13. Kedathon
Terdapat bangunan-bangunan inti keraton yang terletak di sebelah barat pelataran. Bangunan inti tidak dapat diakses oleh semua orang. Bangunan ini
diutamakan bagi keluarga raja dan orang-orang yang mendapat izin untuk berkunjung. Bangunan inti keraton terdiri dari Dalem Ageng Prabasuyasa,
Keputren, Keraton Kulon, Masjid Bandengan, Masjid Pudyasana dan bangunan tempat tinggal lainnya.
Dalem Ageng Prabasuyasa terletak di sebelah barat Sasana Saweka dihubungkan oleh Pringgitan Parasdya. Dalem Ageng Prabasaya merupakan
bangunan yang sangat disakralkan oleh keraton, sehingga penjelasan mengenai bangunan ini hanya didapatkan dari tulisan yang ada. Bangunan ini merupakan
tempat tinggal raja dan tempat berkumpul keluarga raja. Dalem Ageng Prabasaya memiliki arsitektur bangunan Jawa yang disebut Joglo Limasan Sinom Mangkurat
Maruti, 2003. Terdapat empat buah kamar pada Dalem Ageng Prabasaya yang digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka milik Keraton Surakarta.
Seiring perjalanan waktu, kamar-kamar di Dalem Ageng Prabasaya sudah tidak digunakan sebagai tempat tinggal sehingga berkembang sakralisasi pada seluruh
Dalem Ageng Prabasaya. Keputren merupakan tempat tinggal wanita atau puteri keraton. Keputren
terletak di selatan dalem Ageng Prabasaya dan memanjang dari barat ke utara. Di dalam Keputren terdapat sebuah taman yang disebut Taman Kadilengen Maruti,
2003. Masjid Bandengan dan Masjid Pudyasana merupakan masjid yang berada di pelataran keraton. Masjid Bandengan dibangun ditengah-tengah kolam persegi
dengan luas 800m
2
disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13. Taman Bandengan Sumber: google.com
Keraton Kulon merupakan keraton baru yang dibangun oleh Sinuhun Pakubuwana X setelah mendengar ramalan runtuhnya Keraton Surakarta setelah
berumur 200 tahun. Keraton Kulon dibangun di sebelah barat gunung. Gunung yang dimaksud adalah timbunan tanah yang tinggi yang menyerupai gunung yang
ditanami oleh pepohonan sehingga menyerupai hutan. Keraton Kulon dibangun dengan arsitektur bergaya kolonial dengan pintu gerbang menghadap ke barat.
Setelah masa pemerintahan PB X berakhir, bangunan ini tidak ditempati lagi.
14. Kori Srimanganti Kidul