Gambaran Usahatani Kentang di Kecamatan Kayu Aro

Pedagang pengecer yang menjadi responden penelitian sebanyak 50 persen berusia 21-30 tahun, dan 50 persen lainnya berusia lebih dari 30 tahun. Pengalaman berdagang pedagang pengumpul sebagian besar berkisar antara 0-5 tahun yaitu sebanyak 49 persen dari total responden, pada pedagang grosir sebanyak 44 persen memiliki pengalaman berdagang 6-10 tahun. Sama halnya dengan pedagang grosir, sebagian besar pedagang pengecer yaitu sebesar 50 persen responden memiliki pengalaman berdagang 6-10 tahun.

5.6 Gambaran Usahatani Kentang di Kecamatan Kayu Aro

Budidaya kentang meliputi kegiatan pengolahan lahan, penanaman, perlindungan tanaman dan perawatan yang dilakukan hingga panen. Faktor-faktor produksi yang umumnya digunakan adalah bibit, pupuk kandang, pupuk kimia, peralatan dan tenaga kerja. Pupuk kandang yang digunakan biasanya berasal dari kotoran kambing atau sapi, sedangkan pupuk kimia yang digunakan adalah pupuk urea dan TSP. Kegiatan budidaya kentang terdiri dari beberapa tahap antara lain persiapan lahan, pembentukan alur tanam, pemberian pupuk, penanaman, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit tanaman dan panen. Untuk usahatani kentang di Kecamatan Kayu Aro, petani responden memilki luasan lahan rata-rata sebesar 1,5 hektar. Tenaga kerja yang digunakan untuk pengolahan tanah, perawatan kebun dan panen diberi upah sebesar Rp 30.000-Rp 40.000 per hari untuk tenaga kerja pria ataupun wanita. Tenaga kerja untuk mengerjakan pengolahan tanah, penanaman, dan penyiangan, umumnya petani memakai jumlah pekerja dua sampai tiga orang untuk luasan lahan 1 andong atau 400 m 2 per kegiatan budidaya dan waktu yang dapat diselesaikan untuk satu kegiatan budidaya tersebut adalah selama satu hari. Sedangkan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman, petani melakukan penyemprotan lebih kurang 16 kali selama satu musim tanam. Kegiatan ini, biasanya dilakukan oleh satu orang tenaga kerja keluarga biasanya adalah petani pemilik lahan, dan satu orang tenaga kerja luar keluarga. Petani pemilik lahan yang mengatur berapa banyak dosis pestisida yang akan disemprotkan, dan tenaga kerja luar keluarga yang akan melakukan kegiatan penyemprotan. Besaran upah untuk tenaga penyemprotan ini adalah Rp 50.000HOK, hal ini dikarenakan risiko pekerjaan yang harus ditanggung pekerja cukup besar, yaitu jika terjadi keracunan saat penyemprotan. Umur periode budidaya kentang mulai tanam sampai panen memakan waktu 120 hari. VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Sistem dan Pola Saluran Tataniaga Kentang