perkembangan dipelajari dan dapat berubah-ubah sesuai pengalaman hidup yang didapatkan individu serta adanya penguatan dari lingkungan.
b. Teori Belajar Sosial
Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura. Teori ini menekankan perilaku, lingkungan, dan faktor kognisi sebagai faktor kunci dalam
perkembangan individu. Secara umum, teori ini mengatakan bahwa manusia bukanlah seperti robot yang tidak mempunyai pikiran dan menurut saja sesuai
dengan kehendak pembuatnya. Namun, manusia mempunyai otak yang dapat berpikir, menalar, menilai, ataupun membandingkan sesuatu sehingga dapat
memilih arah bagi dirinya. Lebih lanjut Bandura memperjelas teorinya lebih mendalam dengan menamakan teori belajar sosial kognitif. Bandura sangat
yakin bahwa perilaku seseorang itu merupakan hasil dari mengamati perilaku orang lain, dengan kata lain secara kognitif, perilaku individu itu mengadopsi dari
perilaku orang lain. Proses ini disebut proses modeling atau imitasi. Sebagai contoh, anak yang sangat agresif dengan temannya atau selalu menyerang anak
lain, baik secara verbal maupun fisik, merupakan hasil adopsi orang di sekelilingnya, apakah itu orangtua, teman, atau tokoh-tokoh di media. Hal lain,
juga, secara kognitif pula kita dapat mengendalikan perilaku untuk menolak adanya pengaruh dari lingkungan.
c. Peran terhadap Perkembangan
Behaviorisme menekankan peran dari pengaruh lingkungan dalam memberikan contoh perilaku. Perilaku menjadi jumlah total dari respon yang
dipelajari atau yang terkondisi pada stimulus, suatu pandangan yang agak mekanistik. Menurut behavioris, pembelajaran terjadi melalui pengkondisian.
Pertama, pembelajaran melalui asosiasi klasik, dan pembelajaran dari konsekuensi perilaku operan. Adanya penekanan yang menjadi perhatian
orangtua dan pendidik bahwa anak-anak belajar dengan mengamati perilaku orang lain dan dengan meniru perilaku mereka. Selain itu ahli teori pembelajaran
telah memberi banyak sumbangan untuk pemahaman tentang perkembangan manusia dengan menekankan peran pengaruh lingkungan dalam pembentukan
perilaku.
3.
Teori Humanistik
Humanistic theory
telah dilukiskan sebagai angkatan ketiga dalam psikologi modern. Teori ini menolak determinisme Freud dari instink dan
determinisme lingkungan dari teori pembelajaran. Pendukung humanis memiliki pandangan yang sangat positif dan optimis tentang kodrat manusia. Pandangan
humanistik menyatakan bahwa manusia adalah agen yang bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan simbol-simbol dan berpikir secara
abstrak. Jadi, orang mampu membuat pilihan yang cerdas, untuk ber- tanggungjawab atas perbuatannya, dan menyadari potensi penuhnya sebagai orang
yang mengaktualisasikan diri. Humanist memiliki
pandangan holistik
mengenai perkembangan manusia, yang melihat setiap orang sebagai makhluk keseluruhan
yang unik dengan nilai independen. Dalam pandangan holistik, seseorang lebih dari sekedar kumpulan dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga
tokoh terkemuka Psikologi humanistik adalah Charlotte Buhler 1893 –1974,
Abraham Maslow 1908 –1970, dan Carl Rogers 1902–1987.
a. Buhler: Teori Tahap Perkembangan
Charlotte Buhler, seorang psikolog Wina, adalah ketua pertama dari Asosiasi Psikologi Humanistik. Buhler menolak anggapan dari para psikoanalis
bahwa pemulihan homeostasis psikologis keseimbangan melalui pelepasan ketegangan merupakan tujuan dari manusia. Menurut teori Buhler, tujuan
riilnyata dari manusia adalah pemenuhan yang dapat mereka capai dengan pencapaianprestasi dalam diri mereka dan di dunia Buhler, dalam Rice, 2002.
Kecenderungan dasar manusia adalah aktualisasi diri, atau realisasi diri, sehingga pengalaman puncak darikehidupan muncul melalui kreativitas. Buhler
menekankan peran aktif yang manusia mainkan melalui inisiatif mereka sendiri dalam memenuhi tujuan. Tabel 1 menjelaskan fase yang diuraikan oleh Buhler
Dalam tahap terakhir dari kehidupan, banyak manusia mengevaluasi total eksistensi mereka dalam hal pencapaian atau kegagalan.
Tabel 1. Fase Kehidupan dari Buhler Fase
Perkembangan
Fase 1 : 0 – 15 th
Pertumbuhan biologis progresif; anak di rumah; hidup berpusat pada kepentingan yang sempit, sekolah, keluarga
Fase 2 : 16 – 27 th Pertumbuhan biologis lanjut, kedewasaan seksual; perluasan
aktivitas, penentuan diri; meninggalkan keluarga, memasuki kegiatan independen dan relasi personal
Fase 3 : 28 – 47 th Stabilitas biologis; periode puncak; periode yang lebih baik
dari pekerjaan profesional dan kreatif; banyak hubungan personal dan sosial
Fase 4 : 48 – 62 th Kehilangan fungsi produktif, penurunan kemampuan;
penurunan dalam aktivitas; kehilangan personal, keluarga, ekonomi; transisi ke fase ini ditandai oleh krisis psikologis;
periode instrospeksi
Fase 5 : 63 th Penurunan biologis, meningkatnya penyakit; pengunduran diri dari profesi; penurunan dalam sosialisasi, tapi meningkat
dalam hobi, pencarian individu; periode retrospeksi, perasaan pemenuhan atau kegagalan.
b. Maslow: Teori Hierarkhi Kebutuhan