Ada tiga kawasan vegetasi utama di TWA Cimanggu yaitu kawasan hutan alami, kawasan hutan rasamala dan kawasan hutan kayu putih. Hutan kayu putih
dan hutan
rasamala merupakan
hutan sekunder
dengan kerapatan
6,3 individu ha
-1
, dan hutan rasamala 11 Individu ha
-1
, sedangkan hutan alami memiliki kerapatan 17,3 individu ha
-1
. Masing-masing kerapatan tersebut untuk pohon yang memiliki diameter lebih besar dari 30 cm. Hal tersebut terjadi karena
umur hutan kayu putih baru mencapai 10-20 tahun dan hutan rasamala sudah mencapai 50-60 tahun. Hal itu yang mempengaruh stok karbon pada ketiga hutan
tersebut seperti pada Tabel 17. Tabel.17. Stok karbon hutan kawasan TWA Cimanggu
No Komponen
Stok Karbon Kawasan hutan ton ha
-1
Kayu putih Rasamala
Alami 1.
Understorey
Berat kering 23,8
15,63 12,33
Stok karbon 10,9
7,2 5,7
2
Nekromasa
Berat kering -
- 28,79
Stok karbon -
- 13,24
3
Serasah kasar
Berat kering 24,94
56,28 68,72
Stok Karbon 11,47
25,89 31,61
4
Serasah halus
Berat kering 12,89
14,29 17,87
Stok karbon 5,93
6,58 8,22
5
Pohon
Berat kering 191,1
338,48 662,11
Stok karbon 87,9
155,7 304,6
6
Stok total karbon
Biomassa 252,7
424,7 789,9
Stok Karbon 116,23
195,36 363,32
Stok karbon total di TWA Cimanggu termasuk kategori tinggi yaitu 674,91 ton ha
-1
. IPCC merekomendasikan untuk hutan basah dikawasan Asia memiliki cadangan karbon 138 ton ha
-1
sampai dengan 250 ton ha
-1
dan kawasan TWA Cimanggu memiliki kandungan stok karbon lebih besar dari yang
direkomendasikan oleh IPCC. Stok karbon terbesar dimiliki oleh kawasan hutan alami yaitu 363,32 ton ha
-1
dengan biomassa 789,9 ton ha
-1
, untuk kawasan hutan rasamala 195,36 ton ha
-1
dan hutan kayu putih 116,23 ton ha
-1
c. Potensi Fauna
TWA Cimanggu merupakan area konservasi yang juga merupakan habitat dari beberapa hewan yang dilindungi. Di TWA Cimanggu ada beberapa satwa
penting yang dilaporkan sering dijumpai antara lain babi hutan Sus vittatus, ajag Cuon alpinus, musang Prionodon linsang, monyet ekor panjang Macaca
fascicularis, elang brontok, srigunting, kutilang Pygnonotus aurigaster, macan kumbang Panthera pardus, ayam hutan Gallus sp, dan beberapa jenis ular.
d. Komponen Biotik Akuatik
1 Plankton
Plankton merupakan mikroorganisme yang hidup melayang didalam air. Didalam ekosistem perairan mikroorganisme ini menempati struktur yang paling
bawah karena berperan sebagai produsen utama. Jenis plankton dan keanekaragamannya dapat digunakan untuk menentukan kondisi suatu perairan,
semakin tinggi indek keanekaragamannya semakin subur dan baik kondisinya. Hasil analisis fitoplankton di perairan TWA Cimanggu yang diambil dari
tiga stasiun pencuplikan menunjukkan jumlah total taksa yang terjadi dari ketiga stasiun tersebut sebanyak 18 spesies seperti pada Tabel 18. Pada stasiun pertama
terindentifikasi 9 jenis fitoplankton yaitu Dispora sp, Gongrosira sp, Lemanea sp, Leptosira sp, Neidium sp, Oscillatoria sp, Phormidium sp, Spirogyra varians dan
Trachelomonas sp. Pada stasiun kedua teridentifikasi 9 jenis fitoplankton yaitu Chiomonas sp, Chorella sp, Euglena sp, Lemanea sp, Navicula radiosa,
Oscillatoria sp, Phormidium sp, Pinnularia sp dan Trachelomonas sp. Pada stasiun 3 teridentifikasi 6 jenis fitoplankton yaitu Astasia klebsii, Diopsis sp,
Navicula radiosa, Nitzchia sp, Peridium sp dan Spirogyra varians. Untuk mengetahui keanekaragaman fitoplankton dilakukan analisis
dengan menggunakan indeks keanekargaman Shannon Wiener H’. Tujuan metode ini adalah untuk mengukur tingkat keteraturan dan ketidakteraturan dalam
suatu sistem. Selain itu indeks ini juga dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan kriteria kualitas perairan Fachrul, 2007
Dari hasil penghitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener didapatkan bahwa indeks keanekaragaman untuk stasiun 1 adalah 2,098, stasiun 2
adalah 0,995 dan stasiun 3 adalah 1,667. Berdasarkan indeks keanekaragaman tersebut stasiun 1 dan stasiun 3 temasuk kategori tercemar ringan, sedangkan
stasiun 2 tercemar berat. Tabel 18. Jenis fitoplankton dan jumlah individu di perairatan TWA Cimanggu
No Jenis
Stasiun 1
2 3
1. Astasia klebsii
- -
1600 2.
Chilomonas sp -
4800 -
3. Chlorella sp
- 100800
- 4.
Dispora sp 1600
- -
5. DraparnaDiopsis sp
- -
1600 6.
Euglena sp -
4800 -
7. Gongrosira sp
4800 -
- 8.
Hemanea sp 1600
1600 -
9. Heptosira sp
1600 -
- 10. Navicula radiosa
- 1600
4800 11. Neidium sp
1600 -
- 12. Nitzichia sp
- -
1600 13. Oscillatoria sp
1600 4800
- 14. Peridinuim sp
- -
1600 15. Phormidium sp
1600 6400
- 16. Pinnularia sp
- 1600
- 17. Spirogyra varians
1600 -
1600 18. Trachelomonas sp
1600 4800
- Kelimpahan individuL
17.600 131.200
12.800 Jumlah spesies
9 9
6 Indeks Keanekaragaman
2,098 0,995
1,667 Indeks Keseragaman
0,955 0,453
0,930 Indeks Dominansi
0,141 0,595
0,221
Tabel 19. Kriteria kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman Shanon Wiener No
Indeks Keanekaragaman Kriteria kualitas air
1 H’ 1
Tercemar berat 2
1 H’ 3 Tercemar ringan
3 H’ 3
Tidak tercemar Sumber:Wilha 1975 Dalam Fachrul 2007.