Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

29 yang sesuai dengan keinginan konsumen. Sasaran dari efisiensi harga adalah efisiensi alokasi sumberdaya dan maksimum output ekonomi. Efisiensi harga dapat tercapai apabila masing-masing pihak yang terlibat dalam pemasaran merasa puas atau responsif terhadap harga yang berlaku. Efisiensi harga dapat dianalisis melalui ada atau tidaknya keterpaduan pasar antara pasar acuan dengan pasar pengikutnya, misalnya antara pasar di tingkat petani dengan pasar di tingkat konsumen akhir.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan nasional dan memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabai rawit merah terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai rawit merah. Selain itu, c abai tidak dapat disubstitusi oleh komoditas lain, sehingga bila terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan serapan pasar pasti akan terjadi fluktuasi harga. Salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketidakseimbangan tersebut yaitu pola produksi adanya on season dan off season dan pola tanam yang tidak terencana dan tidak terkoodinasi antar tiap kabupaten sentra produksi cabai rawit merah sehingga petani-petani cabai rawit merah memperoleh pendapatan yang fluktuatif sehingga pendapatan menjadi tidak pasti. Salah satu sentra produksi cabai rawit merah berada di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug. Jaringan pemasaran cabai rawit merah di Kecamatan Cigedug pada umumnya melalui pedagang pengumpul desa, semua petani di Desa Cigedug menjual hasil panennya kepada pihak pedagang pengumpul desa atau dengan kata lain petani bergantung kepada pedagang pengumpul desa dalam pemasaran cabai rawit merah. Kondisi ini terjadi akibat petani memiliki kelemahan memasarkan sendiri dikarenakan butuh modal yang besar khususnya dalam menyewa alat transportasi dan pengalaman yang cukup sehingga pengambilan keputusan dalam penetapan harga lebih cenderung kepada pihak pedagang pengumpul desa. Selain itu, akses informasi harga cabai rawit merah yang diterima petani tidak lancar. Kondisi ini melemahkan posisi petani karena daya tawar petani yang lemah. Selanjutnya cabai rawit merah disalurkan ke pasar 30 induk seperti Pasar Induk Cikajang, Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Caringin. Berdasarkan kondisi yang terjadi di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut maka perlu dianalisis sistem pemasaran sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat untuk memperbaiki mekanisme pasar dan rekomendasi bagi para petani yang memberikan bagian keuntungan yang layak untuk petani maupun lembaga pemasaran. 31 Gambar 3 . Kerangka Pemikiran Operasional Salah satu sentra produksi cabai rawit merah Capsicum frutescens di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.  Fluktuasi harga cabai rawit merah tinggi  Adanya ketergantungan petani kepada pengumpul sehingga posisi tawar petani rendah. Analisis Sistem Pemasaran  Analisis saluran pemasaran  Analisis fungsi pemasaran  Analisis struktur pasar  Analisis perilaku pasar  Analisis marjin pemasaran  Analisis farmer’s share  Analisis rasio keuntungan dan biaya  Analisis keterpaduan pasar petani cabai rawit merah di Desa Cigedug dengan Pasar Induk Kramat Jati Rekomendasi 32

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan yang merupakan salah satu sentra produksi cabai rawit di Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2012.

4.2 Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi langsung melalui pembagian kuisioner yang telah disiapkan dengan teknik wawancara kepada petani cabai rawit merah dan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat seperti pedagang pengumpul desa dan pedagang pengecer cabai rawit merah. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik BPS, Pusat Data dan Informasi, Pasar Induk Kramat Jati, dan hasil penelitian dari PSEKP. Selain itu diperoleh informasi melalui situs web internet, buletin, literatur-literatur serta sumber-sumber yang terkait dengan judul penelitian.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung kepada petani responden dengan menggunakan kuisioner. Responden yang akan diambil dalam penelitian ini adalah para petani cabai rawit merah yang berada di wilayah Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut dan lembaga pemasaran terkait. Penentuan petani responden dilakukan secara purposive yaitu petani cabai cabai rawit merah yang sedang melakukan pemanenan. Jumlah petani responden sebanyak 30 orang. Penarikan sampel pada lembaga-lembaga pemasaran dilakukan dengan mengikuti alur perdagangan cabai rawit merah, diambil berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden sebelumnya yaitu dari tingkat petani. Jumlah pedagang respoden sebanyak 22 orang.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Respons Ketahanan Lima Varietas Cabai merah (Capsicum Annum l.) Terhadap Berbagai Konsentrasi Garam NaCl Melalui Uji Perkecambahan

5 96 40

Penghambatan Layu Fusarium Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Yang Dienkapsulasi Alginat-Kitosan Dan Tapioka Dengan Bakteri Kitinolitik

2 54 54

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Beberapa Aplikasi Pupuk Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur

3 45 96

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah (Capsicum frutescens) Petani Mitra PT. Indofood Fritolay Makmur dan Petani Nonmitra Di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut

1 39 232

Pendapatan Usahatani dan Sistem Pemasaran Cabai Rawit Merah (Capsicum frutescens) di Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut

1 6 28