Pengukuran parameter makrobenthos dan plankton Digram sebab akibat model dinamik pengelolaan TWA Cimanggu

2 dua parameter yaitu luas pemanfaatan lahan dan stok karbon yang hilang dari perubahan lahan. Analisis pemanfaatan lahan di lakukan dengan menganalisis data pemanfaatan lahan TWA Cimanggu untuk fasilitas wisata, lahan komersil, lahan untuk kegiatan wisata alam, dan peruntukan lainnya. Pengukuran stok karbon didasarkan kepada produktivitas lahan dan estimasi biomassa dengan menggunakan persamaan allometric. Tabel 5. Estimasi biomasa pohon menggunakan persamaan allometric Jenis Pohon Estimasi Biomasa Pohon, kgpohon Pohon bercabang BK = 0.11 ρ D 2.62 Pohon tidak bercabang BK = π ρ H D 2 40 Sengon BK = 0.0272 D 2.831 Pinus BK = 0.0417 D 2.6576 Sumber: Hairiah Rahayu 2007 Keterangan: BK = berat kering; D = diameter pohon, cm; π = 3.14; H = tinggi pohon, cm; ρ = BJ kayu, g cm -3

3.5.4. Keberlanjutan ekonomi

Jenis data yang diperlukan merupakan data primer dan sekunder. Data primer dikoleksi dari hasil wawancara dan kuesioner kepada pengelola TWA Cimanggu, masyarakat dan pengunjung, sedangkan data sekunder dikoleksi dari database pengelola TWA Cimanggu. Data terdiri dari nilai investasi, pendapatan, pengeluaran, dan pajak. 3.5.5.Pengembangan model dinamis Berdasarkan UU No 41 tahun 1999 tentang kehutanan bahwa Taman Wisata Alam mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan dapat di manfaatkan untuk kegiatan wisata alam. Berdasarkan hal tersebut maka kunci dari kelestarian kawasan adalah pemanfaatan lahan dan daya dukung lingkungan. Ada 4 submodel yang akan dikembangkan pada model pengelolaan TWA Cimanggu yaitu: Submodel pencemaran adalah submodel penyangga ekosistem yang mampu mengatasi dampak dari kegiatan wisata. Kemampuan penyangga ini merupakan kisaran besaran ambang batas yang tidak boleh dilewati supaya fungsi ekosistem tetap berfungsi seperti kondisi awal. Submodel pengunjung merupakan penjabaran dari kondisi perilaku pengunjung yaitu tingkat kepuasan dan kondisi masyarakat sekitar. Sub model ekonomi merupakan dampak dari kegiatan wisata terhadap pendapatan masyarakat, pemerintah dan pengelola dan submodel partisipasi masyarakat merupakan gambaran dinamika penyerapan tenaga kerja masyarakat. Pengembangan model dinamis dilakukan melalui 5 tahapan yaitu: 1 identifikasi isu, tujuan dan batasan, 2 konseptualisasi model dengan mengunakan metode seperti diagram kotak-panah dan causal loop, 3 spesifikasi model, merumuskan makna diagram dan kuantifikasi komponen-komponen model, 4 evaluasi model, mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata dan 5 penggunaan model, membuat skenario-skenario kedepan atau alternatif kebijakan

a. Digram sebab akibat model dinamik pengelolaan TWA Cimanggu

berbasis daya dukung. Model pengelolaan TWA Cimanggu dipengaruhi oleh variabel jumlah pengunjung. Peningkatan jumlah pengunjung akan berdampak terhadap jumlah sampah yang dihasilkan pada saat kegiatan wisata dan limbah domestik yang dibuang ke badan perairan akibat kegiatan wisata seperti: berenang, mandi, aktivitas dikantin dan aktivitas lainya. Peningkatan jumlah sampah dan limbah domestik dapat meningkatkan beban pencemaran dan berpengaruh terhadap kualitas biofisik dikawasan TWA Cimanggu. Selain dihasilkan limbah dan sampah, peningkatan jumlah pengunjung juga mempengaruhi luas lahan yang dimanfaatkan untuk lahan parkir, taman publik, fasilitas umum, kantin dan lain-lain. Selain dari luas lahan kondisi dan kinerja fasilitas wisata mempengaruhi indek kepuasan pengunjung. Kualitas biofisik dan kualitas fasilitas wisata yang direpresentasikan oleh indeks kepuasaan pengunjung mempengaruhi daya dukung wisata. Semakin besar dampak pencemaran dan semakin rendah presepsi penilaian pengujung terhadap fasilitas wisata menyebabkan turunnya daya dukung lingkungan untuk kegiatan wisata. Untuk mengatasi menurunnya daya dukung lingkungan untuk kegiatan wisata perlu dilakukan pengelolaan daya dukung diantaranya memberikan biaya pengelolaan daya dukung lingkungan dengan tujuan menurunkan beban pencemaran dan meningkatkan persepsi pengunjung atau indeks kepuasaan pengunjung. Dengan peningkatan daya dukung lingkungan diharapkan terjadi peningkatan pendapatan wisata yang berkontribusi terhadap peningkatan pajak sehingga bisa memberikan stimulus terhadap peningkatan infrastruktur yang berpengaruh terhadap peningkatan tingkat kepuasan pengunjung. Gambar 9. Diagram Sebab akibat model Pengelolaan TWA Cimanggu berbasis daya dukung

b. Uji Validitas dan sensitivitas model

Untuk menguji kebenaran suatu model dengan kondisi objektif harus dilakukan uji validitas dan sensitivitas model. Uji validitas terdiri dari uji validitas struktur dan uji validitas kinerja. 1 Uji validitas struktur Uji validitas struktur dilakukan untuk mengetahui tingkat keyakinan konstruksi model valid secara ilmiah. Uji validitas struktur terdiri dari validitas konstruksi dan validitas kestabilan. Validitas konstruksi untuk mengetahui apakah konstruksi model yang dikembangkan sesuai dengan teori, sedangkan validitas kestabilan dilakukan untuk mengetahui konsistensi antara model agregat dengan model rinci 2 Uji Validitas kinerja Uji validitas kinerja dilakukan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana model sesuai dengan kinerja sistem nyata keadaan sebenarnya atau sesuai dengan data emprik. Uji validitas kinerja dilakukan dengan cara pengujian menggunakan statistika yaitu: AME Absolute Mean Error dan AVE Absolut Variation Error dengan nilai penyimpangan yang diperbolehkan adalah 5 – 10. 3 Uji Sensitivitas Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kekuatan robustness model dalam dimensi waktu. Yang diuji adalah respon model terhadap stimulus dengan tujuan untuk menemukan tindakan baik untuk mempercepat kemungkinan pencapaian positif, atau mengantisipasi dampak negatif. Uji sensitivitas dapat dilakukan dengan dua macam yaitu: a Intervensi fungsional, yaitu dengan cara memberikan fungsi-fungsi khusus terhadap model atau b intervensi struktural yaitu dengan mempengaruhi hubungan antar unsur atau struktur model, dengan cara mengubah struktur model.

c. Analisis Strategi pengelolaan

Analisis strategi pengelolaan dilakukan untuk mempengaruhi sistem agar sesuai dengan yang diinginkan. Dalam sistem dinamis analisis strategi dilakukan terhadap hasil simulasi model. Ada dua tahap analisis pengelolaan TWA Cimanggu yaitu: Pengembangan strategi alternatif dan Analisis strategi pengelolaan TWA Cimanggu. Pengembangan strategi alternatif adalah strategi- strategi yang dibuat dengan tujuan mempengaruhi sistem agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan baik dengan cara mengubah parameter atau struktur model, sedangkan analisis strategi pengelolahan TWA Cimanggu adalah proses pemilihan strategi dari beberapa alternatif strategi pengelolaan TWA Cimanggu yang terbaik dengan mempertimbangkan perubahan sistem lama ke sistem baru dan tujuan pengelolaan.