pertambahan pengunjung dapat mempengaruhi tingkat pencemaran lingkungan berupa kenaikan beban pencemar dan berkontribusi terhadap peningkatan
pendapatan. Hasil simulasi pada submodel pencemaran pada model pengelolaan TWA
Cimanggu ditunjukkan pada Gambar 39 dan Gambar 40. Perilaku dinamika pertumbuhan pengunjung memiliki keserupaan dengan perilaku beban
pencemaran lingkungan parameter BOD, NH
4
, NO
3
, PO
4
dan sampah. Hal yang serupa juga ditunjukkan dari hasil simulasi submodel partisipasi masyarakat dan
submodel ekonomi. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 41 dan 42.
Gambar 39. Hasil simulasi jumlah pengunjung dan beban pencemaran BOD, NH
4
, dan NO
3.
Gambar 40. Hasil simulasi jumlah pengunjung dan beban pencemaran PO
4
dan sampah
.
Gambar 41. Hasil simulasi jumlah pengunjung dan partisipasi masyarakat
Gambar 42. Hasil simulasi jumlah pengunjung, pendapatan masyarakat dan pengelolaan
Selain uji validitas struktur, untuk evaluasi model dapat dilakukan uji validitas kinerja model. Validitas kinerja model merupakan pengujian dengan cara
melakukan perbandingan antara output model dengan data empiris atau kinerja sistem nyata. Teknik yang digunakan untuk melakukan validitas kinerja model
dapat dilakukan dengan uji statistik yaitu absolute mean error AME dan absolute variation error AVE. Batasan yang dapat ditolerir hasil uji AME dan
AVE adalah 5-10. Uji validitas dilakukan pada submodel pengunjung. Uji validasi kinerja
pada submodel pengunjung dilakukan dengan membandingkan data output pengunjung TWA Cimanggu dengan data sekunder Perhutani jumlah pengunjung
dari tahun 1998 sampai dengan 2009. Hasil perbandingan data dapat ditunjukkan pada Gambar 44. Dari hasil pengujian uji statistik AME dan AVE menunjukkan
nilai berturut-turut sebesar 0,0608 6,08 dan 0,0902 9,02, dan masih berada pada rentang batas penyimpangan yang dapat ditolerir.
Gambar 43. Perbandingan data hasil simulasi dengan data empiris pengunjung TWA Cimanggu.
e. Skenario pengelolaan TWA Cimanggu
Skenario pengelolaan TWA Cimanggu dikembangkan berdasarkan konseptual model. Pada konseptual model terdapat 2 tindakan pengelolaan yaitu
pengelolaan jumlah pengunjung dan kapasitas asimilasi. Berdasarkan tindakan pengelolaan tersebut, maka dikembangkan 4 skenario sebagai optimasi tindakan
pengelolaan. Keempat skenario tersebut adalah skenario Status quo, konservasi, peningkatan kapasitas asimilasi dan pertumbuhan ekonomi .
1 Skenario Status quo
Skenario Status Quo dibangun dengan asumsi bahwa pengelolaan dilakukan sesuai dengan kondisi yang terjadi sekarang. Skenario Status Quo dapat
digunakan sebagai referensi pembanding terhadap skenario-skenario tindakan pengelolaan yang lainnya. Kondisi tindakan pengelolaan pada skenario Status
Quo dapat dijelaskan sebagai berikut: a Pengelolaan pengunjung
Daya tarik wisata yang ditawarkan berupa produk wisata sesuai dengan kondisi eksisting. Aspek atraksi yang ditawarkan terdiri dari pemandian air panas,
berkemah, penangkaran rusa dan menikmati alam. Amenitas sebagai sarana dan prasarana pendukung wisata berada pada kualitas cukup baik, tidak dilakukan
penambahan fasilitas yang dilakukan hanya berupa pemeliharaan. Untuk aspek
aksesibilitas tidak dilakukan upaya yang sistematis dan progresif untuk penyampaian informasi tentang produk dan cara menuju TWA Cimanggu.
Pengelolaan jumlah pengunjung dan distribusi pengunjung di kawasan TWA Cimanggu tidak dilakukan secara khusus. Dampak yang mungkin terjadi adalah
adanya penumpukan pengunjung pada akhir pekan dan di area tertentu yang menjadi tempat favorit dikawasan TWA Cimanggu. Dampak dari penumpukan
pengunjung adalah menurunnya tingkat kepuasan pengunjung akibat faktor kepadatan pengunjung
b Kapasitas asimilasi Penanganan limbah sampah dan cair masih mengandalkan pola pengelolaan
yang sekarang dilaksanakan, tanpa adanya tindakan untuk meningkatkan pola pengelolaan menjadi lebih baik. Pengelola sudah cukup puas dengan model
pengelolaan sampah dan limbah cair yang sudah dilaksanakan. Adapun kapasitas asimilasi pencemaran ammonium, nitrat, fosfat, limbah organik dan sampah
berturut-turut adalah 28 tontahun, 166.7 tontahun, 9 tontahun, 14.9 tontahun dan 24 tontahun.
c Implikasi skenerio status quo
Implikasi dari pola pengelolaan seperti dijelaskan diatas yang paling mungkin terjadi berdasarkan hasil analisis model dapat dilihat pada Tabel 36. Dari
hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario status quo akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan pengunjung dan menyebabkan beban pencemaran
semakin meningkat. Peningkatan beban pencemaran melebihi daya tampung pencemaran pengolahan limbah terjadi pada tahun 2014-2015 dan terus
meningkat sampai tahun 2031 dengan perbandingan beban pencemaran dengan kapasitas asimilasi pengolahan limbah mencapai 1.19. Berarti terdapat 1-19
beban pencemaran yang tidak dapat diasimilasi oleh instalasi pengolahan limbah. Pada skenario ini secara masih terjadi pertumbuhan pengunjung ke TWA
Cimanggu meskipun terjadi penurunan kualitas lingkungan terutama karena adanya pencemaran perairan dan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Masih
terdapat sampah di kawasan TWA Cimanggu yang belum terkelola dan dapat mengurangi nilai estetika kawasan TWA Cimanggu. Limbah perairan yang
dibuang ke sungai atau badan perairan TWA Cimanggu telah melewati baku mutu