yang resmi dan sah. Kuantitas limbah padat yang dikirim selalu dipantau dan menjadi tanggung jawab bagian terkait.
c. Pemantauan Limbah Udara PT. XYZ melakukan tindakan untuk meningkatkan kepedulian pelanggan
terhadap kualitas limbah udara dari produk yang dipakainya. Pemantauan limbah udara karena kegiatan perusahaan dilakukan sesuai dengan Persyaratan
Perundang-undangan, atau Dokumen Pengelolaan LK3 UKLUPL, AMDAL, DPL, Peraturan LK3 dan persyaratan yang berlaku. Hasil kegiatan pemantauan
dan pengukuran dipelihara dan diidentifikasi secara spesifik.
m. Pasal 4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan
Pencegahan
Pasal 4.5.3 dalam SNI 19-14001-2005 menyatakan bahwa: “Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
menangani ketidaksesuaian yang potensial maupun yang nyata terjadi serta melaksanakan tindakan perbaikan dan tidakan pencegahan. Prosedur tersebut
harus menjelaskan persyaratan untuk: a.
Mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap ketidaksesuaian dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan yang timbul.
b. Menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya dan melaksanakan
tindakan untuk menghindari terulangnya ketidaksesuaian. c.
Merekam hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.”
Ketidaksesuaian yang ada di PT. XYZ terhadap peraturan LK3, tujuan dan sasaran, maupun SMLK3 diselidiki dan selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan
dan pencegahannya agar tidak terulang lagi. Ketidaksesuaian harus dicatat dan catatan tersebut harus ditinjau untuk menentukan penyebab ketidaksesuaiannya.
Hasil penyelidikan penyebab ketidaksesuaian kemudian dicatat dalam sebuah laporan. PT.XYZ memiliki Program Identification and Corrective Action PICA
yang merupakan dokumen sekaligus rekaman terkendali berupa laporan-laporan ketidaksesuaian, tindakan pencegahan, dan perbaikan yang harus dilakukan
sehingga bisa dilakukan evaluasi dengan melihat dokumen PICA tersebut.
n. Pasal 4.5.5 Audit Internal
Pasal 4.5.5 dalam SNI 19-14001-2005 menyatakan bahwa: “Organisasi harus memastikan bahwa audit internal terhadap sistem manajemen
lingkungan dilaksanakan pada jangka waktu yang direncanakan untuk: a.
Menentukan apakah sistem manajemen lingkungan memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk manajemen lingkungan termasuk persyaratan
standar ini dan telah diterapkan serta dipelihara secara memadai. b.
Menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen.” Audit LK3 internal dilaksanakan sekurang-kurangnya dua kali dalam
setahun untuk memastikan bahwa SML cukup efektif untuk menerapkan kebijakan LK3 di PT. XYZ, aktivitas kerja di PT. XYZ sesuai dengan pedoman,
tujuan dan sasaran, program perbaikan LK3, prosedur dan instruksi kerja. Laporan audit internal harus dipakai oleh Wakil Manajemen LK3 saat meninjau
keefektifan yang berlanjut dari SMLK3.
o. Pasal 4.6 Tinjauan Manajemen
Pasal 4.6 dalam SNI 19-14001-2005 menyatakan bahwa: “Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen lingkungan organisasi
pada jangka waktu tertentu untuk memelihara kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistem yang berkelanjutan. Tinjauan harus termasuk mengkaji
kesempatan untuk perbaikan dan keperluan untuk melakukan perubahan pada sistem manajemen lingkungan, termasuk kebijakan lingkungan, tujuan dan
sasaran lingkungan. Rekama n tinjauan manajemen harus disimpan.”
Tinjauan manajemen diprakarsai oleh wakil manajemen LK3 yang didukung oleh bagian EHS. Tinjauan SMLK3 PT. XYZ dilaksanakan dua kali
dalam setahun untuk mengevaluasi efektivitas SMLK3 yang diterapkan PT. XYZ dalam memenuhi seluruh ketentuan ISO 14001 : 2005, OHSAS 18000:2007 dan
SMK3. Hasil tinjauan manajemen meliputi keputusan dan tindakan terkait dengan kemungkinan perubahan atas kebijakan LK3, tujuan, sasaran, dan unsur-unsur
dalam SMLK3 serta konsistensi pelaksanaan perbaikan berkelanjutan.