b. Teori Erik Erikson
Erik Erikson merupakan penganut teori psikodinamika atau psikoanalisis dari Freud. Erikson menerima dasar-dasar orientasi umum dari Freud, namun
menambahkan dasar dari orientasi teorinya mengenai tahapan psikososial, penekanan pada identitas, dan perluasan metodologi.
1. Tahapan Perkembangan Psikososial
Erikson memperluas teori dari Freud dengan mencoba meletakkan hubungan antara gejala psikis dan sisi edukatif, serta gejala masyarakat budaya
di pihak lain. Peran pengasuhan dan lingkungan menjadi hal yang sangat penting dalam mennetukan perkembangan hidup individu. Dalam pandanganya, Erikson
menyatakan bahwa masyarakat memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan psikososial individu. Peranan ini dimulai dari aturan atau budaya
masyarakat sampai pola asuh orangtua. Berkenaan dengan tahapan perkembangan psikososial pada individu, ada dua hal yang menjadi perhatian
bersama dalam mencermati perkembangan psikososial ini, yaitu ; pertama,
walaupun tiap individu melewati tahapan perkembangan sosial yang sama, namun tiap budaya mempunyai cara sendiri untuk menguatkan dan
mengarahkan perilaku individu setiap tahapnya. Kedua, budaya dapat berubah
seiring dengan waktu, dengan adanya kemajuan teknologi, pendidikan, urbanisasi, dan perkembangan lain yang membuat budaya harus berubah dan
beradaptasi sesuai dengan lingkungan masyarakat dan kebutuhannya. Secara umum, tahapan perkembangan psikososial ini menekankan
perubahan perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia. Masing-masing tahap terdiri dari tugas yang khas yang menghadapkan individu pada suatu
permasalahan atau krisis bilamana tidak dapat melampaui dengan baik. Semakin individu tersebut mampu mengatasi krisis, maka akan semakin sehat
perkembangannya. Adapun delapan tahapan perkembangan psikoseksual sepanjang siklus kehidupan manusia dijelaskan secara rinci berikut ini :
a. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan Basic Trust vs Mistrust Periode Perkembangan : 0-1 tahun
Karakteristik : Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan
masa depan. Oleh karena itu, kepercayaan pada masa bayi menentukan tahap bagi harapan seumur hidup bahwa dunia akan
menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan. b. Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu Autonomy vs ShameDoubt
Periode Perkembangan : Tahun ke 2 Karakteristik : Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh
mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa mandiri atau
otonomi mereka. Mereka menyadari kemauan mereka. Bila bayi terlalu banyak dibatasi atau dihukum terlalu keras, mereka
cenderung mengembangkan rasa malu dan ragu-ragu.
c. Inisiatif vs Rasa Bersalah Initiative vs Guilt