Taman Wisata Alam TINJAUAN PUSTAKA

pemanfaatan kawasan dan potensinya dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata alam. Pada blok ini dapat digunakan sebagai tempat kegiatan penangkaran jenis sepanjang untuk menunjang kegiatan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan restocking dan menunjang budidaya oleh masyarakat setempat. Dalam blok pemanfaatan dapat dibangun sarana dan prasarana pengelolaan pendidikan, penelitian dan wisata alam pondok wisata, bumi perkemahan, penginapan remaja, usaha makanan dan minuman, sarana wisata tirta, angkutan wisata, wisata budaya dan penjualan cindera mata yang dalam pembangunannya harus memperhatikan gaya arsitektur daerah setempat. Blok pemanfaatan tidak dapat digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan yang bersifat merubah bentang alam. Kegiatan pengusahaan wisata alam dapat diberikan kepada pihak ketiga. Baik koperasi, BUMN, swasta maupun perseorangan. Dalam hal dijumpai adanya kerusakan habitat dan penurunan populasi satwa yang dilindungi undang-undang atau satwa yang penting lainnya dalam taman wisata alam, maka setelah melalui pengkajian yang seksama dapat dilangsungkan kegiatan antara lain pembinaan habitat atau pembinaan populasi, rehabilitasi dengan jenis tumbuhan asli yang diambil dari dalam taman wisata alam yang bersangkutan atau diambil dari kawasan lain yang masih berada pada zona biogeografi dan ekosistem yang sama, reintroduksi satwa sejenis dan asli dari kawasan konservasi lain yang berada pada zona biogeografi dan ekosistem yang sama, pengendalian atau pemusnahan jenis tumbuhan dan atau satwa yang tidak asli yang diidentifikasi telah dan akan menganggu ekosistem kawasan. Masyarakat sekitar harus diikutsertakan dalam pengelolaan taman wiata alam melalui penyediaan kesempatan bekerja dan peluang usaha.

2.2. Kebijakan kegiatan wisata di area konservasi.

Kebijakan pemanfaatan pengembangan objek wisata alam di kawasan konservasi ditekankan kepada: a Partisipasi masyarakat, keberpihakan dan pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan demokrasi ekonomi yang berbasis kekuatan rakyat dan pemberdayaan ekonomi rakyat, b penerapan kemitraan usaha dibidang pengusahaan pariwisata alam, c memperluas kesempatan berusaha dengan keterlibatan masyarakat setempat, kelompok pengusaha golongan ekonomi kecil, menengah dan besar, BUMD, BUMN dan koperasi dalam berbagai klasifikasi bidang usaha kegiatan pariwisata alam, d memperluas bidang kegiatan pengusahaan pariwisata alam yang tidak saja terbatas dalam bidang sarana akomodasi wisata alam, namun mencakup pula berbagai kegiatan wisata alam baik yang bersifat sesaatmusiman maupun sepanjang tahun. Keterkaitan pengembangan pariwisata alam dikawasan hutan konservasi taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya, telah ditetapkan dalam beberapa peraturan perundang-undangan yaitu: 1. Undang-Undang No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. 2. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Undang-undang No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Subtansi penting dalam perundang- undangan tersebut adalah: a. Perlindungan sistem penyangga kehidupan yaitu terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk itu ditetapkan: 1 Wilayah tertentu sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan. 2 Pola dasar pembinaan wilayah sistem penyangga kehidupan 3 Pengaturan cara pemanfaatan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan. b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, yang dilaksanakan didalam dan diluar kawasan suaka alam. c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dilakukan dengan: 1 Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam