Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengumpul

risiko penangguhan pembayaran oleh pedagang yang menyebabkan usahatani kentang yang dijalani petani terhambat dalam hal modal. Risiko harga juga merupakan risiko yang sering dihadapi oleh petani sayuran, baik risiko kenaikan harga input dan sarana produksi, maupun risiko penurunan harga jual kentang. Pada rentang waktu penelitian, harga input dan sarana produksi sedang mengalami kenaikan seperti harga pupuk, dan pestisida dimana hal ini tentu mengakibatkan pengeluaran usahatani petani kentang cenderung meningkat sedangkan di lain sisi, harga jual kentang di tingkat petani mengalami penurunan hingga mencapai Rp 2.600 per kilogram. Berdasarkan hasil wawancara, petani responden juga melakukan fungsi pembiayaan dan fungsi informasi harga. Fungsi pembiayaan yang dilakukan petani merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk melakukan usahatani kentang, dan biaya pascapanen yang terdiri dari biaya pengemasan dan biaya pengangkutan. Sedangkan fungsi informasi harga merupakan informasi harga yang diterima petani bersifat transparan dimana perubahan harga yang terjadi di pasar dapat diketahui petani melalui pedagang pengumpul, pedagang grosir, atau dari sesama petani.

6.2.2 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang melakukan pembelian langsung dari petani produsen di wilayah desa tempat ia tinggal atau membeli dari petani di desa lain. Petani yang memperoleh tambahan modal dari pedagang pengumpul, harus menjual hasil panennya kepada mereka. Pasar yang dituju pasar-pasar di luar Kabupaten Kerinci seperti Jambi, Riau, Palembang, dan Lampung. Berdasarkan uraian di atas, fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah fungsi pembelian dari petani dan fungsi penjualan kepada pedagang grosir. Fungsi fisik yang dilakukan adalah fungsi pengangkutan dan fungsi penyimpanan. Fungsi pengangkutan dilakukan pedagang pengumpul dari lahan petani ke gudang penyimpanan milik pedagang dengan menggunakan truk. Sebagian besar pedagang pengumpul memiliki truk sebagai alat transportasi dalam memasarkan kentang. Fungsi penyimpanan dilakukan pedagang pengumpul untuk menyimpan kentang yang mereka beli dari petani di gudang penyimpanan yang biasanya terletak tak jauh dari tempat tinggal pedagang. Penyimpanan kentang di tingkat pedagang pengumpul biasanya tidak terlalu lama, yaitu sampai ketika ada permintaan pengiriman kentang dari pedagang grosir luar kabupaten. Fungsi fasilitas yang dilakukan pedagang pengumpul responden antara lain; fungsi sortasi dan grading, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan, dan fungsi informasi pasar. Fungsi sortasi dan grading dilakukan oleh sebagian pedagang pengumpul, yang mengirim kentang ke daerah Palembang atau Lampung. Pedagang melakukan kembali sortasi dan grading, karena petani terkadang tidak teliti dalam mengemas kentang hasil panen, sehingga dalam satu karung kentang terdapat beberapa kilogram kentang yang tidak seragam ukurannya. Fungsi penanggungan risiko yang dilakukan pedagang pengumpul antara lain adalah risiko penyusutan selama proses pengangkutan. Risiko penyusutan ini dapat terjadi jika terdapat hambatan selama perjalanan, seperti bencana longsor, kerusakan kendaraan di perjalanan, keterlambatan dan hambatan lainnya. Jika terjadi risiko penyusutan, maka terjadi pengurangan jumlah kentang yang layak jual, sehingga dalam hal ini pedagang grosir akan mengurangi jumlah uang yang dibayarkan ke pedagang pengumpul sesuai dengan jumlah penyusutan kentang selama perjalanan. Selain itu pedagang pengumpul juga menghadapi risiko turunnya harga jual, ketika terdapat penyusutan selama proses pengiriman kentang ke pedagang grosir. Fungsi pembiayaan yang dilakukan pedagang pengumpul antara lain adalah menyediakan pinjaman modal usahatani bagi petani kentang, dengan sistem saham. Sistem saham mengharuskan petani menjual seluruh hasil panennya ke pedagang pengumpul dengan harga yang sedikit lebih murah daripada harga yang berlaku di pasar petani. Perbedaan harga jual kentang yang memakai sistem saham dengan harga kentang yang berlaku di pasar petani adalah sebesar Rp 100,- per kilogram. Dimana harga jual kentang di pasar petani Rp 2.700-Rp 3.000 per kilogram, maka harga jual kentang yang memakai sistem saham ini berkisar antara Rp 2.600-Rp 2.900 per kilogram. Selisih Rp 100,- per kilogram ini dianggap sebagai insentif petani kepada pedagang pengumpul karena telah bersedia meminjamkan modal untuk usahatani mereka. Selain itu, pedagang pengumpul juga mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja bongkar muat, dan biaya pengangkutan dari lahan petani ke gudang penyimpanan. Fungsi informasi pasar yang dilakukan pedagang pengumpul adalah berupa informasi harga, permintaan dan kualitas barang yang diinginkan konsumen. Informasi pasar ini, biasanya didapatkan dari pedagang grosir luar kabupaten.

6.2.3 Fungsi Tataniaga di tingkat Pedagang Grosir