jeruk yang ada di gelas A dengan gelas C. Dengan cara yang sama dari sebelumnya, anak menjawab bahwa air jeruk di gelas C lebih banya,
karena permukaannya lebih tinggi. Dalam hal ini anak mengabaikan dimensi lebar gelas, dan hanya memperhatikan dimensi tinggi dari gelas.
Cara berpikir seperti ini dikatakan belum menguasai gejala konservasi. e. Berpikir tidak dapat dibalik; operasi logis anak pada masa ini belum dapat
dibalik. Sebagai contoh, Adi ditanya: “Adi, kamu punya saudara tidak?”, jawab Adi: “punya”. Setelah itu Adi ditanya lagi, “Siapa nama
saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”, kemudian sekali lagi Adi ditanya:”Apakah Mita mempunyai saudara?”, adi menjawab: “Tidak”.
Dalam hal ini Adi tidak sadar bahwa dirinyalah saudara Mita Monks dkk., 1998
f. Berpikir terarah statis, artinya dalam berpikir anak tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.
Dari ciri-ciri berpikir yang sudah diuraikan tersebut menunjukkan bahwa cara berpikir anak masih banyak kekurangannya.
b. Perkembangan bahasa dan bicara
Bahasa dibutuhkan untuk komunikasi dengan dunia luar. Tiap-tiap bahasa memiliki sifat-sifat sendiri. Bahasa hewan dikuasai atau dipengaruhi oleh
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam perkembangannya insting-instingnya, misalnya bahasa kucing dimana saja bunyi dan bahasanya sama dan dapat
dimengerti oleh semua kucing. Dalam pembahasan di sini bahasa yang dimaksud adalah bahasa tutur kata yang dapat dimengerti oleh sesama manusia.
Menurut Karl Buhler Monks, dkk., 1992 ada tiga faktor yang menentukan dalam teori bahasa, yakni:
a. Kundgabe Appell, yakni fungsi bahasa untuk menyatakan apa yang terjadi dalam si pembicara, misalnya anak menjerit ketakutan atau
bersorak gembira, ini merupakan fungsi Kundgabe yang dapat menimbulkan fungsi Auslosung.
b. Auslosung Ausdruck, yakni fungsi untuk menimbulkan reaksi sosial, misalnya mengajak pergi ke toko atau ke sekolah. Dalam hubungannya
dengan orang lain, ternyata fungsi yang pertama Auslosung juga dapat menimbulkan reaksi sosial, misal anak menjerit maka akan menimbulkan
reaksi terkejut dari orang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa Kundgabe memiliki hubungan dengan Auslosung.
c. Darstellung, yakni fungsi untuk melukiskan suatu keadaan secara obyektif, meletakkan atau mengerti hubungan antara hal yang satu
dengan yang lain, dapat memformulasi ide-ide. Hal-hal tadi merupakan sifat-sifat manusia yang spesifik dan hanya manusia yang dapat
mengadakan Darstellung. Menurut Karl Buhrel seorang anak harus mengalami tiga fungsi bahasa di
atas yang akhirnya sampai pada Darstellung dengan syarat apabila lingkungan memberikan masukan pada anak tersebut, karena perkembangan bahasa anak
dipengaruhi imitasi. Jadi bila tidak ada yang ditiru atau diimitasi, maka tidak ada input perkembangan bahasa. Selain itu perlu adanya respon dari keliling, yakni
dari orang-orang yang ada di sekitar anak untuk menanggapi tingkah laku anak. Perkembangan bahasa yang didasarkan pada imitasi dipengaruhi oleh
Teori Belajar Sosial Social Learning Theory dari Bandura, yakni perkembangan bahasa membutuhkan stimulasi dari luar yang termasuk di sini adalah model
learning modelling. Dengan modelling anak dapat belajar bahasa dari model- model yang ada di dekatnya dan model yang paling mudah untuk ditiru adalah
orang-orang dekat anak atau significant persons. Namun demikian tidak semua
bahasa dipengaruhi oleh teori belajar sosial, misalnya seorang anak yang kadang-kadang mengeluarkan kata-kata yang sama sekali tidak ada dalam
lingkungannya. oleh karena itu di samping dipengaruhi teori belajar sosial, maka ada teori lain yang dikemukakan oleh Chomsky dengan teorinya LAD atau
Language Acquisition Device Monks, dkk., 1992, yakni dalam diri seseorang anak ada suatu pembawaan untuk membuat sistematik sendiri mengenai
bahasa, seakan merangkum dan menyusun bahasa itu di dalam dirinya. Hal ini
dapat menerangkan mengapa anak dapat mengeluarkan bahasa yang khas.
c. Implikasinya pada Pendidikan