Potensi Fauna Komponen Biotik Akuatik
adalah 0,995 dan stasiun 3 adalah 1,667. Berdasarkan indeks keanekaragaman tersebut stasiun 1 dan stasiun 3 temasuk kategori tercemar ringan, sedangkan
stasiun 2 tercemar berat. Tabel 18. Jenis fitoplankton dan jumlah individu di perairatan TWA Cimanggu
No Jenis
Stasiun 1
2 3
1. Astasia klebsii
- -
1600 2.
Chilomonas sp -
4800 -
3. Chlorella sp
- 100800
- 4.
Dispora sp 1600
- -
5. DraparnaDiopsis sp
- -
1600 6.
Euglena sp -
4800 -
7. Gongrosira sp
4800 -
- 8.
Hemanea sp 1600
1600 -
9. Heptosira sp
1600 -
- 10. Navicula radiosa
- 1600
4800 11. Neidium sp
1600 -
- 12. Nitzichia sp
- -
1600 13. Oscillatoria sp
1600 4800
- 14. Peridinuim sp
- -
1600 15. Phormidium sp
1600 6400
- 16. Pinnularia sp
- 1600
- 17. Spirogyra varians
1600 -
1600 18. Trachelomonas sp
1600 4800
- Kelimpahan individuL
17.600 131.200
12.800 Jumlah spesies
9 9
6 Indeks Keanekaragaman
2,098 0,995
1,667 Indeks Keseragaman
0,955 0,453
0,930 Indeks Dominansi
0,141 0,595
0,221
Tabel 19. Kriteria kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman Shanon Wiener No
Indeks Keanekaragaman Kriteria kualitas air
1 H’ 1
Tercemar berat 2
1 H’ 3 Tercemar ringan
3 H’ 3
Tidak tercemar Sumber:Wilha 1975 Dalam Fachrul 2007.
Astasia klebsii Chilomonas sp
Chlorella sp Cocconeis sp
Dispora sp Diopsis sp
Euglena sp Eunotia sp
Gongrosira sp Lemanea sp
Leptosira sp Navicula radiosa
Neidium sp Nitzichia sp
Oscillatoria sp Peridinium sp
Phormidium sp Pinnularia sp
Spirogyra varians
Synedra sp
Tabellaria sp Trachelomonas sp
Gambar 18. Fitoplankton diperairan TWA Cimanggu Indeks keseragaman Equitability Index stasiun 1 adalah 0,955, stasiun 2
adalah 0,453 dan stasiun 3 adalah 0,930. Indeks keseragaman stasiun 1 dan 3 memiliki nilai yang mendekati 1, hal tersebut menunjukkan bahwa kekayaan antar
spesies merata dengan tingkat kelimpahan yang hampir sama, sedangkan untuk
stasiun 2 dengan nilai dibawah 0,5 menunjukkan bahwa kemerataan antar spesies rendah sehingga terjadi dominansi spesies yaitu Chorella sp yang merupakan
spesies dominan pada stasiun 2. Dominansi spesies dapat dilihat dari indeks dominansi. Pada stasiun 1 indeks dominansinya adalah 0,141, stasiun 2 adalah
0,595 dan stasiun 3 adalah 0,221. Berdasarkan nilai indeks dominansi dapat ditunjukkan bahwa dominansi spesies terjadi pada stasiun 2, sedangkan pada
stasiun 1 dan 3 tidak terjadi dominansi karena nilai indeks keseragamannya mendekati 1. Berdasarkan indeks keanekaragaman dan kriteria kualitas air
menurut Wilha 1975 dalam Fachrul 2007 mengkategorikan telah terjadi pencemaran di perairan TWA Cimanggu dengan kategori stasiun 1 dan 3 tercemar
ringan dan stasiun 2 tercemar berat.
2 Benthos
Benthos merupakan salah satu biota yang juga digunakan sebagai parameter biologi untuk menentukan kondisi suatu perairan. Benthos merupakan
organisme yang hidupnya di dasar perairan. Sebagai organisme yang hidup diperairan, hewan benthos sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat
hidupnya sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya. Makrobenthos yang tercuplik di TWA Cimanggu terdiri dari 4 kelas, 8
ordo, 16 famili, 19 genus dan 20 spesies. Jumlah organisme makrobenthos yang tercuplik selama penelitian adalah 559 individu dengan didominansi oleh kelas
Insecta sebesar 91,63 pada stasiun 1 dan 61,24 pada stasiun tiga. Pada stasiun 1 teridentifikasi 14 spesies dengan indeks keanekaragaman
H’ sebesar 2,345. kelimpahan spesies yang paling tinggi adalah Centroptilum luteolum dengan indeks kelimpahan 0,219 dan yang terendah adalah Culicinae
sp, Chironomus sp dan Simulium sp dengan masing-masing indeks kelimpahan sebesar 0,05. Secara rinci kelimpahan setiap spesies dapat dilihat Tabel 20
Berdasarkan indek keanekaragaman dan kriteria kualitas perairan stasiun 1 termasuk kedalam kategori tercemar ringan. Stasiun 2 merupakan stasiun yang
mempunyai nilai indeks keanekaragaman yang terendah yaitu sebesar 1,632. Pada stasiun 2 ditemukan 7 jenis makrobenthos yang merupakan bioindikator terhadap
kualitas perairan yang tercemar seperi Chironomus sp yang merupakan makrobenthos dengan nilai kelimpahan yang paling tinggi 0,229.
Tabel 20. Makrobenthos diperairan TWA Cimanggu
Kelas Ordo
Famili Genus
Spesies Ind
Insecta Plecoptera
Perlodidae Perlodes
Perlodes microcephala
5 Taeniopterygidae
Taeniopteryx Taeniopteryx
nebulosa 15
Brachyptera Brachyptera risi
1
Ephemeroptera Baetidae
Baetis Baetis musticus
29 Cloeon
Cloeon simile 19
Centroptilum Centroptilum
luteolum 92
Leptohlebiidae Paraleptophelebia
Paraleptophlebia submarginata
3 Caenidae
Caenis Caenis sp1
26 Caenis sp 2
17 Trichoptera
Hydropsychidae Hydropsyche
Hydropsyche instabilis
69 Odontoceridae
Odontocerum Odontecerum
albicorne 21
Ecnomidae UG
US 1
Diptera Culicidae
Culicinae Culicinae sp
1 Chironomidae
Chironomus Chironomus sp
52 Simulidae
Simulium Simulium sp
3 Gastropoda Prosobranchiata
Hydrobiidae Potamopyrgus
Potamopyrgus jenkinsi
58 Valvatidae
Valvata Valvata cristata
18 Pulmonata
Physidae Physa
Physa fontinalis 67
Bivalvia O1
Sphaeriidae Sphaerium
Sphaerium sp 5
Hirudinea Rhyncobdellida
Glossiphonidae Glossiphonia
Glossiphonia sp 57
Jumlah Total Individu 559
Keterangan: UG : genus yang tidak teridentifikasi US : Spesies yang tidak teridentifikasi
Leuctra nigra
Taeniopteryx sp
Perlodes sp Caenis sp.
Cloeon simile Baetis muticus
Centroptilum sp Leptophlebia sp
Gambar 19. Makrobenthos yang ditemukan diperairan TWA Cimanggu
Tabel 21. Indeks keanekaragaman dan indeks kelimpahan makrobenthos di stasiun 1 TWA Cimanggu.
No Spesies
Jumlah Ind
Kelimpahan P
i
Keanekaragaman P
i
lnP
i
1 Taeniopteryx
nebulosa 15
0,07 0,186
2 Perlodes
microcephala 5
0,023 0,087
3 Baetis musticus
29 0,135
0,27 4
Cloeon simile 19
0,182 0,31
5 Centroptilum
luteolum 47
0,219 0,33
6 Paraleptophlebia
submarginata 3
0,014 0,06
7 Caenis sp1
12 0,056
0,161 8
Caenis sp 2 17
0,079 0,201
9 Hydropsyche
instabilis 26
0,121 0,256
10 Odontecerum
albicorne 21
0,098 0,228
11 Culicinae sp
1 0,005
0,015 12
Chironomus sp 1
0,005 0,015
13 Simulium sp
1 0,005
0,015 14
Valvata cristata 18
0,084 0,208
H’ 2,345
Tabel 22. Indeks keanekaragaman dan indeks kelimpahan makrobenthos di stasiun 2 TWA Cimanggu.
No Spesies
Jumlah Ind
Kelimpahan P
i
Keanekaragaman P
i
lnP
i
1 Hydropsyche
instabilis 8
0,048 0,338
2 Potamopyrgus
jenkinsi 26
0,157 0,053
3 Physa fontinalis
39 0,235
0,146 4
Chironomus sp 38
0,229 0,291
5 Simulium sp
2 0,012
0,34 6
Glossiphonia sp 48
0,289 0,105
7 Sphaerium sp
5 0,03
0,359 H’
1,632
Tabel 23. Indeks keanekaragaman dan indeks kelimpahan makrobenthos di stasiun 3 TWA Cimanggu.
No Spesies
Jumlah Ind
Kelimpahan P
i
Keanekaragaman P
i
lnP
i
1 Hydropsyche
instabilis 35
0,197 0,32
2 Potamopyrgus
jenkinsi 32
0,18 0,309
3 Physa fontinalis
28 0,157
0,291 4
Chironomus sp 13
0,073 0,191
5 Caenis sp
14 0,079
0,201 6
Glossiphonia sp 9
0,051 0,152
7 Brachytera risi
1 0,006
0,031 8
US 1
0,006 0,031
9 Centroptilum
luteoum 45
0,253 0,348
H’ 1,874
Keterangan US: Spesies yang tidak teridentifikasi
Pada stasiun 3 teridentifikasi 9 jenis makrobenthos dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 1,874 dengan nilai indeks kelimpahan tertinggi adalah
Centrophtilum luteolum sebesar 0,253 dan terendah adalah Brachyptera instabilis sebesar 0,006. Dari hasil kajian makro benthos sebagai indikator biologi yang
dapat dijadikan indikator kualitatif untuk melihat kualitas perairan menunjukkan bahwa perairan di TWA Cimanggu mengalami pencemaran ringan. Untuk
memverifikasi hasil dari indikator biologi perlu dilakukan pengukuran kimiawi perairan untuk mengidentifikasi kondisi perairan di TWA Cimanggu.