Persepsi Masyarakat terhadap Keraton Surakarta

pendapat mengenai Keraton Surakarta. Sebanyak 67 berpendapat bahwa keraton merupakan suatu situs cagar budaya, sebanyak 15 berpendapat bahwa keraton merupakan sumber kebudayaan bagi masyarakat Jawa, sebanyak 12 masyarakat menyatakan bahwa keraton merupakan cikal bakal dari Kota Surakarta dan sebesar 6 masyarakat berpendapat bahwa Keraton Surakarta adalah cerminan kejayaan kerajaan masa lampau. Namun, hanya sebesar 19 responden yang mengetahui mengenai konsep lanskap dari Keraton Surakarta. Elemen yang diketahui oleh masyarakat adalah pada ornamen, warna, vegetasi khas keraton yang berupa pohon beringin, model dan susunan bangunan. Perkembangan Kota Surakarta yang merupakan perkembangan dari keberadaan Keraton Surakarta juga dinyatakan harus mempertimbangkan mengenai keberadaan Keraton Surakarta dan hal ini juga sejalan dengan pendapat responden yaitu sebesar 81. Dengan perlu dipertimbangkannya keberadaan Keraton Surakarta maka dalam perkembangan Kota Surakarta sebesar 86 responden berpendapat bahwa perlu ditampilkan elemen-elemen lanskap Keraton Surakarta pada kota, seperti bentuk bangunan tradisional seperti atap joglo, motif dan ragam hias pada bangunan, ukiran-ukiran maupun kesenian tradisional Keraton Surakarta. Responden mengharapkan Kota Surakarta yang bersih, indah dan nyaman dengan tetap mengedepankan nilai-nilai budaya dan juga tata krama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat juga mengharapkan selama pembangunan kota selalu memperhatikan ciri khas dari nilai-nilai budaya yang sudah dimiliki, yaitu nilai budaya dari Keraton Surakarta, seperti dalam pembangunan bangunan-bangunan baru perlu diperhatikan nilai arsitektur bangunan kuno seperti rumah joglo, limasan dan lainnya. Dalam pembangunan Kota Surakarta selanjutnya harus diperhatikan kelestarian dari bangunan- bangunan kuno dan tidak meninggalkan budaya Keraton Surakarta.

4.4 Analisis Pengaruh Konsep Lanskap Keraton pada Lanskap Kota

Surakarta Kota Surakarta dikenal dengan kota budaya dimana Keraton Surakarta merupakan pusat dari kebudayaan. Namun, pengaruh budaya tidak sama di setiap bagian kota. Ada yang mendapat pengaruh kuat dan ada yang mendapatkan pengaruh yang lemah. Sehingga dilakukan identifikasi dan penilaian terhadap struktur lanskap Kota Surakarta. Analisis elemen lanskap dilakukan guna mengetahui bagian-bagian kota yang terpengaruh oleh Keraton Surakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari sebaran pengaruh tersebut. Analisis elemen lanskap Kota Surakarta terbagi menjadi dua tahap yaitu analisis sebaran lanskap dan analisis pola sebaran lanskap.

4.4.1 Analisis Jenis Pengaruh Lanskap

Struktur lanskap yang diidentifikasi adalah lanskap permukiman, lanskap perkantoran dan perdagangan, lanskap fasilitas umum dan lanskap jalan. Pemetaan terhadap lanskap Kota Surakarta dilakukan dengan penilaian terhadap masing-masing struktur lanskap dengan kriteria-kriteria penilaian yang meliputi asosiasi kesejarahan, gaya arsitektur beserta ornamen, kesamaan jenis dan desain elemen lanskap yang digunakan.

4.4.1.1 Lanskap Permukiman

Lanskap permukiman mendominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta, terbukti dengan penggunaan lahan sebesar 62 dari luas total kota digunakan sebagai lahan permukiman. Hal ini berakibat pada penggunaan lahan yang padat permukiman dan menghilangkan penggunaan pekarangan, hanya terdapat sedikit masyarakat yang masih memiliki pekarangan di halaman rumah mereka. Permukiman yang berada di Surakarta sebagian besar merupakan permukiman lama yang merupakan tempat tinggal dari para abdi Keraton Surakarta, posisi permukiman tradisional Jawa mendapat pengaruh dari keraton sesuai dengan konsep kiblat papat kalima pancer. Namun perkembangan permukiman di Solo banyak menggunakan gaya arsitektur baru yang lebih modern. Penilaian pada elemen lanskap permukiman dilakukan dengan beberapa kriteria yang telah disajikan pada Tabel 2. Dengan menggunakan kriteria tersebut maka dapat diketahui lanskap permukiman yang mendapatkan pengaruh dari Keraton Surakarta. Penilaian lanskap permukiman pada Kota Surakarta dibagi terbagi menjadi beberapa zona penilaian, zona penilaian ini disesuaikan dengan jumlah kelurahan yang berada di Kota Surakarta. Hasil analisis pada lanskap permukiman disajikan pada Tabel 7 . Tabel 7. Tingkat Pengaruh Keraton terhadap Lanskap Permukiman Kelurahan Kriteria Total Asosiasi Kesejarahan Tata Ruang Arsitektur Bangunan Ornamen Bangunan Kesamaan jenis elemen Law eya n Sondakan 1.2 0.1 0.6 0.45 0.45 2.8 Panularan 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Penumping 1.2 0.1 0.4 0.45 0.45 2.6 Sriwidari 1.2 0.1 0.6 0.45 0.3 2.65 Laweyan 1.2 0.1 0.6 0.45 0.45 2.8 Purwosari 1.2 0.1 0.6 0.3 0.45 2.65 Bumi 1.2 0.1 0.4 0.3 0.45 2.45 Pajang 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Kerten 1.2 0.1 0.4 0.3 0.3 2.3 Jajar 1.2 0.1 0.2 0.15 0.3 1.95 Karangasem 0.8 0.1 0.2 0.3 0.3 1.7 Ser eng an Serengan 1.2 0.1 0.6 0.45 0.3 2.65 Kratonan 1.2 0.1 0.6 0.3 0.45 2.65 Kemlayan 1.2 0.2 0.6 0.3 0.3 2.6 Jayengan 1.2 0.1 0.6 0.3 0.45 2.65 Danukusuman 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Tipes 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Joyotakan 1.2 0.1 0.4 0.3 0.3 2.3 Pasa r K li w on Kauman 1.2 0.1 0.6 0.45 0.45 2.8 Baluwarti 1.2 0.3 0.6 0.45 0.45 3 Kampung Baru 0.8 0.1 0.6 0.45 0.45 2.4 Pasar Kliwon 1.2 0.1 0.4 0.45 0.45 2.6 Joyosuran 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Sangkrah 1.2 0.1 0.4 0.45 0.3 2.45 Semanggi 1.2 0.1 0.4 0.45 0.3 2.45 Kedung Lumbu 1.2 0.2 0.4 0.3 0.45 2.55 Je br es Sewu 1.2 0.1 0.6 0.3 0.45 2.65 Gandekan 1.2 0.2 0.6 0.3 0.15 2.45 Jagalan 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Sudiroprajan 1.2 0.1 0.4 0.3 0.45 2.45 Purwodiningratan 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Jebres 1.2 0.1 0.4 0.3 0.45 2.45 Tabel 7. Tingkat Pengaruh Keraton terhadap Lanskap Permukiman Lanjutan Kelurahan Kriteria Total Asosiasi Kesejarahan Tata Ruang Arsitektur Bangunan Ornamen Bangunan Kesamaan jenis elemen Je br es Kepatihan Wetan 0.8 0.1 0.4 0.3 0.3 1.9 Kepatihan Kulon 0.8 0.1 0.4 0.3 0.3 1.9 Pucang Sawit 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Mojosongo 0.4 0.2 0.4 0.15 0.15 1.3 Tegalharjo 0.4 0.1 0.4 0.15 0.15 1.2 B anj ar sa ri Keprabon 1.2 0.1 0.6 0.3 0.45 2.65 Mangkubumen 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Punggawan 1.2 0.1 0.6 0.3 0.3 2.5 Nusukan 1.2 0.1 0.2 0.15 0.3 1.95 Setabelan 1.2 0.1 0.4 0.45 0.3 2.45 Timuran 1.2 0.2 0.6 0.3 0.3 2.6 Gilingan 1.2 0.1 0.4 0.15 0.3 2.15 Kadipiro 0.8 0.1 0.2 0.15 0.3 1.55 Ketelan 1.2 0.1 0.4 0.15 0.3 2.15 Kestalan 1.2 0.1 0.4 0.15 0.3 2.15 Sumber 0.4 0.1 0.4 0.15 0.3 1.35 Banyuanyar 0.4 0.1 0.4 0.15 0.3 1.35 Keterangan : Skor 1-1,7 = Rendah ; Skor 1,8-2,4 = Sedang; Skor 2,5-3 = Tinggi Penilaian terhadap lanskap permukiman yang dilakukan dengan membagi zona sesuai dengan jumlah kelurahan dapat dikelompokkan menjadi lima kecamatan. Pada Kecamatan Laweyan dengan sembilan kelurahan memiliki luasan permukiman sebesar 724,26 ha. Pada Kecamatan Serengan luasan permukiman adalah sebesar 290,37 ha dan terbagi menjadi tujuh kelurahan. Pada Kecamatan Pasar Kliwon dengan luasan permukiman sebesar 271,49 ha terbagi menjadi sembilan jumlah kelurahan. Kecamatan Jebres memiliki luasan permukiman yang paling besar, yaitu 1017,2 ha dan terbagi menjadi 11 kelurahan. Pada Kecamatan Banjarsari luasan permukiman sebesar 650,02 ha dengan 13 kelurahan. Hasil analisis lanskap permukiman secara spasial disajikan pada Gambar 29.