d. penataan tapak. 3. Lanskap budaya dalam kelompok elemen
a. hubungan pola vegetasi dengan penggunaan lahan b. tipe bangunan dan fungsinya
c. bahan dan teknik konstruksi d. skala terkecil dari elemen
e. makam atau tempat simbolik lainnya f. pandangan sejarah dan kualitas persepsi.
2.2 Lanskap kota
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kota adalah daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari
berbagai lapisan masyarakat, daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan sebagian besar penduduknya bekerja di luar
pertanian dan juga dinding tembok yang mengelilingi tempat pertahanan. Perencanaan kota di negara berkembang, seperti Indonesia, diawali dengan
penataan ulang revitalisasi struktur kota, politik arsitektur kolonial menjadi sebuah pijakan karena kota di Indonesia sejak zaman dahulu sudah direncanakan
dan dirancang oleh Belanda, termasuk di dalamnya penempatan distrik-distrik gedung pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, struktur jalan serta fasilitas
lain Mulyandari, 2011. Pembangunan gedung-gedung pemerintahan, pasar, permukiman, rel kereta api, jalan raya, pabrik gula dan bangunan-bangunan lain di
Indonesia adalah kontribusi daru zaman kolonial Belanda. Menurut Freeman 1974 dalam Warlina 2001, struktur perkotaan
memiliki empat ciri khas yang meliputi penyedia fasilitas untuk seluruh warga, penyedia jasa tenaga, penyedia jasa profesional bank, kesehatan dan lainnya
serta memiliki pabrik industri. Sedangkan menurut Lynch 1960, elemen penting pada suatu kota dapat diklasifikasikan ke dalam lima bentukan fisik, yaitu
paths jalurjalan, nodes simpul, districs distrik, landmarks tengaran, dan edges tepian. Paths atau jalurjalan merupakan suatu unsur penting pembentuk
kota. Berdasarkan elemen pendukungnya, paths meliputi jaringan jalan sebagai prasarana pergerakan dan angkutan darat, sungai, laut, udara, terminal sebagai
sarana pengangkutan. Nodes atau simpul merupakan pertemuan antara beberapa jalanlorong yang ada di kota, sehingga membentuk suatu ruang tersendiri.
Nodes merupakan suatu pusat kegiatan fungsional yang menjadi pusat penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidup. Distrik yang terdapat dipusat kota
merupakan daerah komersial yang didominasi oleh kegiatan ekonomi dan pada daerah yang berbatasan dengan distrik terdapat banyak tempat yang digunakan
sebagai pasar lokal, pertokoan dan sebagian lain digunakan sebagai tempat tinggal. Landmarks merupakan citra suatu kota dimana memberikan suatu kesan
terhadap kota tersebut. Edges merupakan suatu masa bangunan yang membentuk dan membatasi suatu ruang di dalam kota.
Menurut Mulyandari 2011 kondisi kota yang ada di Indonesia sangat kompleks yaitu pertumbuhanperkembangan kota yang tidak merata, masih
dipengaruhi oleh pasar, terjadi proses-proses komersial yang cenderung tidak terkontrol, kerusakan lingkungan yang semakin parah, inefisiensi sumber daya,
bahkan terjadi ketidakadilan sosial. Sehingga kota di Indonesia dapat dikarakteristikkan sebagai berikut:
a. tumbuh secara tidak terencana organis
b. cenderung tidak terkendali sprawl
c. mengabaikan aspek tata guna lahan, sehingga tata guna lahan
tercampur mixed-uses d.
dualisme ekonomi : formal – informal e.
budaya kota yang khas f.
aturan-aturan pemerintah kota banyak yang tidak terlaksana. Mulyandari menyatakan lebih lanjut, untuk membentuk suatu kota yang
memiliki karakteristik, humanisme dan spiritualisme maka diperlukan kualitas dasar manusia yang menjadi penghuni sebuah kota, yaitu
a. filosof, yang akan merumuskan konsep ideologi, konsep
ketatanegaraan dan ilmu-ilmu filsafat lainnya b.
seniman, yang memiliki kreativitas dan karakteristik nilai keindahan yang akan membentuk watak dan karakteristik masyarakat
c. teknokret, yang akan mempengaruhi perkembangan sistem ekonomi,
politik sekaligus melakukan percepatan pertumbuhan kehidupan kearah yang lebih baik dengan ilmu pengetahun dan teknologi
d. pebisnis, yang mempengaruhi proses urbanisasi dengan cepat.
e. ulama, yang memiliki kualitas spiritual untuk menyeimbangkan
kemajuan peradaban manusia yang cepat, dengan meningkatkan manusia tentang hubungan manusia-Tuhan-alam.
2.3 Lanskap Keraton