“Organisasi harus mengidentifikasikan dan merencanakan operasi yang terkait dengan aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi sesuai dengan
kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan agar operasi tersebut dilaksanakan pada kondisi tertentu, dengan:
a. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk
mengendalikan situasi yang tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan apabila prosedur tersebut tidak ada.
b. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terkait dengan aspek
lingkungan penting yang telah diidentifikasikan pada barang dan jasa yang digunakan oleh organisasi serta mengkomunikasikan prosedur dan
persyaratan yang berlaku kepada pema sok, termasuk kontraktor.”
Seluruh proses direncanakan dan dikendalikan untuk memastikan bahwa PT. XYZ telah mengendalikan aspek penting dan resiko LK3 sesuai dengan
kebijakan LK3 serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pengendalian aktivitas atau proses dikendalikan oleh salah satu atau kombinasi dari langkah dan
usaha antara lain yaitu: 1. Rambu-rambu, simbol, tanda dan identitas lain yang ditempatkan pada benda,
bahan, area atau alat-alat kerja. 2. Pengendalian lapangan langsung yang dilakukan oleh pimpinan kerja.
3. Pemasangan Safety Device, penyediaan dan pemakaian Alat Pelindung Diri APD untuk menghindari dang mengurangi kemungkinan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. 4. PT. XYZ mengkomunikasikan persyaratan, tata tertib standar LK3 kepada
kontraktor dan pemasok dalam rangka aktivitas pencegahan pencemaran, kecelakaan dan penyakit akibat kerja secara berkesinambung sesuai dengan
skala yang ditimbulkannya.
k. Pasal 4.4.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Pasal 4.4.7 dalam SNI 19-14001-2005 menyatakan bahwa: “Organisasi harus melakukan tindakan terhadap situasi darurat dan kecelakaan
yang terjadi serta mencegah atau mengatasi dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan.”
Dampak yang luas akibat dari situasi bahaya atau potensial bahaya, mengharuskan PT. XYZ untuk menerapkan tindakan pengendalian bahaya dan
tanggap darurat. Pengendalian bertujuan untuk mencegah, mengurangi dampak dan mempersiapkan sarana dan kompetensi ketika terjadi bencana atau keadaan
darurat. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat sebagai pengendalian resiko dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi abnormal dan kondisi gawat darurat. PT.
XYZ menangani, memperbaiki, dan mencegah kondisi gawat darurat mengacu pada prosedur tanggap darurat.
l. Pasal 4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
Pasal 4.5.1 dalam SNI 19-14001-2005 menyatakan bahwa: “Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
secara berkala memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat menimbulkan dampak lingkungan penting. Organisasi harus memastikan
agar peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi atau diverifikasi, digunakan dan dipelihara serta organisasi harus menyimpan rekaman yang
terkait.” Untuk mengetahui tingkat keberhasilan implementasi LK3, secara periodik
PT. XYZ melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap pengelolaan dan kinerja LK3 sebagai berikut:
a. Pemantauan Limbah Cair Limbah cair di setiap kegiatan perusahaan tidak boleh dibuang langsung ke
saluran air dan tanah. Untuk itu harus selalu diadakan pemantauan. PT. XYZ melakukan aktivitas pemantauan limbah cair dan dievaluasi sesuai dengan
peraturan dan persyaratan yang berlaku. Pemantauan dapat dilakukan di laboraturium sendiri dan atau di laboratorium ekternal yang telah terakreditasi.
b. Pemantauan Limbah Padat Limbah padat di setiap kegiatan perusahaan tidak boleh dibuang ke saluran
air dan tanah dan harus dipantau secara periodik dibawah tanggung jawab bagian terkait. Limbah padat yang berasal dari Unit Pengelolaan Limbah Padat maupun
kegiatan perusahaan lainnya harus dkirim ke Pusat Pengelolaan Limbah padat,