Novelty Kebaruan Gagasan PENDAHULUAN
TWA diperlukan peningkatan persepsi pengunjung terhadap kawasan, peraturan baru tentang tata cara berekreasi dan pemeliharaan fasilitas
rekreasi yang dapat dilakukan dengan pola kemitraan, sedangkan fasilitas rekreasi yang diperlukan yaitu satu pos jaga, lima papan interprestasi, dua
peta lokasi objek wisata, 10 papan petunjuk, 10 papan nama, satu mushola, 30 tempat duduk beton, 11 shelter limas kecil dan 20 bak sampah.
2. Garsertiasih 2003, telah melakukan penelitian mengenai dampak pengunjung dan daya dukung kawasan Taman Wisata Alam Tangkuban
Perahu. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kunjungan wisatawan sebesar 2,1 pertahun dan diprediksi pada tahun 2005 jumlah
pengunjung adalah 673.592 orang. Tanah yang menjadi jalur kunjungan wisata lebih padat dibandingkan pada jalur yang jarang dikunjungi
wisatawan dengan rerata 0 – 30 cm dan 0 – 60 cm. Berdasarkan Douglass
Standard method ditentukan bahwa daya dukung Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu adalah 19,270 orang perhari.
3. Pratiwi dan Garsetiasih 2003, telah melakukan penelitian mengenai dampak pengunjung terhadap sifat fisik tanah di Taman Wisata Alam
Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan densitas tanah dan penurunan porositas dan permeabialitas
tanah terutama pada tanah yang tidak bervegetasi dan dekat dengan fasilitas rekreasi. Peningkatan kompaksitas tanah menyebabkan terjadinya
penurunan daya dukung tanah terutama menyebabkan peningkatan run off. 4. Sawitri 2003, melakukan pengkajian daya dukung, karakteristik, dan
dampak pengunjung terhadap flora dan fauna di Taman Wisata Alam Pananjung
Pangandaran. Hasil
penelitian menunjukkan
adanya peningkatan rerata kunjungan wisatawan dari tahun 1993 sampai tahun
2000 sekitar 20,6 pertahun. Wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Alam Pananjung pada umumnya pada kisaran umur 15
– 20 tahun dan 78 dari provinsi Jawa Barat. Dari prediksi daya dukung Taman
Wisata Alam Pananjung akan rusak pada tahun 2004. Kerusakan yang terjadi terhadap flora adalah pemotongan dan menulis pada pohon sekitar
39 pohon perhektar, penginjakan 1000 seedling perhektar. Gangguan
terhadap fauna adalah terjadinya perubahan perilaku makan dan waktu aktif Macaca fascicularis, Trachypithecus sondaicus dan Cervus
timorensis. 5. Iskandar dan Kalina 2005, melakukan pengkajian karakteristik
pengunjung Taman Wisata Alam Grojogan Sewu, Jawa Tengah. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa komposisi pengunjung terdiri dari 57,4
laki-laki dan 42,6 perempuan. Kelas umur 0-17 tahun 33,5, kelompok umur 27 -39 tahun 17,6 dan diatas 40 tahun 14,8.
Kelompok pengunjung pada umumnya adalah kelompok keluarga, selain itu ada juga kelompok pelajar dan perseorangan. Setiap hari Taman Wisata
Alam Grojogan Sewu di kunjungi oleh 150-200 orang, dan pada musim libur jumlah pengunjung dapat mencapai 1500-2000 orang. Pada
umumnya pengunjung datang untuk menikmati fenomena dan keindahan alam air terjun serta kelompok satwa liar kelompok monyet ekor panjang
yang sudah jinak. Fasilitas umum yang tersedia di areal wisata tersebut pada umumnya sudah memadai. Namun ada beberapa papan
pemberitahuan yang perlu ditambahkan, seperti larangan untuk membuat coretan gravity dan memberi makan satwa liar.
6. Arrow et al 1995, menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan serta hubungan antara aktivitas ekonomi dengan
daya dukung lingkungan dan resiliensi ekosistem. Dari hasil pembahasannya disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat
dipengaruhi oleh kualitas lingkungan. Semakin tinggi aktivitas ekonomi dapat menyebabkan tekanan kepada daya dukung lingkungan dan
resiliensi ekosistem. Untuk menjaga terjadinya pertumbuhan ekonomi diperlukan kebijakan berupa insentif untuk menjaga resiliensi ekosistem
yang merupakan indikator daya dukung lingkungan. 7. Lankford et al 2006, melakukan penelitian mengenai daya dukung
sosial. Indikator yang diteliti adalah tingkat kepuasan wisatawan terhadap peningkatan ikatan antara teman pada saat rekreasi, keindahan pantai,
perubahan mood wisatawan dan perasaan kebebasan. Faktor yang menjadi pengaruh adalah tingkat kepadatan pengunjung. Hasil menunjukkan bahwa
peningkatan kepadatan menyebabkan prespektif negatif menjadi meningkat sehingga menurunkan tingkat kepuasan wisatawan.
8. Manning et al 2002, melakukan penelitian estimasi daya dukung penjara di pulau Alkatraz sebagai daerah tujuan wisata. Faktor yang diteliti
adalah pengaruh kepadatan wisatawan terhadap kualitas pengalaman wisatawan. Estimasi dilakukan dengan pengembangan model dengan
menggunakan simulasi komputer. Responden melakukan penilaian terhadap pengaruh antara kepadatan wisatawan dengan kualitas
pengalaman wistawan dengan mengkategori indikator-indikator penilaian dengan skala 1 s.d 5. Hasil penelitian menyebutkan preferensi daya
dukung yang baik adalah 2500 orang perhari, batas penerimaan menurut perspektif wisatawan adalah 4800 orang perhari dan apabila lebih dari itu
pengelola tempat rekreasi penjara di Pulau Alkatraz harus melakukan pembatasan atau tindakan.
9. Lee et al 2002, melakukan penelitian mengenai pengembangan penilaian daya dukung lingkungan di Taman Nasional Chi-Ri. Penelitian
ini menggunakan pendekatan penataan ruang untuk kegiatan wisatawan dengan menggunakan aplikasi GIS. Overlay peta ditentukan berdasarkan
faktor ekologi, fasilitas dan institusi. 10. Dai et al 2005, meneliti mengenai konstrain ekonomi yang
mempengaruhi daya dukung pariwisata. Penelitian ini mengenalkan konstrain daya dukung berdasarkan deskripsi kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu menyebabkan peningkatan konsumsi wisatawan, bahkan sebaliknya
ketika terjadi peningkatan jumlah wisatawan konsumsi produksi meningkat sangat lambat.
11. Roussel dan Valette 2007, meneliti mengenai daya dukung sosial pada zona coastal. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh petumbuhan
populasi wisatawan terhadap tingkat kepuasan wisatawan dan pengembangan pembuatan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan penguatan pada partisipasi masyarakat dapat berdampak positif terhadap kebijakan pengaturan pengunjung.
12. Kandelaars 1997,
melakukan pengembangan
model dinamis
menghubungan faktor kegiatan pariwisata dengan lingkungan di Peninsula Yucatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pariwisata di
Peninsula Yucatan berjalan dalam sebuah siklus. Hal tersebut terjadi karena kebijakan yang dibuat dapat mendorong kegiatan remediasi pada
lingkungan yang mengalami gangguan akibat kegiatan pariwisata. Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian diatas
yang terkait dengan kajian pengelolaan dengan kegiatan wisata di kawasan konservasi. Kebaruan novelty dalam penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan kajian dampak kegiatan wisata dan karakteristik pengunjung di TWA Cimanggu
2. Menghasilkan prosedur
analisis strategi
pengelolaan pariwisata
berkelanjutan berbasis dampak ekologi di Taman Wisata Alam sebagai suatu model pengambilan keputusan melalui tahapan: penilaian kondisi
saat ini, identifikasi tindakan pengelolaan, pengembangan model, penentuan indikator keberhasilan serta menyusun arahan strategi
pengelolaan taman wisata alam. 3. Menghasilkan model dinamis dan alternatif skenario serta arahan strategi
pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Taman Wisata Alam Cimanggu.