Kerangka Berpikir Penelitian PENDAHULUAN
diperhatikan bahwa konsep daya dukung bukan sesuatu yang statis. Definisi daya dukung dapat diartikan beragam tergantung dari disiplin ilmu atau fokusnya.
Menurut Ding 2009 “Carrying Capacity is the amount of activity or use that can handle by a system before it deteriorate or carrying capacity is determining how
much use a given setting can absorb, before unacceptable impact occur”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa daya dukung tidak bersifat statis akan tetapi dinamis dimana kemampuan sistem dapat dikurangi atau
ditambah. Rekayasa yang dilakukan dapat menggunakan teknologi. Hal tersebut menjadi lebih jelas bahwa daya dukung dapat dirubah tergantung dari sistemnya.
Berdasarkan argumen di atas, pendekatan yang harus dilakukan adalah suatu pendekatan yang holistik. Oleh karena itu perlu suatu metode yang
menggunakan prinsip pendekatan holistik. Pendekatan sistem merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mencari solusi pengembangan
model pengelolaan pariwisata berkelanjutan. Untuk menilai keberlanjutan dari sistem pengelolaan, di taman wisata alam dilakukan dengan cara menentukan
indeks dampak ekologi. Indeks dampak ekologi adalah suatu nilai perbandingan antara beban atau dampak ekologi akibat kegiatan wisata yang terjadi dengan
kemampuan pengelolaan mengatasi dampak ekologi yang terjadi akibat kegiatan wisata. Jika indeks dampak ekologi menghasilkan nilai
indeks ≤ 1, menunjukkan kemampuan pengelolaan dampak ekologi di taman wisata alam termasuk kedalam
kategori berkelanjutan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa model pengelolaan pariwisata berkelanjutan di taman wisata alam telah dilaksanakan secara baik dan
benar yang dilandasi oleh arahan strategi dan kebijakan yang benar serta tidak melampaui daya dukungnya. Langkah selanjutnya adalah memberikan
rekomendasi agar strategi pengelolaan terus digunakan dan diberikan penguatan agar tingkat keberlanjutan taman wisata alam dapat terus meningkat.
Jika nilai Indeks dampak ekologi 1, menunjukkan kemampuan pengelolaan dampak ekologi di taman wisata alam masuk kedalam kategori tidak
berkelanjutan dan akan memberikan ancaman terhadap fungsi kawasan sebagai kawasan konservasi. Untuk pengembangan model pengelolaan perlu diidentifikasi
permasalahan yang terjadi pada sistem pengelolaan pariwisata di taman wisata alam tersebut. Kajian daya dukung yang dilakukan meliputi kajian dampak
ekologi akibat kegiatan wisata, kemampuan pengelolaan dampak ekologi dan karakteristik pengunjung taman wisata alam. Komponen daya dukung ditentukan
berdasarkan kepada komponen-komponen ekologi yang terancam akibat kegiatan wisata. Karakteristik pengunjung penting untuk dikaji karena sangat menentukan
besaran stress yang terjadi terhadap lingkungan dan tujuan wisata berupa nilai harapan pengunjung mendatangi taman wisata alam.
Berdasarkan kajian dampak ekologi akibat kegiatan wisata dan karakteristik pengunjung dikembangkan tindakan-tindakan pengelolaan di taman wisata alam
untuk pencapaian tujuan sistem pengelolaan pariwisata berkelanjutan. Tindakan- tindakan pengelolaan tersebut dijadikan masukan untuk penyusunan skenario
pengelolaan pariwisata berkelanjutan di taman wisata alam. Studi kasus penelitian ini dilaksanakan di Taman Wisata Alam Cimanggu. Skenario-skenario tersebut
diharapkan dapat memberikan gambaran masa depan TWA Cimanggu dalam kaitannya dengan keberlanjutan pariwisata, aspek ekologi dan dimensi kajian
lainnya. Dimensi kajian lain yang dimaksud adalah indikator-indikator keberhasilan dari tindakan pengelolaan yang terdiri dari indikator Indeks dampak
ekologi, partisipasi masyarakat, pendapatan pengusaha, pendapatan masyarakat dan pajak. Pemilihan skenario optimal ditentukan berdasarkan pencapaian
indikator keberhasilan yang paling optimum. Tindakan pengelolaan yang menghasilkan indikator keberhasilan yang paling optimum dijadikan rekomendasi
arahan strategi pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Taman Wisata Alam Cimanggu. Hasil tersebut merupakan masukan dan saran bagi pengelola yang
dapat diimplementasikan dengan memperhatikan kemampuan sumber daya dan asumsi-asumsi dalam model pengelolaan taman wisata. Secara skematis kerangka
penelitian di sajikan pada Gambar1.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian