E. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Individu
Kajian medik dan psikologi perkembangan menunjukkan bahwa disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan, kualitas individu juga sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti faktor lingkungan yang tidak lepas dari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor bawaan atau sering juga disebut
faktor keturunan dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan yang
disebut dengan istilah individual differences. Berdasarkan hal ini, masing-masing individu memiliki keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam setiap gejala jiwa
yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dalam kemampuan berfikir, merasakan sesuatu, serta sikap dan perilakunya sehari-hari.
Dalam melihat dan menyikapi perbedaan tersebut, hendaknya pendidik menyadari bahwa tidak semua individu dapat diperlakukan dengan cara yang
selalu sama. Masing-masing individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga pendekatan yang sifatnya personal maupun institusional tentu berbeda.
Untuk lebih jelasnya, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan individu adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal a. 1. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Faktor ini dimulai dari masa
pembuahan sel telur oleh sel jantan. Unsur-unsur di dalam struktur genetik inilah yang memprogramkan tumbuhnya sel tubuh pada manusia. Gen inilah yang
menentukan warna rambut, kulit, ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual, serta emosi Atkinson, 1991. Potensi genetik inilah yang akan
berinteraksi dengan lingkungan sehingga membentuk individu tersebut tumbuh dan berkembang.
Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua
orangtuanya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor penyimpangan yaitu dari segi fisik, seperti keadaan gizi yang buruk pada ibu hamil, dipengaruhi
berbagai jenis obat-obatan yang berbahaya, rokok, alkohol, serta zat-zat kimia dapat merugikan janin. Dari segi psikologis, pembentukan sel-sel tubuh juga
dipengaruhi oleh keadaan psikologis selama kehamilan. Emosi Ibu yang tidak stabil atau stres yang berat dapat menumbuhkan kelainan pada janin, seperti
penyakit dan cacat fisik maupun psikologis. Untuk lebih rinci dapat dicermati penjelasan berikut ini;
1 Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan berimbang. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam
merangsang tumbuh kembang individu dan merangsang perkembangan otak dan sistem syarafnya yang merupakan bagian paling penting dalam menentukan
tumbuh dan kembang individu. Walaupun perkembangan otak tidak sepesat masa bayi, namun otak terus tumbuh pada masa awal individu-individu. Pada
usia 3-4 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ dari otak orang dewasa. Pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai 910 otak orang dewasa atau sekitar 90 berat
otak orang dewasa. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat syaraf di daerah otak. Ujung-ujung urat
syaraf akan terus tumbuh hingga masa remaja. Bertambah matangnya otak, dikombinasikan dengan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik, akan menyumbang besar bagi perkembangan kognitif individu Santrock, 1995. Oleh karena itu, pemberian gizi yang baik tidak hanya
ditentukan pada saat setelah kelahiran saja, namun seperti yang sudah dijelaskan di atas, dimulai sejak janin tumbuh di dalam kandungan. Pasca
kelahiran dimulai dari pemberian Air Susu Ibu ASI yang sangat baik bagi individu karena sesuai dengan keadaan tubuh bayi pada saat itu. Adapun
kebutuhan gizi yang diperlukan adalah masukan kalori dan protein, ditambah dengan perlunya masukan vitamin, zat besi, yodium dan kalsium.
Kalori didapatkan dari karbohidrat sebagai sumber energi untuk pembakaran sel-sel tubuh yang menunjang gerakan motorik dan aktivitas berfikir.
Sumber karbohidrat ini didapatkan dari nasi, roti, mi, jagung ataupun berbagai macam makanan yang mengandung tepung.
Protein diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-sel tubuh serta menggantikan zat-zat tubuh yang sudah aus dan membuat hormon-hormon
pertumbuhan. Protein ini bisa berasal dari hewan seperti: daging sapi, ayam, telur maupun ikan, sementara protein nabati atau yang berasal dari tumbuhan
seperti tempe, tahu, kacang hijau. Berbagai macam protein ini haruslah disajikan secara bervariasi pada individu sehingga dapat saling melengkapi.
Vitamin dan mineral pun sangat diperlukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh, yaitu proses perubahan bahan makanan menjadi energi,
menjaga daya tahan tubuh dari infeksi dan penyakit. Sumber vitamin dan mineral ini bisa didapat dari berbagai macam sayuran dan buah-buahan
Zat yang paling berperan langsung pada daya pikir adalah zat besi dan yodium. Kekurangan zat besi berakibat jumlah oksigen yang dibawa oleh sel-sel
ke seluruh tubuh termasuk ke dalam otak berkurang, sehingga terlihat individu lesu, tidak bergairah dan menurunnya daya konsentrasi. Zat besi banyak
terdapat dalam daging berwarna merah, hati dan sayuran berwarna tua. Yodium berfungsi untuk kerja kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon
tiroksin yang mengontrol laju metabolisme. Kekurangan yodium ini dapat mengakibatkan merosotnya IQ dan keterbelakangan mental. Yodium ini banyak
terdapat pada makanan yang berasal dari laut dan garam. Zat lain yang sangat
berguna bagi tubuh adalah kalsium yang digunakan untuk pertumbuhan tulang, gigi, kelancaran impuls syaraf di otak dan kerja jantung. Kalsium ini bisa didapat
dari susu, keju, ikan laut, ayam dan brokoli Boediarti dalam Izzaty, 2004
2 Cacat dan penyakit
Kondisi individu yang cacat banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu : a.
Pengaruh genetik karena adanya kelainan berupa penyimpangan kromosom. Salah satu penyimpangan kromosom disebut dengan down
syndrome. Penyimpangan ini disebabkan adanya kelainan pada kromosom ke-21 berjumlah tiga dari yang seharusnya berjumlah dua. Individu yang
menderita down syndrome ini memiliki ekspresi muka yang khas, yang biasanya diikuti oleh keterbelakangan dalam perkembangan Monks, 1998
b. Ibu yang kurang gizi pada saat mengandung. Seperti yang diungkapkan
oleh Mussen 1994 mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi dapat menyebabkan berat lahir rendah, menderita
kecacatan atau keabnormalan pada otak sehingga mengakibatkan retardasi mental, kurangnya kekebalan tubuh sehingga cepat terserang
penyakit radang paru-paru dan bronkitis, serta cacat tubuh. c.
Obat-obatan dan alkohol. Kandungan zat kimia pada obat dan alkhohol pada orangtua akan menghasilkan sprerma dan sel telur yang tidak sehat.
Begitupun pada kondisi janin yang dikandung oleh ibu yang sering meminum alkohol, obat-obatan, serta obat terlarang seperti mariyuana
serta obat-obat psikotropika kecendrungan untuk melahirkan bayi yang cact cenderung besar. Selain itu kelainan jantung, retardasi mental, serta fungsi
tubuh yang tidak optimal dapat menjadi akibat dari obat dan alkohol.
d. Radiasi
Mussen 1994 mengatakan bahwa sumber potensial kecacatan pada bayi adalah radiasi sinar X yang dialami ibu selama kehamilan, baik itu untuk
pengobatan penyakit ibu seperti kanker, tumor, atau diagnosis penyakit lain.Radiasi antara pembuahan dan saat ovum tertanam di uterus dianggap
mengahncurkan ovum yang telah dibuahi. Bahaya terbesar adalah cacat bentuk tubuh antara minggu kedua dan keenam setelah pembuahan.
d. Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan
Beberapa penyakit yang dianggap berbahaya dapat mempengaruhi kondisi janin adalah penyakit citomegalovirus, rubela campak jerman, hepatitis,
cacar air, sipilis, serta toksoplasma. Beberapa penyakit yang dapat timbul adalah cacat tubuh, cacat jantung, ketulian, kebutaan, serta retardasi
mental. e.
Keadaan Emosi pada Ibu Keadaan emosi itu sangat memperngaruhi perkembangan janin. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa ktika ibu merasakan marah, tertekan, takut, dan cemas yang tinggi akan mengaktifkan sistem autonomik ibu yang
selanjutnya melepaskan zat kimia seperti asetilkolin dan epnefin ke dalam aliran darah. Selanjutnya, dalam keadaan seperti itu, kelenjar-kelnejar
endokrin seperti kelenjar adrenalin mengeluarkan berbagai jenis hormon dan terjadi modifikasi metabolisme sel. Dengan berubahnya komposisi
darah, zat baru diteruskan melewati plasenta, sehingga mengahsilkan perubahan dan sistem peredaran janin. Perubahan inilah yang dapat
menganggu janin. Sebuah penelitian mencatat bahwa gerakan tubuh janin meningkat beberapa ratus persen sewaktu mengalami stres atau tekanan
emosi Sontag dalam Mussen, 1994. Lebih lanjut dikatakan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang tidak bahagia atau gundah, maka dapat
mengakibatkan bayi lahir prematur atau memiliki berat lahir rendah, hiperaktif, rewel, kesulitan makan, mengalami gangguan tidur, buang air
besar berlebihan, serta kebutuhan luar biasa untuk diperlukan an diperhatikan.
a.2. Kondisi Psikis