Teori Ekologi Peran terhadap Perkembangan

Kombinasi dari pengajaran anak dan menghargai perkembangan individu anak akan mengoptimalkan pembelajaran.

c. Peran terhadap Perkembangan

Secara umum, Ahli teori kognitif telah memberikan sumbangan nyata dengan memfokuskan perhatian pada proses mental dan peran mereka dalam perilaku. Piaget menekankan pentingnya pendidik dalam memperhatikan tahapan perkembangan kognisi setiap individu, sehingga metode pendekatan pembelajaran dapat diberikan dengan tepat. Proses asimilasi, akomodasi, serta adapatasi individu terhadap informasi yang masuk merupakan proses yang harus dipahami bahwa seringkali bersifat sangat individual. Kontribusi utama dari Vygotsky untuk pemahaman tentang perkembangan individu adalah pemahamannya mengenai kepentingan interaksi dengan pendidik dan teman sebaya dalam mengembangkan pengetahuan siswa tersebut. Pengamatan merupakan hal penting untuk dilakukan pendidik dan orangtua, sehingga perlakuan yang betul dapat diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan individu. Vygotsky juga menekankan peran orang dewasa dalam memimpin perkembangan, yaitu bukan hanya mencocokkan lingkungan pembelajaran melainkan juga membuat lingkungan anak-anak dengan bantuan orang lain dapat memperluas dan meningkatkan pemahaman mereka saat itu.

5. Teori Ekologi

a Pokok Teori Ekologi Urie Bronfenbrenner dalam Santrock, 1995 merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus menerus mempengaruhi segala aspek perkembangannya. Teori ekologi ini ialah pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan, mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem Santrock, 1995. Adapun urutan sistem tersebut sebagai berikut : a. Mikrosistem, yaitu kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti orangtua, teman sebaya, dan sekolah. b. Mesosistem, yaitu hubungan antar dalam mikrosystem. Sebagai contoh, orang tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan peer menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya c. Eksosistem, yaitu sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi perkembangan anak, namun anak di sini tidak terlibat dalam suatu peran langsung. Sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga, anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah. d. Makrosistem, yaitu sistem yang mengelilingi mikro-meso-dan eksosistem dan merespresentasikan nilai-nilai, ideologi, hukum, masyarakat dan budaya. Sebagai contoh anak Indonesia tidak sama dengan anak Amerika e. Kronosistem, yaitu dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem dari mikro ke makro. Kronosistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio- kultural. Untuk lebih jelasnya tentang sistem ekologi dari Bronfenbrenner ini dapat dicermati gambar berikut ini. Gambar 3. Teori Ekologi dari Bronfenbrenner b Peran terhadap Perkembangan Dari perspektif teori ekologi, individu berkembang dalam jaringan yang kompleks dari sistem yang saling berhubungan Oleh karena itu banyak sumber berperan dalam perkembangan tingkah laku. Selain faktor individual, faktor lingkungan seperti aktivitas pengasuhan dianggap sebagai salah satu determinan dari permasalahan tingkah laku bermasalah. Teori ini menekankan bahwa manusia tidak berkembang dalam isolasi, namun merupakan rangkaian interaksi di dalam keluarga, sekolah, masyarakat atau komunitasnya. Setiap lapisan lingkungan selalu bersifat dinamis mempengaruhi mempengaruhi perkembangan individu.

6. Teori Etologi