pertama dan 0,52 untuk validasi kedua, maka instrument penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi untuk
validasi pertama dan koefisien realibilitas yang sedang untuk validasi kedua, oleh karena itu memenuhi persyaratan instrument yang memiliki ketetapan jika
digunakan.
c. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran instrument penelitian dihitung dengan menghitung indeks besarannya. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar
dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui soal-soal tersebut mudah, sedang dan sukar. Untuk itu gunakan rumus
55
:
Keterangan : P
= taraf kesukaran B
= banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul N = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran. 0,00 P
≤ 0,30 : soal sukar
0,30 P ≤ 0,70
: soal sedang 0,70 P
≤ 1,0 : soal mudah
Di atas adalah rumus untuk menentukan tingkat kesukaran soal. Tetapi peneliti menggunakan cara lain untuk membantu menentukan tingkat
kesukaran soal dengan menggunakan software anatesv4. Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrument, dari 45 soal yang
digunakan diperoleh 5 soal dengan tingkat kesulitan “mudah”, 25 soal dengan tingkat kesulitan “sedang” dan 5 soal dengan tingkat kesulitan “sukar”.
55
Ibid., h. 103
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan siswa yang yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan
kelompok bodoh atau kelompok bawah lower group. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus
56
:
Keterangan : : Banyaknya peserta kelompok atas
: Banyaknya peserta kelompok bawah : Jumlah peserta tes
Klasifikasi daya pembeda : D : 0,00
– 0,20 : jelek D : 0,20
– 0,40 : cukup D : 0,40
– 0,70 : baik D : 0,70
– 1,00 : baik sekali Di atas adalah rumus untuk menentukan kemampuan soal untuk
membedakan siswa tingkat atas dan siswa tingkat bawah. Tetapi peneliti menggunakan cara lain untuk membantu menentukan kemampuan soal dengan
menggunakan software anatesv4. Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa dari 30 soal yang digunakan, 1 soal memiliki daya pembeda
“jelek”, 7 soal memiliki daya yang “cukup”, 18 soal memiliki daya beda “baik” dan 4 soal memiliki daya beda “baik sekali”.
56
Ibid., h. 104
e. Kisi-kisi Instrumen
Indikator Ranah Kognitif
Jumlah Persen
-tase C1
C2 C3
C4
Mengidentifikasi komponen-komponen
darah 1
2,3 4, 5
5 11,1
Menjelaskan fungsi komponen-komponen
darah 6, 7,8
9 4
8,8
Menjelaskan proses pembekuan darah
11 10
12 13
4
8,8
Mengidentifikasi macam- macam golongan darah
14, 15 16, 17
18 5
11,1
Menjelaskan fungsi peredaran darah pada
manusia 19
20, 21 22
4
8,8
Mengidentifikasi alat-alat peredaran darah
23 24, 26
25 4
8,8
Mendeskripsikan struktur alat-alat peredaran darah
manusia 28
27 29, 30
4 8,8
Membedakan proses peredaran darah besar dan
kecil 31
32, 34 33
35 5
11,1
Menjelaskan sistem peredaran getah bening
36 37
38 3
6,7
Menjelaskan berbagai penyakit pada sistem
peredaran darah dan hubungannya dengan
kesehatan 40, 44
39, 41 42, 43, 45 7
15,5
Jumlah 11
16 9
9 45
100 Presentasi
24,4 35,6
20 20
2. Instrument Non Tes a. Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam membaca data, selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi aktivitas guru, dimana responden hanya membubuhkan tanda
ceklist pada kolom yang sesuai. Untuk observasi aktivitas siswa, setiap aspek yang diamati, observer diberikan 3 pilihan penilaian yaitu baik, cukup, dan
kurang. Untuk setiap pilihan jawaban kemudian diberi skor untuk mengetahui secara deskriptif kegiatan pembelajaran. Skor tersebut kemudian dibandingkan
dengan skor netral untuk mengetahui kecendrungan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai bahan refleksi untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya. Pemberian skor diberikan oleh observer dengan skor terendah 1 dan tertinggi 3. Skor tiap pertemuan dijumlahkan kemudian dihitung rata-
ratanya.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh pretest dan posttest dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat dan uji
homogenitasnya menggunakan Analisis Varian ANOVA.
a. Uji Normalitas dengan Rumus Chi-Squre
Uji Normalitas dengan Rumus Chi-Kuadrat Chi-sque digunakan untuk menguji data dengan bentuk data kelompok dalam tabel frekuensi.Chi kuadrat
adalah teknik statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana data berbentuk nominal dan
sampelnya besar
57
. Langkah-langkah kerja uji Normalitas dengan Rumus Chi- Squre
58
:
57
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA, 2011, h.107.
58
Ibid
1 Perumusan hipotesis H
0:
Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H
1:
Sampel berasal dari populasi berdistribusitidak normal 2 Data dikelompokan kedalam distribusi frekuensi
3 Menentukan luas interval dari suatu distribusi normal melalui tranformasi ke skor baku:
4 Menentukan F z yang merupakan luas daerah dari harga z 5 Menghitung selisih dari Fz berikutnya dengan Fz sebelumnya luas
kelas interval 6 Menghitung Fo = luas kelas interval x jumlah sampel
7 Menghitung nilai 8 Menentukan
tabel
pada derajat bebas db = k-3, diman k banyaknya kelompok
9 Kriteria pengujian Jika
tabel
maka H diterima
Jika
tabel
maka H ditolak
Kesimpulan
tabel
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
tabel :
Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Homogenitas Varians dengan Uji-Bartlett
Andaikan empat kelompok A1, A2, A3 dan A4 dengan ukuran sampel masing-masing sebesar 40 subjek. Uji homogenitas varians dari empat
kelompok, yaitu kelompok A1, A2, A3 dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett.
59
1 Hipotesis yang akan diuji adalah: H
: H
1
: Bukan H
59
Riduwan. Pengantar statistik sosial Bandung: ALFABETA, 2009, h.191.
2 S
2 gabumgan
= 3 B = Log S
2 gabungan
4
hitung
= In10B –
log s
2
5 Jika
hitung ,
berari H0 diterima 6 Jika
hitung ,
berari H0 ditolak.
c. N-Gain
Ketika data sudah berdistribusi normal dan homogeny maka dilakukan uji hipotesis statistik menggunakan anova tetapi sebelumnya perlu diketahui
dahulu peningkatan hasil belajar siswa menggunakan N-Gain :
d. Analisis Variansi ANOVA
“Analisis variansi digunkan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau lebih. Indeks perbedaan menggunakan
variansi melalui –F
rasio
.”
60
Dengan menggunakan F-test, dapat di uji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari
segi waktu penggunaan F-test lebih efisien. Anava satu jalur adalah teknik statistik parametrik yang digunakan
untuk menguji perbedaan antara 3 atau lebih kelompok data berskala interval. Langkah-langkah yangditempuh untuk menghitung Anava 1 jalur adalah
sebagai berikut:
61
1 Menghitung jumlah kuadrat sum of squares total Jk
t
antara kelompok Jk
a
, dan dalam kelompok Jk
d
. Untuk menghitung masing-masing harga Jk digunakan rumus sebagai berikut:
a. Jk
t
=
60
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007, h. 211
61
Op.cit .h. 157
Dimana disebut juga dengan suku koreksi sk atau corection c
b. Jk
a
= c. Jk
d
= Jk
t
- Jk
a
2 Menghitung derajat kebebasan degree of freedom total db
t
, antar kelompok db
a
dan dalam kelompok db
d
, dengan rumus: a. db
t
= N - 1 b. db
a
= K - 1 c. db
d
= N – k
3 Menghitung rata-rata kuadrat mean of squares antara kelompok Rk
a
, dan dalam kelompok Rk
d
, dengan rumus: a. Rk
a
= b. Rk
d
= 4 Menghitung nisbah atau rasio F dengan rumus:
F = 5 Melakukan interpretasi dan uji signifikansi pada F
rasio
yang diperoleh dengan membandingkannya dengan harga F
teoritik
yang terdapat dalam tabel nilai-nilai F. F
rasio
yang diperoleh disebut F
empirik
F
e
sedangkan harga F yang terdapat pada tabel disebut F
teoritik
F
t
. Apabila F
e
F
t
maka diinterpretasikan signifikan yang berarti terdapat perbedaan, apabila F
e
F
t
maka diinterpretasikan tidak signifikan yang berarti tidak terdapat perbedaan diantara kategori data yang diteliti.
Sedangkan prosedur untuk melihat tabel nilai F adalah dengan menggunakan db
a
sebagai pembilang dan db
d
sebagai penyebut.
e. Uji lanjutan t-Dunnet
Setelah mengetahui
terdapat perbedaan
hasil belajar
antara pembelajaran STAD, NHT, dan TGT. Selanjutnya, untuk menguji rata-rata hasil
belajar biologi kelompok mana yang berbeda secara signifikan dilakukan uji lanjut statistik Dunnet
62
.
Hipotesis statistic : 1
2 3
Keterangan : = Pembelajaran STAD
A
2
= Pembelajaran NHT A
3
= Pembelajaran TGT
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :
62
Riduan, op,cit,.h,. 208
Keterangan :
= rata-rata test pembelajaran dengan pembelajaran STAD = rata-rata test pembelajaran dengan pembelajaran NHT
= rata-rata test pembelajaran dengan pembelajaran TGT
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan data – data hasil penelitian dan
pembahasannnya. Ada dua jenis data yang dikumpulkam yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi hasil pretest dan posttest dari kelas
STAD, NHT dan TGT. Sedangkan data kualitatif berupa lembar observasi.
A. Hasil penelitian
1. Deskripsi data
Peneltian tentang hasil belajar biologi di MTs.N.13 Jakarta ini dilakukan terhadap tiga kelas untuk dijadikan sampel penelitian kelas VIII- A
sebagai kelas STAD, VIII-B sebagai kelas NHT dan kelas VIII- D sebagai kelas TGT dan masing-masing kelas terdiri dari 34 siswa.
Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah konsep sistem sirkulasi. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
konsep sistem sirkulasi maka diberikan pretest sebelum pemebelajaran. Setelah dilakukan pretes hasilnya dapat diasumsikan bahwa sebelum
diberikannya perlakuan pemebelajaran pada ketiga kelompok eksperimen tersebut, ketiga kelompok eksperimen bersifat homogen berdasarkan uji
statistik. Hasil belajar biologi ketiga kelas tersebut diukur setelah diberikan
perlakuan dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Ketiga kelas diberikan tes berbentuk pilihan ganda. Berikut ini akan disajikan data hasil
pretest dan posttest pada ketiga kelas eksperimen.
46
Tabel 4.1 Perbandingan distribusi data pretest kelompok STAD, NHT dan TGT
Perbandingan
STAD NHT
TGT Pretest
Posttest Pretest
Posttest Pretest
Postest
Rata-rata
47.44 83.38
54.03 78.82
54.97 79.12
Simpangan baku
8.87 5.83
5.36 6.99
5.13 7.64
Nilai tertinggi
65 95
63 90
63 95
Nilai terendah
35 70
43 63
43 63
Melihat data pada tabel 4.1, tampak perbandingan antara hasil pretes dan posttest pada ketiga kelas tersebut. Untuk nilai rata-rata setiap kelas
eksperimen mengalami peningkatan, itu artinya ketiga pembelajaran yang dilaksanakan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Tampak bahwa kemampuan awal siswa dari ketiga kelas eksperimen relatif sama. Walaupun kelas STAD mempunyai nilai rata-rata agak dibawah
kelas NHT dan TGT namun tidak terlalu jauh. Pada kelas STAD rata-rata nilai prestasinya yaitu 47,44, kelas NHT rata-rata nilai pretes yaitu 54,03, sedangkan
kelas TGT yaitu 54,97. Pada hasil posttest terlihat bahwa rata-rata skor pada ketiga kelas
tersebut berbeda meskipun tidak terlalu jauh. Pada kelas STAD rata-rata nilai postestnya yaitu 83,38 kelas NHT rata-rata nilai postesnya yaitu 78,82,
sedangkan kelas TGT yaitu 79,12 .Dengan demikian, untuk menguatkan prediksi bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dari ketiga metode tersebut,
maka dilakukan uji statistic untuk data pretest dan postestnya.