Penanganan Limbah B3 Manajemen Penanganan Limbah di PT. XYZ
asap, emisi gas buang yang dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan. Sumber pencemaran emisi cerobong dari proses produksi berasal
dari lokasi-lokasi seperti rim forming, welding, plating, die casting, painting steel, painting plastic, incenerator, perparkiran dan proses pengujian akhir sepeda
motor yang menghasilkan emisi gas buang. Tolak ukur dampak kualitas udara adalah baku mutu kualitas bebas lingkungan sesuai Kep. Gub. DKI Jakarta No.
551 tahun 2001. Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan terhadap limbah udara
antara lain: 1. Memasang exhaust fan, dust collector, kipas angin di area produksi
2. Menyediakan alat pelindung diri APD berupa ear plug untuk mengatasi kebisingan dan kacamata las untuk melindungi mata karyawan dari paparan
debu. 3. Menyediakan genset sebagai energi cadangan dan ditempatkan dalam tempat
khusus. 4. Perawatan incenerator dan mesin pengangkat barang
5. Penyediaan ruang bebas rokok 6. Meletakkan cerobong di setiap titik sumber emisi untuk mengatasi masalah
asap dan debu. Upaya pengelolaan lingkungan terhadap manajemen limbah yang dilakukan
PT. XYZ tersebut membuktikan bahwa perusahaan telah melakukan usaha-usaha pengelolaan seoptimal mungkin untuk mengurangi dampak pencemaran kualitas
udara. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian menunjukkan kondisi kualitas udara yang masih di bawah baku mutu. Usaha-usaha tersebut juga masih terus
dilakukan di area sumber pencemaran. Pelaporan pengelolaan dampak terhadap kualitas udara disampaikan kepada BPLHD DKI Jakrata dan BPLHD Jakarta
Utara. Pengelolaan lingkungan terhadap limbah yang telah diuraikan diatas secara
keseluruhan memiliki tujuan utama yaitu untuk meminimalisir dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan yang terjadi. Manajemen penanganan limbah yang telah
dilakukan PT. XYZ secara garis besar dijabarkan dalam Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 Matriks penanganan limbah serta perolehan hasil yang dicapai oleh PT.XYZ
Kategori Limbah
Jenis Limbah Penanganan yang Dilakukan
Hasil yang dicapai
Padat: Bahan
Berbahaya dan
Beracun B3
1. Potongan logam 2. Scrap alumunium
3. Abu casting 4. Abu blasting
5. Kerak cat 6. WWT Sludge
7.
Solvent 8. Minyak kotor
9. APD bekas 1. Menempatkan limbah B3 ke
TPS serta dilakukan pemisahan sesuai dengan jenisnya.
2. Menyediakan sludge dryer untuk mengeringkan lumpur
bekas pengecatan agar tidak mengerak.
3. Mengalihkan pengelolaan
limbah dengan cara menjual limbah ke PPLI dan pihak
ketiga lainnya. 4. Membuat dokumen manifest
sebagai bukti tertulis pengelolaan limbah oleh pihak
ketiga. 1. Volume
limbah padat berkurang
2. Lingkungan di
area pabrik bersih dan
terorganisir dengan baik.
3. Pengelolaan lingkungan
terdokumentasi sesuai ISO 14001
4. Peningkatan kerjasama antara
perusahaan dengan
badan penerima limbah
Cair 1. Kadmium
2. Timbal 3. Nikel
4. Seng 5. Sianida
6. Logam Total 1. Membangun
WWT yang
berfungsi sebagai
tempat pengolahan air limbah.
2. Mengoptimalkan kinerja unit- unit pengolahan limbah cair
yang telah ada dengan secara rutin
melakukan swapantau
terhadap kualitas outlet air bersih.
3. Melakukan analisa lab terhadap parameter limbah cair setiap
bulan 4. Membuat sistem pengolahan
sederhana untuk
menyaring buangan dari kantin seperti
membuat trapping oil yang secara berkala dibersihkan dan
agar buangan
dari kantin
tersebut tidak langsung dibuang ke saluran drainase.
1. Kondisi kualitas
air yang dibuang ke
lingkungan berada di bawah
baku mutu limbah cair industri yang
ditetapkan oleh
pemerintah.
Udara 1. Asap
2. Debu 3. Emisi
gas buangan CO
2
1. Memasang exhaust fan, dust collector di area produksi.
2. Menyediakan APD
berupa earplug dan kacamata las.
3. Perawatan incenerator dan
forklift 4. Penyediaan
Ruang bebas
merokok 5. Melakukan
swapantau terhadap kualitas udara.
1. Kondisi kualitas
udara berada di bawah baku mutu.
2. Kesehatan karyawan
dapat terjaga
3. Keamanan lingkungan kerja
lebih terjamin.