Karakteristik Petani Responden Analisis Sistem Tataniaga Kentang di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi

penduduk yang bekerja sebagai petani di daerah ini sekitar 20.375 jiwa atau 78,4 persen. Jenis pekerjaan kedua yang banyak menjadi mata pencaharian penduduk adalah karyawan lainnya yaitu sebanyak 3.214 jiwa atau 12,4 persen, dan kemudian sekitar 1.148 jiwa atau 4,4 persen penduduk daerah ini juga berprofesi sebagai pedagang. Pada Tabel 8 disajikan data jumlah penduduk kecamatan berdasarkan jenis pekerjaannya. Tabel 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Kayu Aro berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2009 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase 1. Petani Buruh Tani 20.375 78,4 2. Pedagang 1.148 4,4 3. Usaha Industri 248 0,9 4. Usaha Angkutan 464 1,9 5. Buruh Galian 57 0,2 6. PNS POLRI TNI 266 1,0 7. Karyawan Lainnya 3.214 12,4 8. Jasa Lainnya 215 0,8 Jumlah 25.987 100 Sumber : Kecamatan Kayu Aro dalam Angka Tahun 2009

5.4 Karakteristik Petani Responden

Pengambilan petani responden dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek yang dilihatdikaji yaitu: umur responden, tingkat pendidikan, jenis kelamin, luas lahan pengusahaan kentang dan status kepemilikan lahan. Responden dipilih sebanyak 30 orang dalam satu kecamatan, yaitu petani yang sedang memproduksi atau melakukan panen kentang. Petani responden tidak hanya menanam kentang sebagai komoditi utama, tetapi juga menaman berbagai sayuran antara lain seperti kol, cabai, sawi, dan tomat. Dalam satu lahan petani memisahkan berbagai komoditas dalam satu satuan lahan atau disekat berpetak- petak dalam satu lahan. Petakan - petakan lahan tersebut, petani setempat menamainya ―andong” dimana satu andong setara dengan lahan seluas 20 x 20 meter, atau satu hektar lahan setara dengan dua puluh lima andong. Petani responden yang melakukan usahatani sayuran di Kecamatan Kayu Aro sebagai mata pencahariaan utama juga memilki pekerjaan sampingan seperti berdagang, buruh tani maupun bentuk usaha lainnya. Hal ini dilakukan sebagai tambahan pendapatan bagi kepala keluarga maupun sebagai tambahan untuk membeli sarana produksi yang dibutuhkan di luar usahatani yang selama ini dijalankan. Umur petani yang menjadi responden dalam penelitian ini berkisar 20-59 tahun. Tingkat pendidikan petani responden terdiri dari SMA 43 persen, SD 27 persen, SMP 20 persen dan yang lainnya adalah S1 sebanyak 10 persen. Luas penguasaan lahan berkisar antara 1-8 hektar dimana status lahan ada yang milik sendiri dan ada yang berupa lahan sewa. Sebagian besar petani memiliki pengalaman bertani selama 11-20 tahun. Adapun jenis kelamin dari petani responden yaitu semuanya laki- laki. Pada Tabel 9 disajikan jumlah petani responden berdasarkan kriteria umur, tingkat pendidikan, luas lahan garapan, dan tingkat pengalaman bertani. Sebagian besar petani responden di Kecamatan Kayu Aro selalu menanam tanaman kentang, minimal setiap satu kali musim tanam dalam setahun. Dari beberapa petakan lahan yang dimiliki, selain menanam kentang petani juga menanam tanaman sayuran lainnya yang juga memiliki peluang permintaan pasar yang besar. Namun keadaan iklim dan cuaca yang memasuki musim penghujan menjadi salah satu faktor turunnya produksi kentang yang bisa dipanen oleh petani. Hal ini disebabkan karena, kentang adalah tanaman yang rentan terhadap lahan yang lembab atau basah. Musim penghujan tentunya akan menyebabkan lahan kentang menjadi lembab, sehingga memicu perkembangan hama atau bakteri dan virus pada tanaman kentang. Faktor lain yang menyebabkan turunnya produksi kentang adalah kondisi unsur hara lahan yang sudah tidak seimbang. Hal ini disebabkan, karena pada saat harga jual kentang melambung tinggi, petani lebih suka menanam kentang pada setiap musim tanam dalam setahun dan terkadang tidak menyelingi dengan tanaman lain pada musim tanam berikutnya. Kondisi lahan dengan unsur hara yang sudah tidak seimbang, menyebabkan turunnya produktivitas lahan. Untuk proses penjualan hasil panen, petani responden mayoritas menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul atau ke pedagang grosir luar kota yang biasanya membeli barang langsung di kebun, sehingga ketergantungan tehadap pedagang pengumpul dalam hasil penjualan panen masih sangat besar. Umumnya petani responden memiliki langganan dalam penjualan hasil panen, namun tidak menutup kemungkinan petani akan berpindah ke pedagang pengumpul lain yang bisa memberikan harga jual yang lebih tinggi kepada mereka. Petani responden, tidak melakukan penjualan langsung ke pasar, dikarenakan jarak antara lokasi produksi dengan pasar tujuan cukup jauh, sehingga memerlukan biaya transportasi yang besar. Tabel 9. Karakteristik Petani Responden Usahatani Kentang di Kecamatan Kayu Aro Tahun 2012 Karakteristik Jumlah Responden Orang Persentase Umur 20 - 29 1 3 30 - 39 12 40 40 - 49 13 43 50 - 59 4 13 59 Total 30 100 Tingkat Pendidikan SD 8 27 SMP 6 20 SMA 13 43 S1 3 10 Total 30 100 Luas Lahan Garapan 1 Ha 2 7 1 - 5 Ha 26 87 5 Ha 2 7 Total 30 100 Pengalaman Bertani Kentang 1 Tahun 1 - 10 Tahun 10 33 11 - 20 Tahun 12 40 21 - 30 Tahun 6 20 30 Tahun 2 7 Total 30 100

5.5 Karakteristik Pedagang Responden