John Bowlby memberikan banyak penerangan tentang subyek ini dalam pembahasannya tentang attachment theory Bretheton, dalam Rice, 2002. Bayi
tidak dilahirkan dengan attachment pada siapapun: ibu, ayah atau orang lain. Namun karena kelangsungan hidup bayi bergantung pada pengasuh yang
mencintai, bayi perlu mengembangkan attachment. Bowlby menyatakan bahwa selama enam bulan pertama, attachment bayi cukup luas. Bayi menjadi lekat
pada orang-orang secara umum, sehingga mereka nampak tidak memiliki preferensi khusus akan siapa yang merawatnya. Namun, dari enam bulan ke
depan, attachment menjadi lebih spesifik. Anak bisa mengembangkan multiple attachment, tapi semua itu dengan berbagai pihak, seperti ibu, ayah, pengasuh
sehingga anak gelisah ketika ditinggalkan bersama pengasuh yang tidak dikenalnya.
c. Hinde: Periode Perkembangan Sensitif
Etholog Robert Hinde, dosen Psikologi di Cambridge University, Inggris, lebih menyukai istilah periode sensitif
daripada “periode kritis” pada masa-masa tertentu ketika organisme lebih dipengaruhi oleh jenis-jeis pengalaman khusus.
Istilah periode sensitif, yang awalnya digunakan oleh Maria Montessori, nampak lebih luas dan merupakan konsep yang lebih fleksibel daripada konsep yang
lebih sempit dari periode kritis. Dengan anak-anak manusia, nampak ada periode sensitif secara khusus pada perkembangan bahasa, ikatan emosional, atau
hubungan sosial. Ketika defisit terjadi selama masa sensitif tersebut, pertanyaan yang ada apakah mereka bisa dipulihkan selama periode perkembangan
selanjutnya. Hal ini ternyata tergantung pada sejauh mana pengalaman awal dan pengaruh lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan individu tersebut.
d. Peran terhadap Perkembangan
Teori ini menekankan bahwa perilaku individu adalah produk dari evolusi dan ditentukan secara biologis. Teori ini juga tetap menghargai adanya peran
lingkungan dalam memenuhi berbagai kebutuhan individu, sehingga pengalaman individu pada awal kehidupan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
kehidupan individu tersebut di masa selanjutnya.
C. Rangkuman
1. Teori psikoanalitis dari Freud menekankan pentingnya pengalaman masa
kanak-kanak awal dan motivasi di bawah sadar dalam mempengaruhi perilaku. Freud berpikir bahwa dorongan seks dan instink dan dorongan
agresif adalah penentu utama dari perilaku, atau bahwa orang bekerja menurut prinsip kesenangan.
2. Freud mengatakan bahwa struktur dasar dari kepribadian terdiri dari id,
ego,dan superego, dan bahwa ego berusaha memperkecil konflik di dalam diri dengan menjaga keseimbangan dorongan instink id dan
larangan sosial superego. Menurut Freud, salah satu cara orang mengurangi kegelisahan dan konflik adalah dengan menggunakan
mekanisme pertahanan defense mechanism: represi, regresi, sublimasi, penggantian, formasi reaksi, penolakan, dan rasionalisasi.
3. Menurut teori psikoseksual Freud, pusat dari kepekaan sensual bergeser
dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain ketika perkembangan berlangsung melalui serangkaian tahap berikut: oral hingga usia 1
tahun; anal usia 2-3 tahun; phalik 4-5 tahun; laten 6 –
pubertasremaja; dan genital remaja dan seterusnya. 4.
Teori psikoanalisis Freud adalah teori yang berpengaruh. Perhatiannya pada motivasi di bawah sadar dan mekanisme pertahanan, serta