Metode Pembelajaran Tinjauan Tentang Persiapan Pembelajaran
dipengaruhi oleh subjektivitas dirinya. Mampu melihat diri sendiri dan orang lain secara objektif, melihat kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan juga orang lain.
Selain itu juga mampu bertindak sesuai dengan hasil penglihatan tersebut. Ketiga, orang dewasa adalah orang yang telah dapat bertanggungjawab. Artinya telah
memiliki kemerdekaan, kebebasan, namun sisi lain dari kebebasan tersebut merupakan tanggungjawab. Oleh karena itu, pendidik harus terdiri atas orang-
orang yang dapat bertanggungjawab atas segala perbuatannya Sukmadinata, 2004: 254.
Selain kedewasaan, pendidik juga dituntut memiliki fisik dan mental yang sehat. Fisik yang sehat berarti terhindar dari berbagai macam penyakit. Pendidik
yang sakit bukan saja tidak mungkin dapat melaksanakan tugas dengan baik, tetapi juga kemungkinan besar akan menularkan penyakitnya kepada peserta
didik. Kesehatan fisik juga berarti pendidik tidak boleh memiliki cacat badan yang menonjol yang memungkinkan kurangnya penghargaan dari peserta didik.
Sedangkan untuk kesehatan mental yakni pendidik terhindar dari berbagai bentuk gangguan dan penyakit mental. Karena gangguan-gangguan mental yang diderita
pendidik dapat mengganggu bahkan merusak interaksi pendidikan. Pendidik yang memiliki gangguan mental tidak mungkin mampu menciptakan hubungan yang
hangat, bersahabat, penuh kasih sayang, dan pengertian kepada peserta didik Sukmadinata, 2004: 255.
Setelah memiliki kedewasaan serta kesehatan secara fisik dan psikis, maka pendidik merupakan suatu pekerjaan profesional yang harus mempunyai
penguasaan ilmu dan keterampilan keguruan yang luas dan mendalam. Untuk
dapat menyajikan dan menyampaikan materi pengetahuan atau bidang studi dengan tepat, maka pendidik juga dituntut menguasai strategi atau metoda
mengajar dengan baik. Artinya, pendidik dituntut untuk mampu mempersiapkan pengajaran, melaksanakan, dan menilai hasil belajar para peserta didik dengan
baik Sukmadinata, 2004: 256. Sukmadinata 2004: 259-260 juga berpendapat bawasanya seorang
pendidik harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik. Maka agar dapat berkomunikasi dengan baik, pendidik perlu memiliki kemampuan berbahasa
yang baik. Artinya pendidik perlu menguasai ucapan dan ragam bahasa yang tepat dan baik. Tinggi rendahnya, lembut dan kasarnya suara juga harus diperhatikan
oleh pendidik. Namun sebagai pendidik hendaknya memiliki volume suara yang sedang dengan kecepatan dan nada yang sedang pula. Kemampuan berkomunikasi
pendidik dalam kelas juga dipengaruhi oleh penguasaan pendidik akan bahan yang akan diajarkan. Pendidik yang tidak menguasai bahan, tidak akan lancar
dalam menyampaikan pelajaran, banyak berhenti atau melihat buku, bahkan mungkin banyak berbuat kekeliruan. Kekakuan dan kekeliruan yang diperlihatkan
pendidik akan menyebabkan kegelisahan pada peserta didik. Hal yang demikian akhirnya dapat mengakibatkan kurangnya perhatian, kurangnya penghargaan baik
pada pelajaran maupun pada pendidik. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bawasanya seorang pendidik
harus dapat melaksanakan tugasnya untuk menjadi diri sendiri, mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Oleh sebab itu pendidik harus memiliki
wawasan yang luas dan kecakapan berkomunikasi dengan baik. Serta mampu
menyusun strategi pembelajaran yang menarik dalam kegiatan belajar peserta didik.
2 Peserta Didik
Peserta didik adalah individu yakni manusia, tetapi bukan manusia pada umumnya melainkan manusia tertentu yang memiliki karakteristik dan keunikan
tertentu serta memiliki sifat yang spesifik atau sifat yang khas. Secara garis besar individu manusia terdiri atas aspek jasmani dan rohani atau aspek fisik dan psikis.
Walaupun dapat disebutkan secara terpisah, tetapi dalam kenyataannya kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan satu kesatuan
yakni kesatuan jasmani-rohani atau kesatuan psiko-fisik. Selanjutnya individu juga memiliki satu ciri yang esensial yakni individu selalu berperilaku atau
melakukan kegiatan. Suatu perilaku yang tidak hanya mencakup hal-hal yang dapat diamati overt tetapi juga hal-hal yang tersembunyi covert. Adapun
contoh dari perilaku atau kegiatan yang tidak dapat diamati adalah berpikir, mengingat, mengkhayal, membayangkan, menghayati, dan merasakan. Sedangkan
contoh dari perilaku atau kegiatan yang dapat diamati adalah berjalan, berlari, menulis, menggambar, tertawa, dan menangis. Suatu perilaku atau tindakan
individu juga meliputi hal-hal yang disadari dan tidak disadari. Menulis, berbicara, berpikir, menghayal adalah beberapa contoh dari perilaku yang
disadari, sedangkan lupa, bermimpi serta beberapa bentuk kesalahan yang tidak disengaja merupakan perilaku yang tidak disadari. Individu manusia juga
merupakan makhluk yang memiliki kepribadian yang unik dan subjektif sifatnya. Karena sifat-sifat itulah maka manusia bersifat misterius dan sukar dapat