63 mempengaruhi harga jualnya sehingga fungsi penyimpanan tidak dilakukan.
Cabai rawit merah yang di jual ke Pasar Induk Kramat Jati dijual dengan harga Rp 9.000,00 per kilogram. Pedagang besar di Pasar Induk Kramat Jati tidak
memberi batasan jumlah dalam mekanisme penerimaan cabai rawit merah. Pengangkutan ke pasar induk dilakukan dengan menggunakan mobil pick up
Biaya pengangkutan ini ditanggung oleh pihak pedagang besar di Pasar Induk Caringin.
Pedagang besar di Pasar Induk Kramat Jati akan melakukan kegiatan penjualan kepada pedagang pengecer dengan harga jual sebesar Rp 10.500,00 per
kilogram. Pedagang pengecer akan langsung menjual cabai rawit merah kepada konsumen akhir di Jakarta dengan harga Rp 20.000,00 per kilogram.
6.2 Fungsi Pemasaran
Lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran cabai rawit merah, masing-masing menjalankan fungsi-fungsi pemasaran dimana setiap lembaga
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Fungsi pemasaran bertujuan untuk memperlancar penyaluran cabai rawit merah dari petani ke konsumen.
Pengelompokan fungsi pemasaran menggunakan teori Limbong dan Sitorus 1985 yaitu fungsi pertukaran pembelian dan penjualan, fungsi fisik
pengangkutan, pengemasan, penyimpanan, dan fungsi fasilitas sortasi, penanganan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar.
6.2.1 Fungsi Pemasaran di Tingkat Petani
Secara umum petani di Desa Cigedug melakukan fungsi pertukaran yaitu menjual cabai rawit merah ke para pedagang pengumpul desa, sebagian petani
melakukan fungsi fisik pengangkutan dan pengemasan, dan fungsi fasilitas sortasi, penanganan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Petani dalam lima
pola saluran pemasaran melakukan fungsi tersebut. Proses penjualan cabai rawit merah dilakukan secara bebas oleh petani dengan sistem cabai rawit merah dijual
kepada para pedagang pengumpul desa yang menawarkan harga tertinggi kepada petani dan biasanya para pedagang pengumpul desa yang menghubungi para
petani melalui telepon seluler. Para petani melakukan pemilihan jalur pemasaran
64 ini karena lebih mudah dan tidak membutuhkan biaya banyak. Adapun petani
yang menjual cabai rawit merah kepada satu pedagang pengumpul desa saja dikarenakan adanya ikatan keluarga sehingga loyalitaspun terbentuk.
Fungsi pengangkutan dilakukan oleh 25 petani responden, dari lahan mereka hingga ke pinggir jalan dengan menggunakan motor ojeg dengan biaya
Rp 25,00 per kilogram hingga Rp 150,00 per kilogram dan selanjutnya akan diambil oleh para pedagang pengumpul desa. Pengangkutan sendiri ini terjadi jika
lahan mereka jauh dari jalan utama, sehingga pengemasan juga dilakukan sendiri. Namun jika lahan berada di dekat jalan utama maka para pedagang pengumpul
desa akan mendatangi lahan petani untuk mengangkut cabai rawit merah. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan karung bekas pupuk untuk
mengemas cabai rawit merah dan satu karung dapat memuat cabai rawit merah sebanyak
50 kilogram. Fungsi fasilitas seperti sortasi dilakukan langsung di lahan petani saat
panen yaitu dengan memetik cabai rawit merah yang dalam kondisi baik atau tidak terkena patek yang sangat parah yang menyebabkan busuk buah secara
keseluruhan. Fungsi penaggungan risiko yang dilakukan petani antara lain adalah risiko produksi seperti terserang hama penyakit sehigga jumlah cabai rawit merah
yang dipanen lebih kecil dari yang semestinya. Selain itu, risiko harga juga sering dihadapi petani yaitu harga jual cabai rawit merah yang terkadang sangat rendah
dan fluktuasi harga yang tajam. Dua orang petani respoden menghadapi risiko ini dengan cara melakukan siasat atau strategi pola tanam cabai rawit merah sehingga
pemanenan tidak dilakukan secara serempak yang menyebabkan pasokan cabai rawit merah di pasaran menumpuk dan harga otomatis akan menurun.
Petani responden juga melakukan fungsi pembiayaan dan informasi harga. Fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh petani yaitu menanggung dan
mengusahakan biaya-biaya untuk produksi dan biaya pasca panen seperti biaya input, biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya pengemasan, biaya penyusutan
dan biaya pengangkutan. Sumber pembiayaan usahatani petani cabai rawit merah berasal dari modal sendiri dan lembaga keuangan, baik formal maupun non
formal. Namun, sedikit sekali yang mengajukan permohonan dana ke lembaga keuangan formal. Lembaga keuangan non formal yang menjadi sumber
65 pembiayaan yaitu keluarga. Informasi pasar seperti informasi harga yang diterima
petani bersifat tidak transparan atau dapat dikatakan informasi harga sering tidak tersampaikan dengan baik kepada petani. Para petani memperoleh informasi dari
sesama petani dan juga pedagang pengumpul desa melalui nota penjualan, dimana berdasarkan hasil lapang ternyata ada beberapa pedagang pengumpul desa yang
melakukan tindak kecurangan seperti pemalsuan nota penjualan.
6.2.2 Fungsi Pemasaran di Tingkat Pedagang Pengumpul Desa