Perkembangan Moral pada Masa Kanak-kanak Awal, dan Implikasinya pada Pendidikan

pada anak dengan memberitahukan apa tujuannya, dan berbagai strategi untuk mengatasi perasaan-perasaan tersebut. Banyak anak yang mengalami beberapa perasaan takut, seperti takut kegelapan, monster, atau binatang. Ketakutan-ketakutan ini adalah nyata dialami anak, sehingga perlu diperhatikan. Cara yang efektif untuk mengatasinya ialah dengan membicarakan ketakutan- ketakutan tersebut, serta memberikan anak rasa aman.

h. Pemahaman Gender dan Implikasinya pada Pendidikan

Pada usia kurang lebih 2 tahun, anak menggunakan istilah yang berkaitan dengan gender seperti anak laki-laki, anak perempuan, ayah, ibu,, dan cenderung menunjukkan kesenangannya pada mainan yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Menjelang usia prasekolah, anak sering menerapkan sejumlah hukum-hukum gender seperti Anak perempuan tidak dapat menjadi polisi. Hukum-hukum demikian sering mencerminkan pemahaman yang kurang benar tentang perbedaan biologis antara wanita dan laki-laki, dan sekaligus merupakan informasi yang stereotipi. Pendidik anak usia dini mempunyai peranan penting untuk membantu anak mengembangkan kesadaran akan gender mereka masing-masing, dan memberikan lingkungan dimana stereotipi tenrang gender ditentang. Tidak kalah pentingnya ialah mendorong anak untuk berpartisipasi dalam pengalaman yang dapat melibatkan lintas gender.

4. Perkembangan Moral pada Masa Kanak-kanak Awal, dan Implikasinya pada Pendidikan

Dengan mengambil sudut pandang orang lain, akan membantu anak memahami apa yang benar dan apa yang salah. Melalui interaksi anak dengan orang lain, ia segera menangkap apa yang diharapkan dalam situasi sosial, dan anak akan sampai pada perkembangan sejumlah pemahaman sosial. Misalnya, ada sejumlah peraturan sosial seperti mengatakan “Tolong,...” Terima kasih, kata-kata tersebut akan membantu mereka mendapatkan objek yang mereka inginkan. Ketika anak berinteraksi, mereka akan berhubungan dengan konsep tentang keadilan, kejujuran, kewajiban, dan kebaikan. Oleh karena itu Damon menyatakan bahwa kesadaran moral anak diperoleh dari pengalaman sosial yang normal. Para pendidik dapat membantu anak mengembangkan pemahaman moral dengan memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan kelompok sebayanya, juga dengan mendorong anak untuk mendiskusikan serta melakukan negosiasi tentang masalah-masalah yang terjadi antar mereka. Dengan bernegosiasi, akan mendorong anak mengambil sudut pandang orang lain. Pada masa prasekolah, anak sering merasa bingung dengan perilaku orang dewasa yang kadang berbohong, karena bagi mereka bohong tetap bohong, dan merupakan perbuatan tidak jujur, mereka belum mampu menilai suatu perbuatan dari latar belakang motivasinya. Ketika anak-anak menjadi semakin sadar akan sudut pandang orang lain, dan pengaruh mereka sendiri yang kuat dalam berbagai situasi, mereka akan memiliki kesempatan lebih banyak untuk menjadi semakin sadar akan hukum dan adat tentang apa yang dikehendaki masyarakat dalam interaksi mereka dengan orang lain. Kesadaran ini digambarkan sebagai basis bagi perkembangan moral. Beberapa aspek dari perkembangan moral anak usia 4 s.d 8 tahun mencakup konsep anak tentang persahabatannya dan kewajiban-kewajiban tertentu dari persahabatan, keadilan dan kejujuran, kepatuhan, otoritas, serta hukum-hukum sosial dan adat. Ada perbedaan antara anak perempuan dengan anak laki-laki dalam sudut pandangnya. Banyak anak perempuan merasa lebih senang dengan sudut pandang memperhatikan, yang menekankan hubungan interpersonal dan perhatian untuk orang lain. Sedangkan anak laki-laki lebih umum menggunakan “keadilan” sebagai sudut pandangnya. Perkembangan moral juga berkaitan dengan kekhususan budaya; kelompok budaya yang berbeda akan memiliki nilai-nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu kelompok budaya yang berbeda akan menilai berbeda pula tentang perilaku mana yang memadai dan perilaku mana yang tidak memadai. Sebagai pendidik kita harus sadar akan berbagai sudut pandang yang luas pada perkembangan moral dan masalah-masalah moral, serta mendasarkan interaksi dan harapan-harapan kita pada hal-hal tersebut.

C. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal

Seperti fase perkembangan sebelumnya dan juga fase-fase yang lain, maka menurut Havighurst fase kanak-kanak awal ini juga disertai tugas-tugas perkembangan yang perlu dilakukan oleh seorang anak dengan baik, karena dengan terpenuhinya tugas perkembangan ini dengan baik, seorang anak dapat menjalani fase berikutnya dengan lebih lancar, dan menjalani kehidupannya dengan bahagia Havighurst, dalam Monks dkk, 1998. Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal ini adalah sebagai berikut: Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang-orang lain. Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial. Belajar apa yang benar dan apa yang salah; perkembangan kata hati.