Manfaat Kerangka Pemikiran PENDAHULUAN
modern dengan tidak menghiraukan kembali konsep-konsep yang digunakan oleh Keraton Surakarta. Hadi 2001 menyatakan bahwa “Solo Lama” adalah pusat
pemerintahan Kerajaan Surakarta Hadiningrat. Dimana pasar-pasar tempat penduduk melakukan transaksi dalam nama-nama Jawa. Pola penyebaran pasar-
pasar ini membentuk konfigurasi kota yang cenderung berkembang mengikuti pola grid.
Kota Surakarta memiliki luas wilayah sebesar 4.404,06 Ha dan terbagi menjadi lima wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan
Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari. Dari lima kecamatan tersebut terdapat 51 kelurahan. Terjadi konflik
penggunaan ruang di pusat kota antara usaha memanfaatkan ruang wilayah binaan antik guna mengejar nilai ekonomi tanah dan usaha konservasi budaya.
Perkembangan kota yang pesat membawa serta perubahan budaya warga kota, jumlah kepadatan penduduk meningkat mempengaruhi pola penggunaan ruang
pada kota Surakarta. Pemukiman penduduk cenderung bergeser keluar, sehingga muncul wilayah-wilayah desa-kota disekeliling Surakarta. Setelah Kemerdekaan
Republik Indonesia, Kota Surakarta terus mengalami perkembangan perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah seperti perubahan ekologi kota,
pertambahan penduduk, dan juga faktor eksternal yang secara langsung mempengaruhi perkembangan kota melalui kebijakan politik dan masuknya
kekuatan kapitalis. Surakarta kemudian menampilkan bentuknya sebagai kota yang memadukan unsur-unsur tradisional dan modern Gunawan, 2010.