Saluran Tataniaga II Sistem dan Pola Saluran Tataniaga Kentang

kentang ke pedagang pengecer, dimana satu orang pedagang grosir merupakan pemimpin pasar bagi dua orang pedagang grosir lainnya. Hal ini dikarenakan pedagang grosir ini melakukan pembelian dan penjualan kentang dan komoditas sayuran lainnya dalam jumlah yang besar,dan memiliki jumlah langganan pedagang pengecer yang lebih banyak dari pedagang grosir lainnya. Pedagang grosir pada saluran I, umumnya melakukan aktivitas pemasaran kentang tiga kali seminggu. Pembelian kentang pada petani dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat, sedangkan penjualan kentang kepada pedagang pengecer dilakukan setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Harga yang terjadi antara pedagang grosir dengan pedagang pengecer di Pasar Induk Tanjung Bajurai adalah Rp 3.300,- per kilogram. Harga yang diterima pedagang pengecer, umumnya tidak berbeda jauh dari pedagang-pedagang grosir, yang membedakan harga adalah kualitas kentang yang dijual. Sedangkan harga kentang yang dijual pedagang pengecer ke konsumen di Pasar Induk Tanjung Bajurai berkisar antara Rp 3.750-Rp 4.750 per kilogram. Volume rata –rata kentang yang dijual ditingkat pengecer berkisar antara 135-540 kilogram per minggu.

6.1.2 Saluran Tataniaga II

Saluran II merupakan saluran yang terdiri dari petani  pedagang pengumpul  pedagang grosir  pedagang pengecer. Berdasarkan hasil kuisioner terdapat tujuh orang petani responden pada saluran II menjual hasil panennya dengan total volume kentang yang dipasarkan adalah sebesar 61,5 Ton per minggu kepada empat orang pedagang pengumpul. Harga jual kentang antara petani dan pedagang pengumpul berkisar antara Rp 2.600-Rp 3.000 per kilogram. Sebagian dari pedagang pengumpul responden melakukan penyortiran ulang terhadap kentang yang mereka beli sebelum dijual kembali ke pedagang grosir, namun ada juga beberapa pedagang pengumpul yang langsung menjual kentangnya ke pedagang grosir. Kentang yang dikumpulkan oleh pedagang pengumpul dikirim dengan menggunakan truk milik pedagang pengumpul langsung ke Pasar Induk Angso Duo, Jambi dan kemudian diterima oleh pedagang grosir disana. Biaya pengangkutan dan biaya transportasi sepenuhnya ditanggung oleh pedagang grosir. Pada saluran II ini, terdapat empat orang pedagang grosir dengan total volume kentang yang dibeli oleh pedagang grosir yang ada di Jambi sebanyak 56 Ton per minggu. Harga yang terjadi antara pedagang pengumpul dengan pedagang grosir berkisar antara Rp 3.500-Rp 3.700 per kilogram. Pedagang grosir pada saluran II, melakukan aktivitas pembelian setiap tiga kali seminggu, dimana pembelian yang dilakukan tidak terfokus pada komoditas kentang saja, namun juga melakukan pembelian terhadap komoditas sayuran lainnya seperti kol, kubis, dan cabe. Begitu juga dengan pedagang pengecer, sebagian besar pedagang pengecer membeli kentang ke pedagang grosir setiap dua hari sekali. Selanjutnya kentang yang telah dibeli oleh pedagang grosir, akan dijual ke pedagang pengecer baik yang ada di Pasar Induk Angso Duo Jambi, ataupun pedagang pengecer yang ada di pasar-pasar lain di Kota Jambi. Namun dalam penelitian ini, pengambilan responden pedagang pengecer hanya terbatas pada 10 pedagang pengecer yang ada di Pasar Induk Angso Duo, Jambi. Volume penjualan kentang oleh pedagang grosir rata-rata sebanyak 14 Ton per minggu dengan harga jual ke pedagang pengecer berkisar antara Rp 4.000-Rp 4.500 per kilogram. Pada tingkatan pedagang pengecer, total volume kentang yang dijual ke konsumen sebanyak 234 kilogram per minggu, dengan harga jual yang relatif sama antar pedagang pengecer satu dengan yang lainnya, yaitu Rp 5.000 per kilogram.

6.1.3 Saluran Tataniaga III