Tujuan Perkembangan Sosial Remaja Teori Perkembangan Sosial Erikson

b Reactive vs aplacidity Anak yang reactive pada umumnya memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga mereka banyak kegiatan, sedangkan anak yang aplacidity mempunyai sifat acuh tak acuh bahkan tak peduli terhadap kegiatan sosial. Akibatnya mereka terisolir dalam pergaulan sosial. c Passivity vs Dominant Anak yang berorientasi passivity sebenarnya banyak mengikuti kegiatan sosial namum mereka cukup puas sebagai anggota kelompok saja, sebaliknyan anak yang dominant mempunyai kecenderungan menguasai dan mempengaruhi teman-temannya sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk menjadi pimpinan. Orientasi pribadi pada salah satu pola tersebut cenderung diikuti sampai dewasa. Pada usia dewasa, individu telah menyelesaikan perkembangannya secara umum dan siap memikul status dan tanggungjawabnya dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.

a. Tujuan Perkembangan Sosial Remaja

Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertama-tama masih sangat terbatas dengan orangtuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sekolah sampai dengan anggota di lingkungan masyarakat baik dengan teman sejenis maupun lain jenis. Sesuai dengan hubungan sosialnya beserta tugas perkembangannya ada beberapa tujuan perkembangan sosial remaja yaitu: 1 memperluas kontak sosial Remaja tidak lagi memilih teman-teman berdasarkan kemudahannya, apakah disekolah atau di lingkungan tetangga. Remaja mulai menginginkan teman yang memiliki nilai-nilai yang sama, yang dapat memahami, membuat rasa aman, mereka dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orangtua. 2 mengembangkan identitas diri Remaja dalam kehidupannya mulai ingin menjawab pertanyaan tentang dirinya, siapakah saya?. Erikson sering menyebutnya dengan identitas ego, yaitu perkembangan diri kearah individualitas yang mantap, yang merupakan aspek penting dalam perkembangan untuk berdiri sendiri. Bagaimana dirinya menjadi diri yang diharapkan. Untuk dapat menjawab dan sekaligus mewujudkan dalam kehidupannya dari hidup dibawah pengaruh orangtua sampai dapat mandiri, mengambil keputusan sendiri, memang tidak mudah dan tidak sederhana, sebagaimana dinyatakan oleh Santrock 1997, adolescents do not simply move from parental influence into a decision making process all their own. Oleh karena itu pengalaman hubungan sosial sejak dari kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat menjadi penting karena ikut membentuk identitas diri. 3 menyesuaikan dengan kematangan seksual 4 belajar menjadi orang dewasa

b. Teori Perkembangan Sosial Erikson

Berdasarkan tahapan perkembangan psikososial yang dikembangkan oleh Erikson, nampak bahwa usia remaja, termasuk pada tahap kelima yaitu pencarian identitas versus kebingungan identitas. Dimana pada masa itu remaja dihadapkan pada pencarian pengetahuan tentang dirinya, apa dan dimana serta bagaimana tentang dirinya. Remaja banyak dihadapkan peran baru dan status orang dewasa, seperti pekerjaan, kehidupan yang romantik. Remaja pada saat itu dihadapkan banyak peran sehingga oleh Erikson dikenal dengan krisis identitas, namun jika remaja dapat mengetahui dirinya, atau melalui krisis identitas, maka remaja akan memiliki perasaan senang berkaitan dengan mantapnya perasan diri, yang selanjutnya akan berpengaruh pada kesuksesan dalam komitmen dasar kehidupan; pekerjaan; ideologi; sosial; agama; etika dan seksual. Sebaiknya remaja yang tidak dapat menjalankan perannya sesuai dengan harapan, akan dapat menimbulkan masalah dalam pengembangan identitas. Erikson dalam Steinberg 1993, mengidentifikasi ada 3 problem identitas, yaitu kekaburan identitas identity diffusion, identity foreclosure, negative identity dan respectively. Berkaitan dengan pencapaian identitas, James Marcia melakukan penelitian yang menfokuskan pada identitas bidang pekerjaan, ideologi dan hubungan interpersonal. Mendasarkan pada respon yang diberikan pada saat wawancara atau pengisian angket individu memilih dua pilihan yaitu 1 melakukan komitmen 2 melakukan eksplorasi. Berdasarkan hasil penelitian remaja dapat dikategorikan menjadi empat status identitas, yaitu identity achievement identitas remaja mantap setelah mengalami periode krisis dan percobaan; moratorium individu masih dalam periode krisis dan eksperimen; foreclosure individu langsung komitmen tanpa melalui periode krisis atau eksperimentasi dan identity diffusion individu tidak mempunyai komitmen dan tidak mencoba melakukan sesuatu

c. Sikap Sosial Remaja