Spesifikasi model HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Submodel Pencemaran
Dibukanya akses ke area konservasi untuk kegiatan wisata akan menjadi daya tarik dan mendatangkan wisatawan ke area konservasi tersebut. Akibat dari
kegiatan wisata tentunya akan memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu dampak negatif dari kegiatan wisata adalah terjadinya
pencemaran. Kondisi eksisting menunjukkan bahwa TWA Cimanggu mempunyai potensi permasalahan pencemaran terhadap badan perairan dan sampah.
Pencemaran udara dan kebisingan dari kendaraan bermotor relatif tidak memberikan dampak signifikan terhadap peranan kawasan konservasi sebagai
paru-paru lingkungan dan habitat flora dan fauna. Oleh karena itu pada subsistem pencemaran lebih difokuskan kepada dampak pencemaran badan perairan dan
sampah. Komponen daya dukung yang dikembangkan submodel ini adalah daya tampung limbah untuk mengatasi beban pencemaran yang diakibatkan kegiatan
wisata. Untuk pencemaran badan perairan digunakan kemampuan daya asimilasi
kolam pengolahan air limbah untuk mengabsorbsi beban pencemaran domestik berupa ammonium, nitrat, fosfat, Dissolve Oxygen dan Biological Oxygen
Demand. Untuk pencemaran sampah komponen daya dukungnya adalah kemampuan pengelola untuk mengelola sampah. Komponen daya dukung tersebut
diterjemahkan dalam nilai Indeks dampak ekologi. Nilai indeks ini berupa perbandingan beban pencemaran yang terjadi di kolam pengolahan air limbah
dengan kapasitas asimilasi perairan, sedangkan indeks pencemaran sampah adalah perbandingan antara jumlah produksi sampah dengan kemampuan pengelola
untuk mengelola sampah. Variabel-variabel yang mempengaruhi submodel pencemaran dan hubungannya dapat dijelaskan pada Gambar 35, variabel, satuan
dan definisi operasional pada Tabel 28. dan komponen dan besaran pada Tabel 29. Pada submodel pencemaran ini mensimulasikan bahwa pertumbuhan
pengunjung akan berkontribusi terhadap peningkatan beban pencemaran ammonium, nitrat, fosfat, limbah organik dan sampah. Beban pencemaran yang
dihasilkan akibat kegiatan wisata tersebut perlu dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dan mengancam fungsi utama TWA Cimanggu sebagai
kawasan konservasi. Pencemaran dikelola oleh instalasi pengelolaan limbah akan
tetapi instalasi tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas, kemampuan tersebut adalah kapasitas asimilasi. Hasil pengolahan limbah akan dikeluarkan dan
masuk ke lingkungan melalui outlet. Konsentrasi limbah yang dikeluarkan kelingkungan akan aman selama
beban pencemaran yang dihasilkan tidak melewati kapasitas asimilasinya, akan tetapi apabila melewati kapasitas asimilasi akan menyebabkan potensi dampak
pencemaran lingkungan TWA Cimanggu. Sebagai indikator adanya potensi pengeluaran limbah diatas baku mutu digunakan indikator berupa Indeks dampak
ekologi. Nilai Indeks dampak ekologi ≤ 1 mengindikasikan tidak adanya potensi
pencemaran bagi lingkungan dan apabila nilai Indeks dampak ekologi 1 mengindikasikan adanya potensi pencemaran pada lingkungan karena kapasitas
asimilasi telah terlampaui.
Gambar 35. Submodel pencemaran
Tabel 28. Variabel, satuan dan definisi operasional submodel pencemaran No
Variabel satuan
Definisi operasional
1 Wisatawan
orang Jumlah pengunjung pada tahun patokan awal
2 Pertumbuhan
wisatawan Persentase rerata pertumbuhan wisatawan
3 Beban Polutan
Tidak ada satuan
Jumlah beban pencemaran akibat aktivitas wisatawan
4 BP
BOD
Tontahun beban pencemaran BOD 5
BP
NH4\
Tontahun beban pencemaran NH
4
6 BP
PO4
Tontahun beban pencemaran PO
4
7 BP
NO3
Tontahun beban pencemaran NO
3
8 BP
Sampah
Tontahun beban pencemaran sampah 9
Fr
BOD
MgL.org Kontribusi beban pencemaran BODorg
10 Fr
NH4\
MgL.org Kontribusi beban pencemaran NH
4
org 11
Fr
PO4
MgL.org Kontribusi beban pencemaran PO
4
org 12
Fr
NO3
MgL.org Kontribusi beban pencemaran NO
3
org 13
Fr
Sampah
Kgorg Kontribusi beban pencemaran sampahorg
14 Asimilasi
BOD
Tontahun Kemampuan lingkungan menyerap beban pencemaran BOD
15 Asimilasi
NH4\
Tontahun Kemampuan lingkungan menyerap beban pencemaran NH
4
16 Asimilasi
PO4
Tontahun Kemampuan lingkungan menyerap beban pencemaran PO
4
17 Asimilasi
NO3
Tontahun Kemampuan lingkungan menyerap beban pencemaran NO
3
18 Asimilasi
Sampah
Tontahun Kemampuan lingkungan menyerap beban pencemaran sampah
19 Aktual BP
BOD
Tontahun beban pencemaran BOD-Asimilasi BOD 20
Aktual BP
NH4\
Tontahun beban pencemaran NH
4
-Asimilasi NH
4
21 Aktual BP
PO4
Tontahun beban pencemaran PO
4
-Asimilasi PO
4
22 Aktual BP
NO3
Tontahun beban pencemaran NO
3
-Asimilasi NO
3
23 Aktual BP
Sampah
Tontahun beban pencemaran sampah-Asimilasi sampah 24
BM
BOD
MgL Baku mutu BOD
25 BM
NH4\
MgL Baku mutu NH
4
26 BM
PO4
MgL Baku mutu PO
4
27 BM
NO3
MgL Baku mutu NO
3
28 BM
Sampah
Tontahun Baku mutu sampah 29
IP
BOD
Tidak ada satuan
Index Pencemaran BOD Perbandingan Aktual BP
BOD
dengan Asimilasi
BOD
30 IP
NH4\
Tidak ada satuan
Index Pencemaran NH
4
Perbandingan Aktual BP
NH4\
dengan Asimilasi
NH4\
31 IP
PO4
Tidak ada satuan
Index Pencemaran PO
4
Perbandingan Aktual BP
PO4
dengan Asimilasi
PO4
32 IP
NO3
Tidak ada satuan
Index Pencemaran NO
3
Perbandingan Aktual BP
NO3
dengan Asimilasi
NO3
33 IP
Sampah
Tidak ada satuan
Index Pencemaran sampah Perbandingan Aktual BP
Sampah
dengan Asimilasi
Sampah
34 IP
Tidak ada satuan
Index Pencemaran rerata dari IP
BOD,
IP
NH4,
IP
PO4,
IP
NO3,
IP
Sampah
Tabel 29. Komponen dan besaran dinamika pencemaran No
Variabel Satuan
Besaran
1 Fr
BOD
Mgl.org
0,002
2 Fr
NH4\
Mgl.org
0,00584
3 Fr
PO4
Mgl.org
0,017
4 Fr
NO3
Mgl.org
5,25
5 Fr
Sampah
Kgorg
0,803
6 Asimilasi
BOD
Tontahun
148,65
7 Asimilasi
NH4\
Tontahun
260
8 Asimilasi
PO4
Tontahun
9
9 Asimilasi
NO3
Tontahun
1666
10 Asimilasi
Sampah
Tontahun
240
11 BM
BOD
MgL
3
12 BM
NH4\
MgL
0,5
13 BM
PO4
MgL
0,2
14 BM
NO3
MgL
10
Sumber: Olahan data dan KepMenKLH No 02MENKLH1988
2 Submodel Partisipasi Masyarakat
Pemanfaatan TWA Cimanggu sebagai tujuan wisata diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar hutan. Salah satunya
adalah memberikan kesempatan partisipasi kepada masyarakat berupa kesempatan kerja pada bidang yang berhubungan langsung dengan kegiatan wisata di TWA
Cimanggu. Pada submodel ini digambarkan perilaku sistem berupa jumlah tenaga kerja yang diperlukan seiring dengan dinamika pertumbuhan pengunjung.
Variabel yang mempengaruhi banyaknya tenaga kerja yang diperlukan terdiri dari rasio pengunjung yang menggunakan jasa atau akomodasi yang
ditawarkan dan fraksi perbandingan antara jumlah pengunjung dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Jasa dan akomodasi terdiri dari jasa intrepretasi, pelayanan
restoran, jasa akomodasi hotel dan jasa lainnya yang terdiri dari toko souvenir, kebersihan, tukang parkir dll. Besaran variabel yang menentukan tersebut
dikembangkan oleh Perum Perhutani sebagai asumsi dalam pengembangan rencana karya pengusahaan pariwisata 30 tahun yang dikeluarkan pada tahun
2003. Variabel-variabel yang mempengaruhi submodel partisipasi masyarakat dan
hubungannya dapat dijelaskan pada Gambar 36, variabel, satuan dan definisi operasional pada Tabel 30. dan komponen dan besaran pada Tabel 31.
Gambar 36. Submodel Partisipasi Masyarakat Tabel 30. Variabel, satuan dan definisi operasional submodel partisipasi
masyarakat
No Variabel
satuan Definisi operasional
1 Partispasi
masyarakat orang
Jumlah pekerja yang dibutuhkan 2
Rasio restoran Persentase
jumlah pengunjung
yang menggunakan jasa restauran
3 Rasio Intreperter
Persentase jumlah
pengunjung yang
menggunakan jasa intrepretasi 4
Rasio Hotel Persentase
jumlah pengunjung
yang menggunakan jasa hotel
5 Rasio AK
Persentase jumlah pengunjung yang menggunakan jasa lain-lain
6 Fr restaurant
Tidak ada satuan
Fraksi jumlah pekerja yang dibutuhkan terhadap jumlah pengunjung restauran
7 Fr guide
Tidak ada satuan
Fraksi jumlah pekerja yang dibutuhkan terhadap jumlah pengunjung yang
mengunakan jasa guide 8
Fr Hotel Tidak ada
satuan Fraksi jumlah pekerja yang dibutuhkan
terhadap jumlah pengunjung hotel 9
Fr AK Tidak ada
satuan Fraksi jumlah pekerja yang dibutuhkan
terhadap jumlah pengunjung yang menggunakan jasa lain-lain
Sumber: Perhutani 2003
Tabel 31. Komponen dan besaran dinamika partisipasi masyarakat No
Variabel Satuan
Besaran
1 Rasio restaurant
30
2 Rasio Intreperter
10
3 Rasio Hotel
30
4 Rasio AK
20
5 Fr restaurant
Tidak ada satuan
0,3
6 Fr guide
Tidak ada satuan
0,1
7 Fr Hotel
Tidak ada satuan
0,2
8 Fr AK
Tidak ada satuan
0,2
Sumber: Perhutani 2003
3 Sub model pengunjung
Submodel ini menggambarkan dinamika jumlah pengunjung TWA Cimanggu. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi dinamika jumlah
pengunjung yaitu amenitas, atraksi, kapasitas, Indeks dampak ekologi, kepuasan dan tingkat pertumbuhan pengunjung. Pertumbuhan pengunjung dipengaruhi oleh
tingkat kepuasan pengunjung terhadap produk wisata yang ditawarkan. Produk wisata yang ditawarkan berupa atraksi wisata dan amenitas.
Atraksi wisata adalah produk daya tarik utama wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah wisata sedangkan amenitas adalah infrastruktur atau
sarana dan prasarana yang menyebabkan wisatawan lebih senang berada didaerah wisata tersebut. Selain produk wisata, faktor lain yang mempengaruhi
pertumbuhan wisatawan adalah kapasitas atau daya tampung kawasan. Varibel- variabel yang mempengaruhi submodel pengunjung dan hubungannya dapat
dijelaskan pada Gambar 37, variabel, satuan dan definisi operasional pada Tabel 32. dan komponen dan besaran pada Tabel 33.
Gambar 37. Submodel Pengunjung TWA Cimanggu
Tabel 32.. Variabel, satuan dan definisi oprasional submodel pengunjung No
Variabel satuan
Definisi operasional
1 Pertumbuhan
Pengunjung Persentase pertambahan jumlah pengunjung
2 Laju Pengunjung
Orang Pertambahan jumlah pengunjung
3 I
pengunjung
Tingkat kepuasan pengunjung 7
Ipencemaran Tidak ada
satuan Indek pencemaran
8 Fr pencemaran
Persentase pengaruh faktor lingkungan terhadap keputusan berkunjung
9 Kapasitas
Orang Kemampuan menampung tanpa
mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung 10
fr Persentase pengaruh faktor kapasitas
terhadap keputusan berkunjung
Tabel 33. Komponen dan besaran dinamika pengunjung No
Variabel satuan
Besaran
1 Pertumbuhan
Pengunjung 0,32
2 I
pengunjung
0-100 8
Fr pencemaran 0-20
9 Kapasitas
Orang 140000
10 Fr kapasitas
Tidak ada satuan
0-1
Sumber: Perhutani 2003 dan hasil olahan data
4 Submodel Ekonomi
Salah satu tujuan dari pengembangan kegiatan wisata di TWA Cimanggu adalah memberikan dampak berupa peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar TWA
Cimanggu. Peningkatan kesejahteraan disebabkan oleh adannya aktivitas ekonomi dikawasan TWA Cimanggu sehingga masyarakat akan mempunyai peluang usaha dan
memperoleh pendapatan dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan wisata di TWA Cimanggu. Selaih hal itu pihak pengelola dan pemerintah daerah akan mendapat
keuntungan berupa pendapatan bagi pengelola dan pajak untuk pemerintah daerah. Hasil dari kajian karakteristik pengunjung TWA Cimanggu, pengeluaran
pengunjung disebabkan tiga faktor utama yaitu biaya atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Biaya atraksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk permintaan atraksi baik alam,
kebudayaan atau sosial termasuk tiket masuk area wisata. Biaya amenitas adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk mendapatkan fasilitas pendukung wisata seperti
akomodasi, makan direstoran, dll. Aksesibilitas adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengunjung untuk dapat sampai ke lokasi wisata. Biaya yang dikeluarkan perhari secara
rerata dikategorikan kedalam 4 kelompok dengan kisaran yaitu kelompok 1 dibawah Rp 50.000 sebanyak 32,7 , kelompok 2 dengan pengeluaran Rp 50.000-100.000 sebanyak
31,8, Kelompok 3 dengan pengeluaran Rp 100.000 – 300.000 sebanyak 27,3,
Kelompok 4 dengan pengeluaran Rp 300.000-500.000 sebanyak 18,2 . Untuk pendapatan pengelola TWA Cimanggu ada beberapa pos pendapatan yang
menjadi sumber income antara lain dari tiket masuk, parkir, restoran, jasa interpretasi, toilet, hotel, tiket kolam renang, dan penyewaan kios. Untuk pos pengeluaran terdiri dari
biaya pengembangan SDM, biaya perencanaan, gaji dan upah, kemitraan, energi, konservasi, promosi dan pajak pendapatan pemda. Besaran yang dikeluarkan untuk pos
pengeluaran menggunakan sistem alokasi budgeting. Sistem ini menentukan persentasi besaran biaya pengeluarkan berdasarkan besaran pendapatan. Untuk mendapatkan
gambaran hubungan antara komponen pada submodel ekonomi dapat dilihat pada Gambar 38. Variabel, satuan dan definisi operasional dapat dijelaskan seperti Tabel 34
dan besarannya pada Tabel 35.
Gambar 38. Submodel ekonomi
Tabel 34. Variabel, satuan dan definisi operasional submodel ekonomi No
Variabel satuan
Definisi operasional 1
Pendapatan Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan pengelola dari pengunjung hasil penjualan jasa
wisata
2 Pengeluaran
Rupiah Jumlah Rupiah yang harus dikeluarkan
pengelola untuk biaya operasional 3
Pendapatan kotor Rupiah Jumlah rupiah yang didapatkan pengelola
berupa selisih dari income dikurangi biaya operasional
4 Pajak
Rupiah Jumlah rupiah yang harus dikeluarkan
oleh pengelola
sebesar 30
dari pendapatan kotor
5 Laba bersih
Rupiah Jumlah rupiah yang didapatkan pengelola
berupa selisih pendapatan kotor dipotong pajak
6 Pendapatan
parkir Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan dari tiket parkir
7 Pendapatan
Restoran Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan dari restauran
8 Pendapatan
intrepretasi Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan dari jasa intrepretasi
9 Pendapatan
Pondok Wisata Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan dari jasa akomodasihotel
10 Pendapatan toilet Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan dari tiket toilet
11 Sewa kios
Rupiah Jumlah rupiah yang didapatkan dari sewa
kios 12
Pendapatan tiket Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan dari tiket masuk
13 Biaya
amortalisasi Persentase dari income yang dikeluarkan
untuk penyusutan nilai barang 14
Biaya promosi Persentase dari income yang dikeluarkan
untuk kegiatan promosi 15
Gaji dan upah Persentase dari income yang dikeluarkan
untuk gaji dan upah karyawan 16
Biaya perencanaan
Persentase dari income yang dikeluarkan untuk kegiatan perencanaan
17 Biaya kemitraan
Persentase dari income yang dikeluarkan untuk kegiatan kemitraan dengan warga
sekitar
18 Biaya
administrasi Persentase dari income yang dikeluarkan
untuk kegiatan administrasi 19
Biaya energi Persentase dari income yang dikeluarkan
untuk pembayaran energy 20
Biaya konservasi Persentase dari income yang dikeluarkan
untuk kegiatan konservasi
No Variabel
satuan Definisi operasional
21 Biaya
pengembangan SDM
Persentase dari income yang dikeluarkan untuk kegiatan pengembangan pegawai
22 Biaya
23 Pendapatan
Pemda Rupiah
Jumlah rupiah yang didapatkan dari besaran pajak jasa wisata
24 Pendapatan
Masyarakat Rupiah
Jumlah rupiah
yang didapatkan
masyarakat dari penjualan jasa atau barang
25 Pengunjung
Kelompok 1 Rupiah
Kelompok pengunjung dengan pengeluaran wisata perhari Rp 50.000-
100.000
26 Pengunjung
Kelompok 2 Rupiah
Kelompok pengunjung dengan pengeluaran wisata perhari Rp 100.000-
300.000
27 Pengunjung
Kelompok 3 Rupiah
Kelompok pengunjung dengan pengeluaran wisata perhari Rp 300.000-
500.000
28 Pengunjung
Kelompok 4 Rupiah
Kelompok pengunjung dengan pengeluaran wisata perhari Rp 500.000
29 Fr 1
Tidak ada
satuan Persentase pengunjung kelompok 1
30 Fr 2
Tidak ada satuan
Persentase pengunjung kelompok 2 31
Fr 3 Tidak ada
satuan Persentase pengunjung kelompok 3
32 Fr 4
Tidak ada satuan
Persentase pengunjung kelompok 4
Tabel 35.. Komponen dan besaran dinamika ekonomi No
Variabel Satuan
Besaran Pertumbuhan
1 Harga tiket
Rupiah
11.000 Naik 25005thn
2 Tiket parkir Bus
Rupiah
17.500 Naik 25003thn
3 Tiket parkir mobil
Rupiah
17.500 Naik 25003thn
4 Tiket parkir motor
Rupiah
4.000 Naik 5003thn
5 Tiket toilet
Rupiah
1.000 Naik 50010thn
6 Rate konsumsi
Rupiah
40.000 Naik 1000010thn
7 Fr pajak
Tidak ada satuan
0,3
8 Fr restaurant
Tidak ada satuan
0,3
9 Fr bus
Tidak ada satuan
0,1
10 Fr mobil
Tidak ada satuan
0,7
11 Fr sepeda motor
Tidak ada satuan
0,2
12 Fr toilet
Tidak ada satuan
0,5
13 Fr intrepretasi
Tidak ada satuan
0,1
14 Fr pengembangan
SDM Tidak ada satuan
0,01
15 Fr promosi
Tidak ada satuan
0,03
16 Fr Perencanaan
Tidak ada satuan
0,01
17 Fr Gaji
Tidak ada satuan
0,15
18 Fr kemitraan
Tidak ada satuan
0,01
19 Fr administrasi
Tidak ada satuan
0,03
20 Fr energi
Tidak ada satuan
0,1
21 Fr Konservasi
Tidak ada satuan
0,01
22 Fr 1
Tidak ada satuan
0,327
23 Fr 2
Tidak ada satuan
0,318
24 Fr 3
Tidak ada satuan
0,273
25 Fr 4
Tidak ada satuan
0,182
14 Jumlah kamar
Buah
672
15 Tingkat hunian
Tidak ada satuan
0,3 Naik 0,13thn
16 Tarif kamar
Rupiah
300.000 Naik 50.0005thn
17 Jumlah kios
Buah
15
18 Sewa kios
Rupiah
200.000 Naik 50.0005 thn
Sumber: Perhutani 2003