Sertifikasi diri atau sertifikasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri mempunyai bobot yang paling kecil namun hal ini masih lebih bagus daripada
tidak ada sertifikasi. Tidak peduli proses sertifikasi mana yang akan diambil, paling sedikit ada langkah yang benar. Umumnya perusahaan memilih
menggunakan pihak ketiga, dan dalam proses sertifikasi langkah-langkah yang harus diambil adalah:
1. Perusahaan mempersiapkan diri untuk menerapkan SML yang diperlukan, yang mencakup antara lain tentang aspek, dampak, kebijakan, tujuan, sasaran
dan program manajemen lingkungan, dan penerapan SML secara konsisten di perusahaan sesuai dengan dokumentasi SML yang telah dibuatnya.
2. Perusahaan mempersiapkan dokumen yang diperlukan audit. 3. Perusahaan memilih lembaga sertifikasi SML dan mengajukan permohonan
untuk memperoleh sertifikasi. 4. Lembaga sertifikasi melaksanakan penilaian awal yang diikuti audit atau
assesmen menyeluruh pada perusahaan. 5. Perusahaan memperoleh sertifikat ISO 14001.
6. Adanya surveilans oleh lembaga sertifikasi untuk melihat bagaimana perusahaan mempertahankan SML-nya.
Dua hal yang perlu dicatat dalam sertifikasi adalah: 1. Sertifikasi yang dilaksanakan harus berdasarkan masing-masing lokasi
pabrik. 2. Umumnya sertifikasi yang diberikan berlaku untuk jangka waktu dua atau
tiga tahun. Dalam perioda waktu itu, audit secara berkala dilakukan oleh lembaga yang melakukan sertifikasi.
2.1.6 Manfaat Penerapan ISO 14001
Berbagai manfaat dapat diperoleh bila menerapkan ISO 14001 yang sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari manajemen lingkungan.
Manfaat yang paling penting adalah perlindungan lingkungan. Pemenuhan persyaratan standar akan membantu pula dalam mematuhi peraturan perundang-
undangan dan sistem manajemen yang efektif. Manfaat lingkungan lainnya adalah pelestarian sumberdaya alam. Misalnya, program SML yang baik akan
mengurangi penggunaan listrik, gas, dan air. Program ini bukan hanya melestarikan sumber daya alam namun dapat pula menghemat biaya operasi
Hadiwiardjo, 1997. Manfaat yang didapatkan suatu perusahaan dengan diterapkannya ISO
14001 adalah: 1. Perlindungan lingkungan
2. Manajemen lingkungan yang lebih baik 3. Mempertinggi daya saing
4. Menjamin ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan 5. Penerapan sistem menajemen yang efektif
6. Pengurangan Biaya 7. Hubungan Masyarakat yang lebih baik
8. Kepercayaan dan kepuasan langganan yang lebih baik.
2
2.1.7 Limbah Industri
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat te
r tentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi.
Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam
jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumberdaya alam. Pola penanganan limbah industri harus bersifat terintegrasi,
dimulai dari sumbernya, pewadahan di tempat, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan sampai dengan pengolahan akhir yang dilakukan secara
aman, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Strategi penanganan untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan, adalah hazardous waste minimization, daur
ulang dan recovery, proses pengolahan, secured landfill, proses detoksifikasi dan netralisasi, incinerator Kristanto, 2009.
2.1.8 Bahan-bahan Lain yang Berbahaya dalam Pabrik Limbah B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya
danatau beracun yang karena sifat danatau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
2
oc.its.ac.idambilfile.php?idp=1832S1_pb1_Bab4Konsep_ISO_14001 diakses tanggal 30 Januari 2013
baik secara langsung maupun secara tidak langsung dapat merusak danatau
mencemarkan lingkungan hidup danatau dapat membahayakan manusia. Sumber
limbah B3 adalah, setiap orang atau badan usaha yang menghasilkan limbah B3 dan menyimpannya untuk sementara waktu di dalam lokasi kegiatan sebelum
limbah B3 tersebut diserahkan kepada pihak yang bertanggungjawab untuk dikumpulkan dan diolah. Limbah B3 dapat berbentuk padat, cair dan gas yang
dihasilkan baik dari proses produksi maupun proses pemanfaatan produksi industri tersebut yang mempunyai sifat berbahaya dan sifat beracun terhadap
ekosistem. Pengelompokan limbah B3 dapat dikategorikan berdasarkan sifatnya yaitu
yang bersifat flamable mudah terbakar, explosive mudah meledak, corrosive menimbulkan karat, oxidizing waste buangan pengoksidasi, infectious waste
buangan penyebab penyakit, toxic waste buangan beracun. Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengangkutan,
pengolahan dan penimbunan akhir. Tujuan dari pengelolaan limbah B3 adalah untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah pencemaran lingkungan.
3
2.1.9 Baku Mutu Lingkungan