6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutankesulitan. Karena pada masa remaja saering timbul pandangan yang kurang baik
atau bersifat negatif. Stereotip demikian memperngaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya, dengan demikian menjadikan remaja sulit
melakukan peralihan menuju masa dewasa. Pandangan ini juga yang sering menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang dewasa.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang
diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila diinginkan tidak tercapai akan
mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional remaja memandang diri dan orang lain
semakin realistik 8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, Menjelang menginjak masa
dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai
orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-
obatan dll, yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan.
C. TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Tugas perkembangan masa remaja yang harus dilalui dalam masa itu, menurut Havighurst, dalam Hurlock 1991: 10, adalah sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.
5. Mempersiapkan karier ekonomi 6. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
7. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki laki dan
anak perempuan yang diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Tugas
perkembangan sifatnya tidak universal, Namun sangat tergantung dari budaya setempat, sehingga ada kemungkinan tugas perkembangan tersebut diatas ada
yang tidak berlaku untuk kultur bangsa Indonesia.
D. PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSEKSUAL
Masa remaja
ditandai dengan
percepatan pertumbuhan
fisik. Pertumbuhan perkembangan fisik pada akhir masa remaja menunjukkan
terbentuknya remaja laki-laki sebagai bentuk khas laki-laki dan remaja perempuan menjadi bentuk khas perempuan. Proses pertumbuhan ini
dipengaruhi percepatan pertumbuhan, sehingga pada masa ini sering ada beberapa istilah untuk pertumbuhan fisik remaja:The Onset of pubertal growth
spurt masa kritis dari perkembangan biologis serta The maximum growth age, berupa: Perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka
dan badan. Pertumbuhan berat badan dan panjang badan berjalan paralel
dipengaruhi oleh hormon yaitu hormon mammotropik, serta hormon gonadotropik
kelenjar seks, yang mempengaruhi peningkatan kegiatan pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder. Pertumbuhan pada laki-laki
bertambah berat karena kuatnya urat daging dan wanita karena jaringan pengikat dibawah kulit terutama pada paha, lengan dan dada. Percepatan pertumbuhan
pada wanita berakhir pada usia 13 tahun dan pada laki-laki pada usia 15 tahun. Adanya percepatan pertumbuhan pada remaja berimplikasi pada
perkembangan psikososial mereka yang ditandai dengan kedekatan remaja pada teman sebayanya peer group daripada orangtua atau keluarga. Disamping itu
juga remaja pada waktu itu diharapkan dapat memenuhi tanggungjawab sebagai orang dewasa. Namun karena belum memiliki pengalaman sebagai orang
dewasa, sehingga sering mengalami kegagalan, hal ini dapat menimbulkan masalah dalam bentuk frustasi dan konflik. Pada masa ini remaja juga sering
mengalami kegusaran hati yang paling dalam karena perhatian yang besar pada diri terutama kalau ada penyimpangan. Bagi remaja yang mengalami
pertumbuhan yang cacat sering dapat menghambat kepribadian seperti rendah diri, tidak percaya diri dan sebagainya.
Perkembangan fisik yang pesat pada diri remaja selalu diiringi dengan perkembangan psikoseksual, yang dalam hal ini akan dibahas meliputi, tanda-
tanda pemasakan seksual primer dan sekunder; perbedaan pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perempuan; perbedaan permulaan pemasakan seksual
pada remaja laki-laki dan perempuan; perbedaan urutan gejala pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perkembangan percintaan pada remaja.
Masing-masing materi tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tanda-tanda pemasakan seksual
Bersamaan dengan kematangan perkembangan fisik juga organ-organ seksual berkembang menjadi masak. Pada masa remaja ini nampak tanda-tanda
perkembangan kematangan seksual primer dan sekunder. Tanda-tanda pemasakan seksual primer adalah pemasakan pada organ tubuh yang langsung
berhubungan dengan pertumbuhan dan proses reproduksi, sedang tanda-tanda pemasakan seksual sekunder, menunjukkan tanda-tanda khas sebagai laki-laki
dan sebagai perempuan. Adapun tanda-tanda kematangan seksual primer pada laki-laki adalah pada penis, testes dan skrotum, sedangkan pada perempuan
adalah pada rahim dan saluran telur, vagina, bibir kemaluan dan klitoris. Tanda- tanda seksual sekunder pada laki-laki adalah tumbuhnya rambut kemaluan, bahu
melebar, dan timbulnya pergantian suara. Sedangkan pada perempuan adalah tumbuhnya rambut kemaluan yang berupa segitiga berbasis keatas, pinggul
melebar, dan mulainya tumbuh payudara. Dengan nampaknya perkembangan pada kematangan seksual sekunder akan menunjukkan perbedaan penampilan
khas sebagai laki-laki atau sebagai perempuan. Menurut Monks, Knoers, Siti rahayu Haditono 1984, ada tiga kriteria yang membedakan perkembangan
kematangan seksual pada lak-laki dan perempuan yaitu dalam hal: a. pemasakan seksual
b. permulaan pemasakan seksual c. urutan gejala pemasakan seksual.
2. Perbedaan kriteria pemasakan seksual
Perbedaan kriteria pemasakan seksual menunjukkan bahwa pada perempuan nampak lebih jelas dibandingkan dengan laki-laki. Menarche haid
pertama pada perempuan yang merupakan disposisi untuk konsepsi atau kelahiran, yang dilanjutkann dengan kelahiran bayi jelas dapat diamati.
Dibandingkan dengan ejakulasi awal wet dream pada laki-laki nampak kurang jelas. Biasanya hanya diketahui langsung oleh remaja yang bersangkutan,
karena jarang mereka menyampaikan kepada orang lain. Tidak seperti pada
menarche pada remaja perempuan, dapat diketahui oleh orang lain, misalnya oleh orangtuanya.
3. Perbedaan permulaan pemasakan seksual
Pada remaja, menurut beberapa penelitian perbedaan permulaan pemasakan seksual pada perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dibandingkan
pada remaja laki-laki. Menarche sebagai tanda pemasakan seksual pada perempuan terjadi pada usia 13 tahun. Hubungan antara percepatan
pertumbuhan dengan dimulainya pemasakan seksual dimulai lebih akhir bagi remaja laki-laki. Percepatan pertumbuhan menjadi lebih lambat atau mundur
pada waktu terjadi produksi sel telur dan sel-sel jantan lebih besar. Dengan kata lain pada waktu terjadi pemasakan seksual berarti percepatan pertumbuhan
menjadi lebih lambat.
4. Perbedaan urutan gejala pemasakan seksual
Jika dilihat dari perbedaan urutan gejala pemasakan seksual, pada laki- laki dimulai pertumbuhan testes, kemudian mengalami perubahan suara menjadi
agak berat dilanjutkan dengan penambahan kekuatan. Sedangkan urutan gejala pemasakan seksual pada perempuan dimulai pada payudara bagian punting
susu diikuti jeringan pengikat, kemudian payudara dalam bentuk dewasa. Kelenjar payudara akan mereaksi pada masa terjadinya kehamilan dan
reproduksi air susu pada akhir kehamilan.
5. Perkembangan Percintaan Remaja
Seiring dengan kematangan seksual, menurut Garrison Sunarto Agung Hartono, 1994 seorang remaja akan mengalami jatuh cinta didalam masa
kehidupannya pada usia belasan tahun. Dalam perkembangan fisik pada usia tersebut
telah mencapai
kematangan seksual
yang mempengaruhi
perkembangan sosialnya. Pada masa itu remaja laki-laki mulai tertarik pada lain
jenis dan sebaliknya. Kedua jenis remaja saling mengenal perasaan cinta. Seperti dinyatakan oleh S.A Rathus 1981, love is strong, pleasant emotion that
usually involves physiological arousal, the presence of member of the opposite sex, and a cultural background that values the ideal of romantic love. Perasaan
cinta melibatkan hubungan antar jenis kelamin, yang disertai dorongan fisik yang secara ideal digambarkan sebagai cinta romantic. Cinta romantic melibatkan
atraksi cinta, pemeliharaan, kepemilikan, pemeliharaan dan kepemilikan merupakan kebutuhan bersama. Cinta romantic yang dipertahankan seterusnya
dapat mencapai pada cinta yang terikat perkawinan atau conjugal love, yang ditandai oleh suatu orientasi realistic yang melibatkan dua orang yang memiliki
hubungan yang tenang, padu dan enak Siti Partini, 1995. Dalam perkembangan percintaan yang wajar dapat menghantar remaja
menuju ke jenjang perkawinan. Dalam percintaan dikenal apa yang disebut dengan cinta sejati yaitu suatu yang abadi dan datangnya hanya sekali dalam
hidup. Terkait dengan perkembangan emosi remaja, yang akan dibahas selanjutnya akan dijelaskan ada beberapa tahapan perkembangan emosi cinta,
hingga seorang remaja menemukan cinta yang sejati romatic love.
E. PERKEMBANGAN KOGNISI DAN BAHASA 1. Konsep Kecerdasan