Pelataran Kedathon Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Keraton Surakarta

Lanskap perkantoran dan perdagangan tersebar pada wilayah selatan kota. Lanskap perkantoran dan perdagangan berkembang searah dengan infrastruktur jalan. Perkantoran dan perdagangan terpusat pada Jalan Slamet Riyadi dan berkembang disekitar keraton dan mangkunegaran. Lanskap fasilitas umum seperti sekolah tersebar cukup merata di Surakarta. Penggunaan lahan di Surakarta disajikan pada Tabel 5 dan peta tata guna lahan disajikan pada Gambar 24. Tabel 5. Penggunaan Lahan di Surakarta. Jenis Penggunaan Lahan Kecamatan Total Ha Laweyan Serengan P. Kliwon Jebres Banjarsari Lahan Terbangun Perkantoran 45.3 2.7 17.86 38.35 5.47 109.68 Permukiman 724.26 290.37 271.49 1017 650.02 2953.37 PerdaganganJasa 70.19 33.19 34.43 105.4 32.71 275.94 Fasilitas Pendidikan 65.26 13.64 10.79 130.3 26.68 246.68 Fasilitas Peribadatan 4.69 1.8 4.13 5.35 4.53 20.5 Industri 40.5 3.62 3.04 27.39 19.15 93.7 Instalasi Pengolahan Limbah - - - 1.01 - 1.01 Gedung Olahraga 1.35 0.46 - 1.74 - 3.55 Lahan Tidak Terbangun TPA - - - 20.82 0.72 21.54 Lapangan Olahraga 14.86 2.07 10.35 9.16 2.83 39.27 Kebun Binatang - - - 15.67 - 15.67 Kolam 6.91 0.92 - 8.37 1.76 17.96 Danau Kuburan 15.1 2.79 1.52 44.05 26.05 89.51 Taman Kota 0.25 - - 7.9 0.49 8.64 Tanah Kosong 31.8 4.23 9.22 38.83 13.45 97.53 Tegalan 31.8 4.23 9.22 38.83 13.45 97.53 Sawah 50.08 - - 8.85 95.44 154.37 Sungai 23 14.36 8.09 76.76 35.4 157.61 Tanggul Jumlah 1125.35 374.37 380.15 1596 928.14 4404.06 Sumber : RTRW Kota Surakarta 2011-2031

4.2.3 Peraturan dan Kebijakan Pemerintah

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031, pemerintah Kota Surakarta memiliki kebijakan untuk melakukan revitalisasi kawasan cagar budaya sebagai pusat kegiatan pariwisata, sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan. Kota Surakarta merupakan sebuah kota budaya yang memiliki banyak peninggalan sejarah, bahkan sebagian besar pembentuk kota merupakan bangunan-bangunan yang sudah ada semenjak zaman Keraton Surakarta dan keberadaan Bangsa Belanda. Kebijakan dalam pelestarian terhadap bangunan- bangunan bersejarah ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Surakarta No. No 64611611997. Surat Keputusan tersebut menetapkan sebanyak 73 benda cagar budaya di Kota Surakarta meliputi Keraton Surakarta, Benteng Vastenburg, sekolah, perkantoran, tempat peribadatan, gapura, monumen, jembatan, rumah tinggal, ruang terbuka hijau taman, pasar dan juga stasiun. Peta cagar budaya di Kota Surakarta disajikan pada Gambar 26. Keraton Surakarta sebagai benda cagar budaya menjadi daya tarik wisata yang dilindungi oleh UU RI No.11 Tahun 2010. Dalam upaya pelestarian budaya Jawa, dilakukan penetapan kebijakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan penetapan Surat Keputusan Walikota yang mewajibkan kantor-kantor pemerintahan maupun swasta untuk menggunakan aksara Jawa dalam penulisan papan nama lembaga tersebut. Kebijakan ini dilakukan sejak tanggal 17 Februari 2008. Sehingga, pada setiap bangunan perkantoran terdapat tulisan aksara Jawa, hal ini juga di adopsi oleh pertokoan besar di Surakarta Gambar 25. a Balaikota Surakarta bPusat perbelanjaan di Surakarta Gambar 25. Penulisan aksara Jawa