Elemen-Elemen Sosial dari Bermain dan Implikasinya pada Pendidikan

sosiodrama dan masih banyak metode yang dapat diterapkan untuk mengembangkan bahasa anak.

3. Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Kanak-Kanak Awal

Banyak keluarga dan pendidik anak usia dini menekankan pentingnya perkembangan sosial selama masa kanak-kanak awal atau tahun-tahun prasekolah. Aspek-aspek perkembangan sosial emosional anak-anak prasekolah dapat menjadi bagian integral dari perkembangan area lainnya, seperti perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.

a. Elemen-Elemen Sosial dari Bermain dan Implikasinya pada Pendidikan

Selama masa prasekolah, banyak anak yang mulai mengadakan hubungan dekat dengan orang-orang non keluarga. Pada saat anak menjelajahi dunia prasekolah, mereka mengalami serangkaian situasi sosial yang baru dan bervariasi. Beberapa situasi baru berhubungan dengan bermain. Pada masa prasekolah ada peralihan pola bermain anak, dari permainan soliter ke permainan paralel, yaitu anak berdekatan dengan orang-orang lain ketika mereka bermain. Anak prasekolahpun akan dapat terlibat pada permainan kooperatif dengan anak lainnya, seperti pada permainan sosiodrama, akan tetapi mereka juga dapat merasa bahagia untuk melakukan permainan soliter dalam jangka waktu yang lama. Setiap jenis dari permainan ini sama berharganya, oleh karena itu perlu disediakan sumber-sumber yang memfasilitasi berbagai pengalaman bermain secara luas. Selama masa prasekolah, permainan sosiodrama bermain pura-pura menjadi sangat kompleks dan imajinasi anak akan berkembang secara luar biasa. Pada awalnya permainan drama berkisar pada hal-hal yang familiar bagi anak seperti waktu makan, mandi, dan sebagainya. Dalam permainan ini sering terjadi imitasi yang mendetil terhadap perilaku orang lain terutama orang tua atau pendidiknya. Hal lain yang penting ialah anak membutuhkan waktu, ruang, dan kebebasan untuk mengembangkan permainan mereka, agar seluk beluk dan detil-detil permainan tidak terbatasi. Beberapa permainan drama seperti super- hero dapat mengarah ke perilaku agresi anak. Tetapi makin dilarang, akan membuat permainan itu makin atraktif. Oleh karena itu dengan penekanan pada aspek-aspek positif dari permainan tersebut akan lebih efektif daripada sekedar melarangnya. Sebagai pendidik anak usia dini perlu mengetahui bahwa bermain adalah mediumsarana belajar yang luar biasa ampuhnya bagi anak-anak kecil. Permainan dengan memberi pengalaman terbuka seperti bermain tanah liat akan lebih bermanfaat daripada permainan yang mengharuskan anak menghasilkan suatu produk yang telah ada ketentuan-ketentuannya. Sebagai pendidik, kita juga dapat mengetahui lebih banyak tentang abilitas anak dengan mengamati proses bermain anak daripada sekedar menjatuhkan vonis kepada anak dengan predikat kegagalan ketika mereka tidak berhasil mereproduksi secara tepat produk yang disyaratkan.

b. Otonomi dan inisiatif yang berkembang, serta Implikasinya pada Pendidikan