Saluran Tataniaga IV Saluran Tataniaga V

Bukittinggi dengan volume kentang yang dijual 90,6 Ton per minggu. Proses pengangkutan kentang, biasanya dikirim menggunakan truk milik pedagang pengumpul setiap enam kali seminggu, dengan biaya pengangkutan sepenuhnya ditanggung oleh pedagang grosir di Bukittinggi. Harga beli yang diterima oleh pedagang grosir di Bukittingi berkisar antara Rp 3.500-Rp 3.600 per kilogram. Terdapat tiga orang responden pedagang grosir pada saluran III, dimana satu orang pedagang grosir menjual sebagian kentangnya kepada pedagang pengecer yang ada di pasar tersebut saluran IIIa. Dua orang pedagang grosir lainnya menjual seluruh kentangnya ke pedagang grosir luar kota di Riau saluran IIIb. Pada saluran IIIa, pedagang grosir menjual sebanyak 245 kilogram kentang setiap minggunya kepada lima orang pedagang pengecer di Pasar Padang Luar, Bukittinggi dengan harga jual Rp 3.800 per kilogram. Kecilnya volume penjualan kentang Kayu Aro pada pedagang pengecer di pasar ini, disebabkan adanya kentang lokal Bukittinggi, dan juga kentang Alahan Panjang yang juga dijual di pasar ini, dengan harga yang bersaing. Sehingga pedagang grosir yang menjual kentang Kayu Aro, lebih banyak menjual kentang mereka ke daerah Riau, karena permintaan akan kentang Kayu Aro di daerah Riau cukup besar. Pada tingkat pengecer, harga jual kentang kepada konsumen akhir adalah Rp 5.500 per kilogram. Pada saluran IIIb, pemasaran kentang oleh pedagang grosir di Pasar Padang Luar, Bukittinggi dilakukan enam kali seminggu dengan tujuan pedagang grosir yang ada di beberapa daerah di Provinsi Riau, seperti Pekanbaru, Dumai, Ujung Batu, dan Bagan Siapi-api. Volume penjualan kentang ke pedagang grosir di Riau mencapai 90,35 Ton per minggu, dengan harga yang terjadi antara pedagang grosir Bukittinggi dengan pedagang grosir Riau adalah Rp 3.800 per kilogram.

6.1.4 Saluran Tataniaga IV

Saluran IV merupakan saluran luar daerah dengan tujuan Provinsi Riau. Saluran IV terdiri dari petani  pedagang pengumpul  pedagang grosir Riau. Berdasarkan hasil kuisioner pada saluran IV ini terdapat sebanyak tiga orang pedagang pengumpul menjual kentang ke pedagang grosir di daerah Riau. Volume total penjualan kentang ke pedagang grosir di daerah Riau adalah sebanyak 78 Ton dengan harga jual Rp 3.600 per kilogram. Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang pengumpul, didapat informasi bahwa jalur tataniaga kentang Kayu Aro ke daerah Riau tidak hanya Kota Pekanbaru saja, namun juga sampai pada daerah Dumai, Bagan Si Api – Api, dan beberapa daerah di Kepulauan Riau. Untuk daerah Riau daratan, pengiriman kentang dilakukan dengan truk sebagai alat angkutan, sedangkan untuk daerah Kepulauan Riau pengiriman kentang dilakukan dengan kapal.

6.1.5 Saluran Tataniaga V

Daerah tujuan saluran tataniaga V adalah Sumatera Selatan. Saluran V terdiri dari petani  pedagang pengumpul  pedagang grosir Sumatera Selatan. Pada saluran ini, terdapat lima orang pedagang pengumpul yang menjual kentang ke pedagang grosir di Pasar Jakabaring, Palembang. Volume kentang yang dijual pedagang pengumpul ke pedagang grosir di Palembang merupakan volume pemasaran terbesar dari seluruh saluran tataniaga kentang di Kecamatan Kayu Aro yaitu sebanyak 197 Ton dengan harga jual berkisar antara Rp 3. 600-Rp 3.800 per kilogram. Pasar Jakabaring Palembang merupakan sentra utama pemasaran berbagai komoditas sayuran di daerah Palembang, termasuk kentang Kayu Aro. Pasar ini memberi pasokan sayuran ke pasar-pasar lokal yang ada di Sumatra Selatan. Hal ini berarti pemasaran kentang Kayu Aro, sebenarnya tidak terhenti di Pasar Jakabaring Palembang, namun terus berlanjut ke pasar-pasar lokal yang ada di Sumatra Selatan.

6.1.6 Saluran Tataniaga VI