menurun sejalan dengan bertambahanya usia seseorang. Indera peraba mengalami penurunan kepekaan karena kulit semakin kering dan keras.
Ketahanan terhadap rasa sakit juga menurun terutama di bagian dahi dan tangan, sedangkan pada kaki tidak seburuk kedua organ tersebut.
Departemen Kesehatan RI 1998 menyatakan bahwa menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat dari gejala kemunduran fisik antara lain :
1. Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis
yang menetap; 2.
Rambut mulai beruban dan menjadi putih; 3.
Gigi mulai tanggal; 4.
Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang; 5.
Mulai lelah; 6.
Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah; dan 7.
Kerampingan tubuh menghilang, terjadi timbunan lemak terutama di bagian perut dan pinggul.
D. Fungsi Kognitif
Menurunnya respon neurologist berpengaruh pada menurunnya kemampuan belajar dan mengingat. Pendapat atau stereotip yang
berkembang di masyarakat dan perlu diuji kebenarannya menyatakan bahwa kemampuan kognitif, yang berupa belajar, mengingat dan kecerdasan akan
menurun bersamaan dengan meningkatnya umur seseorang. Fungsi fisik dan kognitif sangat berpengaruh pada kondisi psikososial yang nampak dari
kondisi emosional dan kemampuan hidup secara mandiri. Olahraga dapat meningkatkan kondisi mental dan moral.
Bukti yang cukup jelas meski sifatnya relatif menyatakan bahwa dengan meningkatnya usia, individu cenderung meningkat penurunan responnya.
Terjadi penurunan secara berangsur-angsur sepanjang rentang hidup, yang muncul dalam berbagai macam gejala seperti menyelesaikan tugas yang
cepat. Tugas yang menuntut kecepatan memang mengalami penurunan, tetapi mungkin tidak jika individu memiliki waktu yang cukup longgar untuk
menyelesaikan tugas-tugas. Untuk tugas yang menuntut respon yang relative sederhana seperti misalnya menekan tombol, memilih dan memilah
barang,dan sebagainya mungkin penurunannya tidak secepat pada tugas yang lebih kompleks.
Waktu reaksi adalah melibatkan satu ukuran waktu yang telah berlalu antara munculnya tanda dan mulainya gerakan merespon. Waktu reaksi
biasanya dipandang sebagai satu ukuran dari proses system nervous pusat; yang melibatkan proses pengamatan dan pengambilan keputusan. Tugas
waktu reaksi sangat bervariasi dalam kompleksitas. Misalnya : tugas waktu reaksi yang sederhana atau tunggal hanya melibatkan satu tanda dan satu
respon seperti menekan tombol ketika gelap. Tugas waktu reaksi yang kompleks, saling tidak berhubungan dan terpisah melibatkan banyak tanda
dan atau banyak respon. Misalnya : menekan tombol kanan bila lampu merah padam, menekan tombol kiri bila bila lampu hijau mati. Hodgkins 1962
melakukan uji waktu reaksi tunggal yaitu subjek melepas kunci bila bila lampu menyala terhadap 400 perempuan usia 6 sampai 84 tahun. Hodgkins
menemukan bahwa rata-rata kecepatan meningkat bersamaan dengan meningkatnya umur sampai akhir 20 tahunan, tetap constant sampai
pertengahan 20 tahun, dan kemudian menurun perlahan-lahan dalam rentangan umur. Tingkat perubahan waktu reaksi adalah 25 antara 20 dan
60 dan 43 antara 20 dan 70. Penurunan terlihat dengan umur dalam tugas
waktu untuk reaksi tunggal dan lebih besar dalam kasus tugas waktu reaksi yang lebih kompleks, tugas yang saling tidak berhubungan atau tugas yang
membutuhkan subjek untuk mengingat tanda dan respons sebelumnya. Departemen Kesehatan RI 1998 menyatakan bahwa menjadi tua
ditandai oleh kemunduran
– kemunduran kognitif antara lain sebagai berikut : 1. Mudah lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik;
2. Ingatan kepada hal-hal pada masa muda lebih baik daripada kepada hal- hal yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-nama;
3. Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruangtempat mundur, karena daya ingat sudah mundur dan juga karena penglihatan biasanya
sudah mundur; 4. Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman, skor yang dicapai dalam
tes inteligensi menjadi lebih rendah; dan 5. Tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.
E. Pekerjaan dan Masa Pensiun