Syarat Tumbuh Panen dan Pasca Panen

keunggulannya masing-masing, yaitu tampak dari segi bentuk, ukuran, warna daging umbi, kadar gula, dan kadar air umbi yang dihasilkan. Selain itu juga tampak dari segi daya adaptasi terhadap lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta produktivitas tanaman. Berikut deskripsi beberapa varietas kentang yang laku di pasaran dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah : 1. Varietas Granola Varietas Granola berpotensi produksi tinggi, yaitu mencapai 30-35 tonha. Umbi berbentuk bulat sampai oval dan berkualitas baik. Kulit dan daging umbi berwarna kuning. Umur tanaman ini tergolong pendek, yakni 80-90 hari. 2. Varietas Cipanas Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas Thung 1510 dengan Desiree. Varietas ini termasuk jenis kentang berbunga yang mampu tumbuh mencapai ketinggian 50-56 cm. Potensi hasil dapat mencapai 34 tonha dan dapat dipanen pada umur 95-105 hari. 3. Vairetas Cosima Varietas Cosima diintroduksi dari Jerman Barat. Umbi memiliki permukaan yang rata, kulit berwarna kuning muda, dan daging berwarna kuning tua. Potensi hasil mencapai 36 tonha, dengan umur panen 101 hari. 4. Varietas Segunung Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas Thung 151C dengan Desiree. Varietas ini memiliki umbi berbentuk bulat lonjong, dan kulit serta daging umbi berwarna kuning. Potensi hasil mencapai 25 ton ha.

2.3 Syarat Tumbuh

Persyaratan kebutuhan hidup tanaman kentang meliputi : ketinggian, suhu, cahaya, dan tanah. 1. Ketinggian Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000 –3.000 meter diatas permukaan laut mdpl. Batasan minimum ketinggian lahan yang masih bisa ditanami kentang adalah 300 –700 mdpl. 2. Suhu Suhu rata – rata yang sesuai untuk pertumbuhan kentang adalah 18 o – 21 o C. sedangkan suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15 o –18 o C, pertumbuhan umbi akan terhambat bila suhu tanah kurang dari 10 o C atau lebih dari 30 o C. 3. Cahaya Faktor cahaya penting untuk pertumbuhan adalah intensitas cahaya dan lama penyinaran. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima maka akan mempercepat proses pembentukan umbi dan waktu pembungaan yaitu 1.200 foot candle. Lama penyinaran yang diperlukan oleh tanaman kentang untuk proses fotosintesis adalah 9 –10 jam per hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap pembentukan umbi terutama pada saat umbi baru mulai terbentuk dan pada tahap perkembangan umbi di dalam tanah. 4. Tanah Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainase yang baik dengan tingkat pH 5,0-6,5. Derajat kemiringan tanah yang diterima adalah kurang dari 30 persen selebihnya sudah merupakan faktor penghambat yang besar. Pembudidayaan kentang ditempat miring atau bergelombang memerlukan terasering dan tanggul-tanggul.

2.4 Panen dan Pasca Panen

Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dengan tujuan untuk dikonsumsi, diolah, dipasarkan atau digunakan untuk keperluan lainnya. Sedangkan penanganan pascapanen meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung terhadap produk pangan, tanpa mengubah struktur asli produk. Pemanenan dilakukan dengan memperhatikan dua hal, yaitu umur tanaman dan teknik memanen. Kentang dipanen apabila telah cukup umur yaitu 90 –120 hari atau dengan melihat ciri tanaman yang siap panen yaitu, daun dan batang berwarna kekuning –kuningan tetapi bukan karena penyakit. Dalam pemanenan terdapat dua cara, yaitu 1 umbi dibongkar dnegan mencangkul tanah sebelah kiri dan kanan lalu mengangkatnya hingga semua umbi keluar dari tanah, 2 umbi dibongkar dengan menggemburkan tanah dari sebelah kiri dan kanan sepanjang bedengan lalu umbi dibongkar dengan cara mencabutnya. Umbi kentang yang telah dipanen dibiarkan terlebih dahulu beberapa saat hingga tanah yang menempel terlepas dan umbi mengering. Kegiatan pascapanen yang dilakukan untuk komoditas kentang meliputi pembersihan, sortasi dan grading, penyimpanan, pengemasan, dan pengangkutan. Kegiatan pembersihan dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan jasad-jasad renik, sisa-sisa tanah yang masih tertempel dan berbagai macam kotoran yang bisa menjadi sumber patogen dan dapat merusak umbi pada saat proses penyimpanan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan umbi yang baik dan sehat, yaitu umbi yang tidak cacat dan tidak terserang hama atau penyakit. Kegiatan sortasi ini dapat mencegah penularan penyakit dari umbi yang rusak. Setelah kegiatan sortasi, dilakuan grading yaitu pengelompokkan umbi kentang yang sehat menurut ukuran umbi, varietas, dan tingkat ketuaan umbi. Mutu kentang secara umum dapat dibedakan menjadi empat golongan mutu, yaitu : 1 Mutu super Kelas I, mempunyai bobot 250-400 gram 2 Mutu besar Kelas II, mempunyai bobot 100-250 gram 3 Mutu Sedang Kelas III, mempunyai bobot 60-100 gram 4 Mutu Kecil Kelas IV, mempunyai bobot 30-60 gram Penyimpanan kentang untuk dikonsumsi dilakukan di dalam ruang gelap, suhu yang rendah dan kelembapan yang sedang. Ruang penyimpanan harus benar- benar terlindungi dari cahaya, karena cahaya dapat merangsang pertumbuhan tunas dan warna umbi berubah menjadi hijau yang menunjukkan adanya racun solanin yang berbahaya bagi tubuh. Kentang yang keadaannya seperti itu nilai ekonomisnya akan turun. Sortasi dan pengelompokkan mutu dapat dilakukan di gudang penyimpanan atau dapat juga dilakukan di kebun setelah panen. Kegiatan pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil-hasil pertanian dari kerusakan mekanis ataupun kerusakan fisiologis. Bahan pengemas kentang dapat berupa peti kayu, krat, yang berbentuk silinder atau segi empat yang memiliki ventilasi. Pada kegiatan pengemasan hendaknya diberi pelindung berupa jerami atau guntingan-guntingan kertas pada dasar dan tepi alat pengemar agar dapat mengurangi benturan. Kegiatan pengangkutan juga hendaknya dilakukan dengan baik dan memperhatikan penataan barang di dalam alat angkut. Penyesuaian penggunaan alat angkut dengan jarak tempuh yang dituju dan volume yang hendak diangkut juga perlu diperhatikan agar penggunaan alat angkut lebih efisien dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi.

2.5 Penelitian Terdahulu