Identifikasi isu, tujuan dan batasan

1. Adanya potensi dampak terhadap fungsi konservasi TWA Cimanggu akibat pengembangan kawasan tersebut menjadi kawasan wisata. Potensi dampak terdiri dari pencemaran sampah dan pencemaran perairan. 2. Pariwisata Alam di TWA Cimanggu diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat sekitar TWA Cimanggu berupa kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat dari kegiatan pariwisata. 3. Kegiatan pariwisata alam di TWA Cimanggu diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pengusahaan TWA Cimanggu dan memberikan pendapatan bagi pemerintah dalam bentuk pajak. 4. Tingkat kepuasan pengunjung TWA Cimanggu termasuk kategori cukup puas sehingga, perlu adanya pelayanan jasa wisata bagi pengunjung 5. Tingkat kepedulian pengunjung yang masih rendah terhadap kelestarian lingkungan. Untuk mengatasi potensi permasalahan yang muncul dalam pengelolaan TWA Cimanggu, maka dilakukan pemetaaan kebutuhan berdasarkan tugas pokok dan fungsi stakeholders seperti pada Tabel 26 dan pemetaan permasalahan pada Tabel 28. Untuk mengembangkan model pengelolaan TWA Cimanggu yang berbasis pada daya dukung lingkungan dengan mengakomodasi kepentingan dari setiap stakeholders, maka perlu digali isu pokok yang menjadi permasalahan utama dalam pengelolaan TWA Cimanggu. Isu pokok yang diangkat dalam pemodelan ini adalah pemanfaatan TWA Cimanggu, harus memenuhi tiga kepentingan sebagai area tujuan wisata dan area konservasi dan memberikan nilai ekonomi. Berdasarkan isu pokok tersebut maka tujuan pemodelan ini adalah membuat model sistem dinamis yang mampu mengintegrasikan aspek sosial, ekologi dan ekonomi untuk menyelesaikan permasalah pengelolaan TWA Cimanggu. Melalui model ini dapat dibuat skenario untuk pencapaian tujuan pengelolaan TWA Cimanggu yaitu menjaga keberlanjutan TWA sebagai area konservasi dan daerah tujuan wisata. Tabel 26. Analisis kebutuhan stakeholders TWA Cimanggu No Pelaku Kebutuhan 1 BKSDA  Kelestarian fungsi TWA Cimanggu sebagai area konservasi  Pengawetan dan perlindungan flora dan fauna 2 Pemerintah daerah  Peningkatan penerimaan PAD  Peningkatan lapangan kerja  Peningkatan keterlibatan masyarakat  Keamanan 3 Perum Perhutani  Kelestarian fungsi TWA Cimanggu sebagai area konservasi  Pengawetan dan perlindungan flora dan fauna  Peningkatan kontribusi ekonomi pada pendapatan perusahaan  Diversikasi atraksi  Peningkatan peran masyarkat dalam mensukseskan TWA Cimanggu sebagai tujuan ekowisata Indonesia 4 Masyarakat  Peningkatan lapangan kerja  Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan  Kejelasan status kegiatan usaha  Kelestarian lingkungan dan budaya 5 Perguruan tinggi  Kelestarian TWA Cimanggu sebagai laboratorium alam  Keamanan 6 Tour and Travel  Peningkatan Pendapatan  Peningkatan kualitas atraksi, ameniti dan aksibilitas  Diversivikasi atraksi  Kejelasan hukum status kerjasama  Keberlanjutan usaha  Keamanan 7 Wisatawan  Fasilitas yang baik  Pelayanan yang baik  Keamanan  Aksesibilitas  Informasi yang memadai Tabel 27. Analisa formulasi masalah No Pelaku Masalah 1 BKSDA  Dampak negatif kegiatan wisata terhadap fungsi kawasan konservasi 2 Pemerintah daerah  Pembangunan infrastruktur yang mahal  Kurangnya koordinasi dengan pemerintahaan lebih tinggi dan perhutani 3 Perum Perhutani  Biaya yang mahal untuk pengembangan sarana dan prasarana  Biaya yang mahal untuk kegiatan promosi 4 Masyarakat  Dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial  keamanan 5 Perguruan tinggi  Informasi kerjasama penelitian yang kurang  Dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan 6 Tour and Travel  Informasi mengenai kegiatan wisata yang relatif sedikit atraksi  Aspek manajerial dan informasi kerjasama belum optimal 7 Wisatawan  Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan wisata belum optimal  Aksesibilitas  Produk wisata yang kurang bervariatif  Pelayanan wisata belum optimal  Informasi objek wisata yang sedikit Wilayah penelitian meliputi wilayah TWA Cimanggu didaerah zona pemanfaatan untuk kegiatan wisata. Model sistem dinamis yang dikembangkan dibatasi pada hal-hal yang terkait dengan interaksi antara masyarakat, wisatawan, pengelola wisata alam dan kebijakan pengelolaan hutan oleh pemerintah. Skenario yang dikembangkan merupakan skenario yang masih berada dalam kewenangan pengelola dan tidak meliputi kewenangan diatasnya misalnya pemerintah. Skenario memberikan ilustrasi interaksi antara tingkat pertumbuhan pengunjung, kualitas lingkungan dan manfaat ekonomi Gambar 32. Diagram venn batasan model

b. Konseptualisasi model

Untuk memahami perilaku sistem TWA Cimanggu, dikembangkan model yang bertujuan untuk menjelaskan perubahan perilaku sistem tersebut. Asumsi pengembangan desain model dibangun berdasarkan karakteristik wisatawan, perilaku pencemaran di TWA Cimanggu dan pola pengelolaan kegiatan ekonomi berdasarkan alokasi budgeting yang digunakan oleh Perum Perhutani. Model ini terdiri dari 4 sub model yaitu: 1 submodel pengunjung, 2 submodel pencemaran, 3 submodel partisipasi masyarakat, dan 4 submodel ekonomi. Hubungan antara submodel dapat dijelaskan pada Gambar 33. berupa causal loop yang menjelaskan bahwa pertumbuhan wisatawan menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya yang mengakibatkan terjadinya pencemaran. Selain itu pertumbuhan wisatawan mempengaruhi peningkatan pendapatan pengelola, masyarakat, pemerintah serta partisipasi masyarakat yang dapat mendorong pengembangan daya tarik wisata yang mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan. Submodel pencemaran merupakan loop negatif karena pertumbuhan wisatawan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pencemaran yang dapat mengakibatkan turunnya jumlah wisatawan. Submodel ekonomi merupakan loop positif karena pertumbuhan wisatawan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan perhutani dan pemerintah berupa pajak serta TWA Cimanggu Masyaraka t Wisatawan Kebijakan Pemerintah Model mendorong untuk pengembangan amenitas dan atraksi yang dapat meningkatkan indeks daya dukung dan mendorong pertumbuhan pengunjung. Pada submodel partisipasi masyarakat merupakan loop positif, karena pertumbuhan wisatawan menyebabkan penambahan kesempatan bekerja masyarakat lokal dan berkontribusi terhadap pendapatan pemerintah serta mendorong pengembangan daya tarik yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan pengunjung. Simulasi model mengambarkan dinamika pertumbuhan jumlah pengunjung, partisipasi masyarakat untuk bekerja dan terlibat pada kegiatan wisata, keuntungan ekonomi berupa pendapatan bagi pengelola, pemerintah daerah berupa pajak dan masyarakat, serta pencemaran yang ditunjukkan oleh nilai Indeks dampak ekologi yaitu perbandingan antara beban pencemaran dan kapasitas pengelolaan pencemaran. Keberadaan sistem di TWA Cimanggu menggambarkan adanya potensi pertumbuhan wisatawan yang menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya sampai pada titik kemampuan daya tampung pengelolaan limbah sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran. Untuk mencapai tujuan pengelolaan TWA Cimanggu sebagai kawasan konservasi dan tujuan wisata alam maka konseptual model pengelolaan TWA Cimanggu dikembangkan seperti pada Gambar 34. Gambar 33. Causal loop model dinamis pengelolaan TWA Cimanggu