melakukan serangkaian kegiatan yaitu menarik kesimpulan yang didapatkan dari hasil kegiatan pada hari itu. Kemudian guru memberikan PR dalam bentuk
tugas di rumah.
Ketiga Evaluasi, Evaluasi dikerjakan secara individu dalam waktu yang
telah ditentukan guru, pada saat evaluasi siswa harus bisa menunjukkan penguasaan tentang materi yang telah dibahas dalam kelompok. Skor yang
diperoleh siswa dalam evaluasi selanjutnya diproses untuk menentukan nilai
perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
Keempat, Penghargaan Kelompok, Untuk menentukan bentuk penghargaan kelompok langkah-langkahnya yaitu Menghitung skor Individu
dan skor kelompok. Perhitungan skor individu ditunjukkan untuk menentukan nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
Nilai perkembangan individu dihitung berdasarkan perolehan selisih skor dasar dengan tes hasil belajar biologi setelah dilakukan tindakan. Siswa
memperoleh point untuk kelompoknya berdasarkan tingkatan dimana skor kuisnya melampaui skor dasar mereka. Kemudian memberikan penghargaan
kelompok dan skor kelompok dihitung berdasarkan nilai perkembangan yang disumbangkan anggota kelompok. Skor kelompok adalah nilai perkembangan
individu yang disumbangkan kepada kelompok dan dihitung nilai rata-rata dari nilai perkembangan setiap anggota kelompok. Penghargaan kelompok
diberikan berdasarkan skor kelompok yang disesuaikan dengan kriteria penghargaan kelompok yaitu :
a Kelompok dengan rata-rata skor 15, kelompok baik. b Kelompok dengan rata-rata skor 20, kelompok hebat.
c Kelompok dengan rata-rata skor 25, kelompok super. Dari model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahannya, adapun kelebihan maupun kelemahannya dapat dilihat ditabel berikut:
30
30
Lif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta,: Tim Prestasi Pustaka, 2011, h.59-60.
Tabel 2.2 kelebihan dan kelemahan kooperatif
Kelebihan Kelemahan
Setiap siswa menjadi siap semua Kemungkinan
nomor yang
dipanggil, dipanggil lagi oleh guru Dapat melakukan diskusi dengan
sungguh-sungguh Tidak semua anggota kelompok
dipanggil oleh guru Siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament TGT
Secara umum TGT sama saja dengan STAD. TGT menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individu,
dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering
digunakan dikombinasikan dengan STAD dengan menambahkan turnamen tertentu pada struktur STAD yang biasanya. Deskripsi dari komponen-
komponen TGT ada 3 yaitu: Presentasi dikelas sama seperti STAD, pembentukan tim sama seperti STAD, Game dan tournament
31
. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang konten relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi dikelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan diatas meja
dengan tiga orang siswa yang memiliki tim yang berbeda . kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama.
seorang siswa mengambil kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan
sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut.
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen.
31
Robert, E. Slavin, Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik, terj. dari cooperative learning: theory, research and practice oleh nurulita yusron Bandung : Nusa Media, 2010,
cet.VIII, h.166.
Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar
meja tergantung pada meja turnamen akhir. Pemenang pada tiap meja naik tingkat ke meja berikutnya yang lebih tinggi misalnya dari meja ke 6 ke meja
5. Skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama dan yang skornya paling rendah diturunkan. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah
salah ditempatkan, untuk seterunya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja yang sesungguhnya.
Dalam metode ini, setiap siswa dalam kelompok harus saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari
lembar kegiatan dan menjelaskan masalah satu sama lain. Tetapi ketika dalam turnamen teman sekelompok tidak boleh saling membantu. Sehingga
sangat penting tanggung jawab individu dalam metode ini. Berikut ini deskripsi dari komponen-komponen dalam metode ini.
Tim . Terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
komponen kelas seperti kemampuan akademik dan jenis kelamin. F ungsi utama tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar,
dan mempersiapkan anggotanya untuk menghadapi turnamen. Tim merupakan bagian yang penting dalam metode TGT. Tim memberikan dukungan
kelompok bagi kinerja akademik dalam pembelajaran seperti memberikan perhatian dan respek terhadap anggota kelompok. Sehingga dengan adanya hal
tersebut dapat meningkatkan hubungan emosional antar kelompok, rasa harga diri, dan saling menghargai terhadap kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki masing- masing anggota kelompok.
Game . Game pada TGT terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
kontenya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan tim. Game dalam
TGT dilaksanakan bersamaan dengan turnamen yaitu berupa kegiatan cerdas cermat antar kelompok dengan masing-masing kelompok memberikan
perananan dalam kemenangan kelompoknya.
Turnamen . Turnamen adalah sebuah struktur dimana game
berlangsung. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen
– tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya berada di meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Ilustrasi hubungan antara tim
heterogen dan meja turnamen homogen dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 . Penempatan anggota kelompok pada meja turnamen
32
Slavin menjelaskan terdapat lima komponen utama dalam TGT, yaitu: pembelajaran awal, kelompok belajar, permainan, turnamen kompetisi,
dan pengakuan kelompok.
33
a Pembelajaran awal, pembelajaran awal pada metode TGT tidak berbeda dengan pengajaran biasa, hanya pelajaran difokuskan kepada materi
yang sedang dibahas saja. Tujuan pelajaran awal adalah membentuk siswa dalam
kecakapan komunikasi,
menggali informasi,
kecakapan bekerjasama dalam kelompok, dan kecakapan dalam memecahkan
masalah. b Kelompok belajar Team Study, pada kelompok belajar siswa
mempelajari materi pelajaran dari sumber belajar kemudian
32
Robert E Slavin.Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron Bandung: Nusa Media, 2010, Cet ke
– 15, 168
33
Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 145
menjawab pertanyaan- pertanyaan yang disusun oleh guru. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, perwakilan siswa mempresentasikan
hasil belajarnya. Tujuan kelompok belajar pada kegiatan ini adalah memperoleh kecakapan mengolah informasi, mengambil keputusan
dengan cerdas, kecakapan bekerjasama dan kecakapan berkomunikasi. c Permainan Games, pertanyaan dalam permainan disusun dan dirancang
dari materi-materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. Setiap siswa
mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan sesuai dengan pada kartu tersebut.
d Turnamen, sisswa yang berada dalam satu kelompok akan dipisahkan kepada meja-meja pertandingan sesuai dengan tingkatan kecerdasan
mereka. Pada meja pertandingan disediakan satu set lembar pertandingan berupa kunci jawaban, kartu nomor dan format pertandingan.
e Penghargaan tim Team Recognition, Penghargaan diberikan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi. Penghargaan dapat berupa hadiah
atau sertifikat atas usaha yang dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai kriteria yang telah disepakati bersama.
Pembelajaran STAD, NHT dan TGT secara garis besar merupakan pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa. Hampir semua kegiatan
dalam pembelajaran ketiga kelompok model pembelajaran tersebut sama. Hanya tahapan nya sedikit yang berbeda.