Dalam penerapan pengelolaan resiliensi pada bidang wisata dapat dikembangkan strategi pengelolaan melalui 4 empat tahapan yaitu:
1. Identifikasi sistem yaitu mengidentifikasi proses utama yang terjadi, struktur
ekosistem serta komponen-komponen yang mempengaruhi. Proses identifikasi tersebut dilakukan dengan mengembangkan model konseptual
berbasis pada masukan stakeholders. 2.
Mengidentifikasi jenis dan besaran dampak yang mempengaruhi sistem 3.
Analisis resiliensi yaitu mengidentifikasi driving factor, proses yang menyebabkan perubahan pada variabel, batas ambang dan karakteristiknya.
4. Mengembangkan strategi pengelolaan resiliensi.
2.4.2. Daya dukung pariwisata
Pariwisata merupakan industri yang kelangsungannya sangat ditentukan oleh baik-buruknya kondisi lingkungan. Ia sangat peka terhadap kerusakan lingkungan,
misalnya pencemaran oleh limbah domestik yang berbau dan nampak kotor, sampah yang bertumpuk, dan kerusakan pemandangan oleh penebangan hutan,
gulma air di danau, gedung yang letak dan arsitekturnya tidak sesuai, serta sikap penduduk yang tidak ramah.
Tanpa lingkungan yang baik tidaklah mungkin pariwisata dapat berkembang. Karena itu pengembangan pariwisata harus memerhatikan
terjaganya mutu lingkungan. Asas pengelolaan lingkungan untuk melestarikan kemampuan lingkungan dalam mendukung pembangunan yang terlanjutkan
bukanlah merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar konkrit dan sering mempunyai efek jangka pendek. Suatu daerah wisata mempunyai kemampuan
tertentu untuk menerima wisatawan, yaitu disebut daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan di bidang pariwisata dapat dinyatakan dalam jumlah
wisatawan per satuan luas per satuan waktu. Tetapi baik luas maupun waktu umumnya tidak dapat dirata-ratakan, karena penyebaran wisatawan dalam ruang
dan waktu tidak merata. Seringkali wisatawan mengelompok di tempat dan waktu tertentu. Misalnya,
di daerah Puncak Cipanas, konsentrasi wisatawan adalah Riung Gunung, sekitar Telaga Warna, Hotel Puncak Pass, dan Kebun Raya Cibodas. Menurut waktu,
konsentrasi wisatawan terdapat pada hari Minggu dan hari libur lain. Karena itu
daya dukung lingkungan daerah wisatawan Puncak-Cipanas tidak dapat dihitung berdasarkan rata-rata luas daerah antara Cibulan dan Cipanas dan rata-rata setiap
bulan atau tahun, melainkan harus memperhatikan tiap lokasi dan waktu yang penting. Misalnya, apabila jumlah wisatawan dihitung per tahun akan terdapat
angka yang jauh di bawah daya dukung lingkungan. Tetapi bila dihitung jumlah wisatawan per hari Minggu, akan didapatkan angka yang tinggi yang sebenarnya
mungkin telah melampaui daya dukung. Menurut McCool dan Lime 2001 Daya dukung lingkungan pariwisata