Sistem penentuan harga di Kecamatan Kayu Aro dilakukan dengan tawar- menawar yang disesuaikan dengan tingkatan harga di masing-masing lembaga
pemasaran, dalam hal ini permintaan akan komoditi kentang dari konsumen sangat mempengaruhi harga yang terjadi di setiap masing-masing lembaga
tataniaga, yang juga ditunjang oleh ketersediaan pasokan. Pedagang grosir dalam hal ini lebih dapat memprediksi perubahan permintaan pasar, sehingga dalam
proses penentuan harga pedagang grosir memilki peranan yang tinggi. Sumber informasi terhadap harga dan permintaan dimanfaatkan untuk melakukan
penekanan harga dan jumlah permintaan yang akan dipenuhi, sehingga pedagang grosir akan menyesuaikan jumlah permintaan pasokan dari pedagang pengumpul.
Pada umumnya penentuan harga yang terjadi antara lembaga-lembaga tataniaga didasarkan atas harga yang berlaku umum di pasar.
6.4.3 Sistem Pembayaran
Lembaga –lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga kentang
di Kecamatan Kayu Aro melakukan berbagai sistem pembayaran yang beragam disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di masing-masing lembaga
tataniaga. Kondisi umum lembaga-lembaga tataniaga menghadapi proses transaksi yang beragam antara lain, sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran
sebagian. Sistem pembayaran tunai, dilakukan oleh pedagang pengumpul yang
mempunyai modal awal yang memadai sehingga mampu membayar tunai kepada petani di tempat transaksi jual beli kentang tersebut. Sistem pembayaran tunai ini
juga dilakukan oleh sebagian besar pedagang grosir saat melakukan pembelian kentang ke pedagang pengumpul.
Sistem pembayaran sebagian adalah sistem yang cenderung banyak dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang grosir yang langsung
melakukan pembelian kentang kepada petani. Para pedagang tersebut membayar terlebih dahulu setengah dari harga kentang yang mereka beli sebelum dibawa ke
pasar tujuan untuk dijual. Hal ini dilakukan ketika para pedagang kekurangan modal untuk membeli kentang di desa tersebut. Selain itu, sistem pembayaran
sebagian ini juga dilakukan oleh pedagang pengecer ketika melakukan pembelian kentang ke pedagang grosir.
6.4.4 Kerjasama Antar Lembaga
Kerjasama telah dilakukan oleh lembaga tataniaga dalam pendistribusian kentang dari produsen dan konsumen. Lembaga tataniaga melakukan kerjasama
atas dasar lamanya mereka melakukan hubungan dagang dan rasa saling percaya. Namun pada saat penetapan harga, tetap didasarkan pada mekanisme pasar atau
besarnya permintaan dan penawaran. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat dua jenis kerjasama yang terjadi antar lembaga-lembaga tataniaga kentang di
Kecamatan Kayu Aro, yaitu kerjasama pemasaran dan kerjasama dalam permodalan usaha.
Kerjasama pemasaran antara lembaga tataniaga terjadi mulai dari tingkat petani sampai pedagang pengecer. Pelaku
–pelaku pemasaran sudah menjalin kerjasama yang terjalin lama dan baik. Petani berlangganan dengan pedagang
pengumpul dan pedagang grosir, hal tersebut dilakukan untuk meringankan pembiayaan yang disebabkan oleh pengangkutan dan proses pencarian pasar.
Kerjasama dalam hal permodalan usaha terjadi antara pedagang pengumpul dan petani. Kerjasama dalam permodalan disebut dengan ―sistem
saham‖ oleh petani dan pedagang pengumpul di Kayu Aro. Sistem saham
merupakan sistem permodalan usahatani yang diberikan oleh pedagang ke petani kentang dimana nantinya petani dapat membayarnya dengan uang hasil penjualan
panen. Hasil panen petani dalam sistem saham ini harus dijual ke pedagang pengumpul yang memberikan pinjaman, dengan harga jual yang lebih rendah dari
pada harga jual kentang yang tidak memberlakukan sistem saham. Perbedaan harga ini dianggap sebagai insentif ke pedagang yang telah memberikan pinjaman
modal.
6.5 Analisis Efisiensi Tataniaga