton ha
-1
dengan biomassa 789,9 ton ha
-1
, untuk kawasan hutan rasamala 195,36 ton ha
-1
dan hutan kayu putih 116,23 ton ha
-1