22
M
3.1.6 Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga di tingkat lembaga pemasaran di dalam sistem pemasaran. Pengertian marjin sering digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang menjebatani gap antara pasar di tingkat petani dengan pasar di tingkat eceran Asmarantaka 2009.
Tomek dan Robinson 1990, memberikan dua alternatif dari definisi marjin pemasaran yaitu: 1 perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima produsen petani yang secara matematis dapat dirumuskan yaitu M=Pr-Pf, 2 harga dari kumpulan jasa-jasa pemasaran sebagai akibat
adanya aktivitas-aktivitas bisnis yang terjadi dalam sistem pemasaran tersebut. Secara grafis, marjin pemasaran dapat digambarkan sebagai jarak vertikal antara
kurva permintaan primer dengan kurva permintaan turunan, atau antara kurva penawaran primer dengan kurva penawaran turunan.
Harga P
Dr Sr
Pr Df
Sf Pf
Qr, f
Gambar 2
. Marjin Pemasaran
Keterangan : Sr
–Penawaran tingkat pengecer, Sf
– Penawaran tingkat petani, Dr
–Permintaan tingkat pengecer, Df
–Permintaan tingkat petani, Q
– Jumlah keseimbangan di tingkat M
– Marjin pemasaran petani dan pengecer,
Perbedaan harga jual dari lembaga yang satu dengan lembaga lain sampai ke tingkat konsumen akhir disebabkan karena adanya perbedaan kegiatan dari
etiap lembaga. Semakin banyak lembaga tataniaga yang terlibat dalam
23 penyaluran suatu komoditas dari titik produsen sampai ke titik konsumen, maka
akan semakin besar perbedaan harga komoditas tersebut di titik produsen dibandingkan harga yang akan dibayarkan oleh konsumen. Perbedaan harga yang
terjadi antara lembaga pemaasaran satu dengan lembaga pemasaran lainnya dalam saluran pemasaran suatu komoditas yang sama disebut sebagai marjin pemasaran.
Pada umumnya besarnya marjin pemasaran merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk mendeteksi terjadinya efisiensi pemasaran. Marjin
pemasaran yang rendah belum tentu dapat mencerminkan pasar itu sudah efisien. Namun, marjin yang tinggi juga tidak selalu ditunjukkan oleh adanya keuntungan
pedagang yang berlebihan. Hal ini karena besarnya marjin pemasaran tersebut pada dasarnya merupakan total biaya pemasaran yang meliputi biaya operasional
pemasaran yang dikeluarkan pedagang biaya pengangkutan, penyimpanan, sortasi, grading dan keuntungan pedagang Irawan 2007.
Ketika nilai margin pemasaran tinggi sebagai akibat adanya pengolahan dan penanganan produk lebih lanjut dan berdampak pada peningkatan kepuasan
konsumen maka tingginya marjin pemasaran mengindikasikan sistem pemasaran tersebut berlangsung secara efisien.
Nilai marjin
pemasaran dipengaruhi
oleh sifat
barang yang
diperdagangkan, tingkat pengolahan, biaya pemasaran, keuntungan lembaga pemasaran, harga eceran dan harga produsen. Sifat komoditas atau barang juga
mempengaruhi marjin pemasaran dan jarak antar daerah produsen dengan konsumen, serta biaya-biaya tidak resmi Azzaino 1982 : Mubyarto 1979.
3.1.7 Farmer’s Share