Definisi Operasional Keadaan Alam dan Geografis Kecamatan Kayu Aro

yang dihipotesakan, sehingga membawa kita untuk menerima hipotesa yang dinyatakan dalam hal ini hipotesa nol.

4.5 Definisi Operasional

1. Petani kentang merupakan pemilik tanaman kentang yang berada di Kecamatan Kayu Aro. 2. Pedagang Pengumpul adalah pedagang yang melakukan pembelian dari petani dan menyalurkan produk kepada pedagang grosir. 3. Pedagang grosir adalah pedagang yang melakukan pembelian baik dari pedagang pengumpul dan yang menyalurkan produk kepada pedagang pengecer atau kepada pedagang grosir luar kota. 4. Pedagang pengecer adalah pedagang yang melakukan pembelian dari pedagang grosir dan biasanya dalam jumlah tidak terlalu besar, karena tanaman kentang ini akan disalurkan langsung kepada konsumen akhir. 5. Margin tataniaga adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani yang dinyatakan dalam Rpkg atau persentase. 6. Biaya tataniaga adalah biaya yang dikeluarkan dalam mendistribusikan produk dari sentra produksi sampai ke konsumen akhir dinyatakan dalam Rpkg. 7. Analisis harga keterpaduan pasar adalah harga rata-rata bulanan kentang di tingkat petani kentang di Kabupaten Kerinci dan tingkat harga di Pasar Induk Tanjung Bajurai Januari 2007 sampai Desember 2011. V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci

5.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung Kerinci yang tingginya 3.805 meter dan merupakan gunung yang tertinggi di Pulau Sumatra, serta danau-danau seperti Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh, yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 2008, Kabupaten Kerinci mengalami pemekaran wilayah administratif menjadi Kabupaten Kerinci dengan ibukota Kecamatan Siulak, dan Kota Sungai Penuh dengan ibukota Kecamatan Sungai Penuh. Luas wilayah Kabupaten Kerinci sebesar 3808,5 Km 2 . Secara geografis Kabupaten Kerinci terletak diantara 1 o 40’’– 2 o 26’’ Lintang Selatan, dan 101 o 08’’– 101 o 50’’ Bujur Timur. Kabupaten Kerinci berada di ketinggian antara 500-1500 mdpl, dengan suhu rata –rata 22 o C. Secara administratif batas –batas wilayah Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat Sebelah Barat : Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatra Barat Bagian Tengah : Kota Sungai Penuh Sebelah Timur : Kabupaten Muara Bungo Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin Kabupaten Kerinci terdiri dari 12 kecamatan, 207 desa, dan 2 kelurahan. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Kerinci mencapai 237.065 jiwa orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 117.471 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 119.594 jiwa.

5.1.2 Kondisi Pertanian Kabupaten Kerinci

Kabupaten Kerinci terletak di daerah dataran tinggi, sehingga menjadikan daerah ini kaya akan berbagai potensi di sektor pertanian. Sektor pertanian juga turut memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kerinci, yaitu sebesar Rp 1.777.606,35 juta atau sebesar 67 persen pada tahun 2009. Sektor pertanian di Kabupaten Kerinci meliputi tanaman pangan, tanaman sayuran dan buah-buahan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Pada sub sektor tanaman pangan, terdapat beberapa komoditas unggulan dengan jumlah produksi yang cukup besar setiap tahunnya, yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah, kemudian pada sub sektor tanaman sayuran dan buah-buahan, beberapa komoditas unggulannya yaitu kentang, kubis, cabai, tomat, terung, buncis, jeruk, pepaya, pisang, dan rambutan. Pada sub sektor perkebunan terdapat empat komoditas unggulan yaitu Cassiavera, teh, karet, dan kopi. Jumlah produksi tanaman Cassiavera di Kabupaten Kerinci merupakan jumlah produksi terbesar di seluruh Indonesia, yaitu mencapai 53.644 Ton sehingga Kabupaten Kerinci juga menjadi daerah sentra produksi Cassiavera terbesar di Indonesia, sedangkan komoditas teh di Kabupaten Kerinci, juga menjadi komoditas unggulan, karena terdapatnya Perusahaan Perkebunan Milik Negara PTPN VI di Kecamatan Kayu Aro. Sub sektor kehutanan di Kabupaten Kerinci terdiri dari Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat dengan luas areal hutan 215 hektar, hutan adat dengan luas 1.751,5 hektar, hutan pinus strain dengan luas 60 hektar, dan hutan produksi dengan luas 30,49 hektar. Sub sektor peternakan terdiri dari sapi, kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam broiler, dan itik, sedangkan sub sektor perikanan sebagian besar terdiri dari potensi ikan air tawar seperti ikan barau, ikan nila, dan ikan semah.

5.2 Keadaan Alam dan Geografis Kecamatan Kayu Aro

Kecamatan Kayu Aro terletak diantara : 101 o 08’’–101 Bujur Timur dan o 1 ’’–2 o 02’’ Lintang Selatan. Ibukota Kecamatan Kayu Aro terletak di Desa Batang Sangir, dimana jarak ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten 33,5 Km. Batas-batas Kecamatan Kayu Aro adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat ; Sebelah Selatan : Kecamatan Gunung Kerinci ; Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Tujuh ; Sebelah Barat : Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat Luas wilayah Kecamatan Kayu Aro adalah 32.805 hektar. Wilayah tersebut terdiri dari tanah kering seluas 27.768 hektar, tanah sawah seluas 3.831 hektar, bangunan dan perkarangan 1.072 hektar, dan lainnya seluas 134 hektar. Topografi Kecamatan Kayu Aro merupakan daerah dataran tinggi dan juga terdapat kawasan rawa seluas 884 hektar dengan ketinggian tempat 1000 mdpl dan tingkat kemiringan wilayah antara 2-40 persen. Suhu wilayah di daerah ini berkisar antara 19 o C - 35 o C.

5.3 Keadaan Penduduk Kecamatan Kayu Aro